Share

Bab 25. Semangatku

"Wajah Mbak Lintang cerah sekali. Dari tadi senyum-senyum terus. Padahal lagi sakit," tanya Mbak Rahmi.

Dia pulang untuk memastikan makan siangku. Hanya selisih beberapa menit dengan pulangnya Langit.

"Masak, sih. Biasa saja," jawabku sambil menyeruput jus strawberry sampai tandas.

Aku menatap kabinet berpintu cermin, menatap bayanganku yang ternyata benar. Senyuman terbayang di sana. Wajahku bersemburat merah, mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu.

Langit.

Nama yang kembali memenuhi hati, bahkan di kepala ini hanya teringat sosoknya. Kami tadi saling bercerita. Dia menceritakan bagaimana kehidupannya sebelum disibukkan dengan pekerjaan.

Benar cerita Pak Salim, dia dulu anak band.

"Aku pegang bass, yah sesekali jadi vokalis," ucapnya sambil tertawa.

"Aku hanya penikmat lagu. Oya! aku pernah dengar lagunya Padi. Tetaplah menjadi bintang di langit .... Agar cinta kita abadi ...," ucapku yang diakhiri menyanyikan cuplikan lagu. "Bagaimana kalau ini menjadi lagu kita?"

"Tidak!"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status