Share

Saling Membalas

Angela hanya bisa pasrah mengikuti langkah Verrel. Ia mulai ke lantai dansa. Tangan Adelia memegang kedua pundak Verrel. Sementara Verrel merangkul pinggang Angela. Perlahan - lahan mereka mulai berdansa.

"Kau lupa kau milikku, jadi jangan pikir bisa tertawa dengan pria lain." ancam Verrel.

Angela tersenyum sinis menanggapi pernyataan Verrel. Ia sangat membenci pria di depannya yang selalu saja mengatur gerak - geriknya. Angela memegang pundak Verrel matanya melihat kearah lain. Ia enggan menatap Verrel. Tatapan Angela berhenti pada seorang lelaki yang berdiri di pojok yang berusaha melihat wajahnya di antara kerumunan. Iya dialah Yohan, mantan kekasih Angela. Ia bersama wanita lain.

Buru - buru Angela menyembunyikan wajahnya. Jantungnya berdetak kencang ia tidak ingin bertemu dengan Yohan di saat seperti ini. Tanpa sadar wajah Angela terlalu dekat dengan Verrel. Angela melirik kearah Yohan, lelaki itu tampak melangkah mendekatinya. Angela semakin gugup. Ia tidak ingin Yohan mengetahui keberadaannya. Dengan agresif ia menarik tengkuk Verrel dan tiba - tiba menciumnya. Pria itu sangat terkejut menerima ciuman Angela. Ciuman yang sangat terburu - buru namun meninggalkan rasa manis bagi Verrel Burhan Prayoga.

Verrel tidak mau melepaskan pagutannya ia masih menginginkan lebih dari Angela. Yohan menghentikan langkahnya berdiri tepat di antara mereka.

"Angela, apakah ini dirimu?" tanya Yohan.

Verrel melepaskan ciumannya. Mendengar  nama istrinya di sebut pria lain, telinganya menjadi panas. Angela menoleh kearah Yohan. Belum sempat ia menjawab teman wanitanya sudah datang bergelayut manja di lengan Yohan.

"Mantan pacarmu? Lihatlah dia tampak murahan bersama dengan pria lain!" sindir perempuan itu.

"Maaf, Nona. Apa perlu saya perjelas siapa yang murahan sebenarnya!" kata Angela ketus.

"Kalian pergilah! Apa perlu aku panggilkan security kesini!" bentak Verrel.

"Hei, tampangmu memang sangat tampan. Tapi bukan berarti kau bisa mengusir kami." bantah perempuan yang bersama Yohan.

Verrel Burhan Prayoga menepuk tangannya dua kali. Dua orang yang bertugas mengamankan acara langsung mendekat.

"Seret mereka keluar!" perintah Verrel.

"Baik Tuan,"

"Tidak! Lepaskan! Kau tidak bisa memperlakukan kami seperti ini. Akan kubalas kalian," teriak wanita itu. Beberapa tamu undangan melihat kearah mereka. Namun tak ada yang berani turun tangan jika menyangkut urusan Verrel Burhan Prayoga. Seorang yang mempunyai pengaruh besar dalam dunia bisnis.

"Apa karena lelaki itu tadi kau begitu agresif menciumku?" sindir Verrel.

"Tentu saja. Mana mungkin aku mau mencium seorang laki - laki yang bibirnya penuh dengan bekas bibir wanita lain," sindir Angela tak kalah pedasnya.

Mereka tetap berdansa tapi masih saling menyerang dengan perkataan yang menusuk hati dan telinga.

"Aku penasaran dengan makanan kesukaanmu," kata Verrel.

"Ooh, Tuan Verrel sangat perhatian sekali sehingga peduli hal kecil tentang saya," sindir Angela.

"Aku curiga setiap hari kau sarapan dengan pisau sehingga mulutmu sangat tajam jika berkata - kata," tandas Verrel.

Angela tertawa. Ia merasa Verrel sangat lucu dengan perkataannya.

"Sial dia sangat manis sekali kalau sedang tertawa," batin Verrel.

Aku tidak boleh terpengaruh dengan penyihir satu ini, gumamnya dalam hati.

"Tuan, Verrel ... kata - kata Anda sangat manis sekali. Aku senang mendengarnya," jawab Adelia menahan tawanya.

"Diamlah, jika kau tidak bisa diam aku akan menutup mulutmu dengan ciumanku," ancam Verrel. Pipi Adelia merah seketika. Ia tidak berani lagi menertawakan Verrel.

"Ngomong - ngomong mana gaun yang aku berikan padamu. Kenapa kau menggantinya dengan gaun jelek ini?" tanya Verrel.

"Tadi, Pak Felix tidak sengaja menabrakku dan menumpahkan minumannya di bajuku. Ia sangat baik sekali mengganti bajuku yang basah dengan mengirimkanku baju yang baru," terang Angela.

"Dia playboy, jangan dekat - dekat dengannya," perintah Verrel.

"Tuan Verrel, Anda sedang membicarakan diri Anda sendiri?" sindir Angela.

"Maksudmu?" tanya Verrel.

"Bukankah Anda sangat pintar. Kenapa aku harus repot - repot menjelaskan." jawab Angela.

"Kau menyindirku!" sahut Verrel.

"Tidak menyindir. Tapi kenyataan," jawab Angela.

"Playboy hanyalah julukan. Apa yang ada di hati mereka sebenarnya belum tentu kau tahu," kata Verrel lirih.

"Bagiku playboy tetap playboy dia tidak akan berubah. Meskipun berubah tapi itu hanya sementara. Sewaktu - waktu dia akan menjadi rubah jantan yang jahat lagi," tandas Angela.

"Apakah kau sangat membenci mereka?" tanya Verrel.

"Tidak, aku tidak membenci mereka tapi aku tidak mau terlibat dengan orang macam itu," tandas Angela.

"Sekarang kau sudah terlibat," kata Verrel.

"Tidak, aku hanya mengikuti permainanmu. Sebentar lagi kau pasti akan bosan dan mencampakkanku. Jadi denganmu aku tidak harus menggunakan hati," cibir Angela.

Hati Verrel entah kenapa terasa sakit saat Adelia mengatakan kata terakhirnya. Ia merasa sangat bodoh mengharapkan Angela jatuh cinta padanya. Jelas itu tidak mungkin setelah Angela tahu sepak terjangnya selama ini. Angela gadis yang polos ia hanya ingin satu laki - laki untuknya. Setia dan tidak menoleh pada siapapun. Sementara kehidupan Verrel jauh dari itu semua. Banyak selebritis dan selebgram yang berusaha untuk mendekatinya. Untuk apa lagi kalau bukan untuk ketenaran dan popularitas semata.

Sedangkan Angela sangat berbeda ia sama sekali tidak tertarik padanya. Verrel sangat penasaran ingin menaklukkan hati Angela.

"Aku sudah sangat lelah berdansa, aku ingin pulang," kata Angela.

"Aku antar," tawar Verrel.

"Hai, Verrel kau disini rupanya," kata seorang wanita cantik dan seksi merangkul lengan Verrel.

"Lepaskan, jangan seperti ini!" tolak Verrel.

Angela membiarkan Verrel di goda oleh Belinda salah satu artis papan atas yang lagi naik daun. Gadis itu memilih menyisih dari kerumunan yang membuat kepalanya semakin pusing. Tiba - tiba ada seseorang yang menarik lengannya.

"Kau," kata Angela terkejut.

"Iya, ini aku," kata Yohan.

"Angela aku masih sangat mencintaimu. Maafkan aku, tadi adalah temanku ... aku tidak pacaran dengannya," terang Yohan.

"Aku bersedia meninggalkannya asalkan kau mau menikah denganku," bujuk Yohan menarik tubuh Angela ke dalam dekapannya.

"Lepaskan, jangan memelukku seperti ini," jawab Angela.

"Tapi aku masih sangat mencintaimu," kata Yohan.

"Tapi aku membencimu," jawab Angela.

"Tolong maafkanlah aku," mata Yohan memelas memohon pada Angela.

"Lepaskan dia!" Verrel tiba - tiba datang dan menarik tangan Angela.

"Sudah kubilang tunggu aku. Aku yang akan mengantarmu pulang," kata Verrel seraya menarik tangan Angela keluar gedung. Lelaki itu membawa masuk mobilnya dengan paksa.

"Aku tidak akan melepaskanmu, Angela," kata Yohan lirih.

Di dalam mobil Angela hanya terdiam. Sementara Verrel tak henti - hentinya mengomeli dirinya.

"Aku tidak ingin melihatmu dengannya lagi," kata Verrel tegas.

"Hah, apa aku tidak salah dengar. Kau bebas dengan wanita mana pun, kenapa aku tidak." sindir Angela.

"Itu tadi Belinda teman lamaku. Aku sudah tidak ada hubungan apapun dengannya," terang Verrel.

"Tuan Verrel yang terhormat untuk apa Anda susah payah menjelaskan padaku," sindir Angela.

---Bersambung---

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status