Share

Bab 24. Hukuman

"Langit ...."

Aku menatap mata yang berangsur-angsur sendu. Mencoba hanyut dalam sorot kehangatan.

"Kamu mengharapkan aku tinggal?" ucap Langit seraya menyelipkan rambutku di telinga.

Aku yang berpegang erat pundaknya, hanya bisa mengangguk. Lidah ini kelu, seiring dengan degup jantung yang bertalu indah. Terlebih ketika dahi ini dikecup olehnya.

Napas hangat yang menerpa wajah, membuat hati ini menuntut perlakuan lebih. Dengan sendirinya, mata ini terpejam dan hanyut dalam sentuhannya. Dengan sendirinya, tangan ini ingin mengalung di lehernya. Memberikan ruangan lebih untuk membersamainya.

"Auuw!" teriakku mengaduh.

Saat tangan ini berpindah, tumpuan tanganku pun terlepas. Pergelangan kaki ini ternyata belum kuat untuk berdiri tegak, dan nyeri kembali menyerang.

"Kakimu masih sakit? Sini aku periksa!"

Pelan, dia mendudukkan aku di sofa, kemudian memastikan keadaan kakiku yang ternyata menghangat kembali. Pertanda, baru saja memaksakan kaki untuk berdiri.

"Aku ke sini tidak menemui
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status