Share

Menguras Energi

“Kamu pucat, Yang … tadi enggak sarapan sih,” tegur Kaivan, tangannya terulur mengusap keringat di pelipis Zhafira setelah mengangkat helm proyek di kepala istrinya.

Mereka sedang berada di salah satu proyek untuk keperluan pengecekan dan koordinasi karena perhari ini pengerjaan resmi di mulai.

Zhafira memaksakan sebuah senyum untuk menunjukkan ia baik-baik saja.

“Tadi Fira belum lapar, tapi Fira bawa bekal kok Mas di mobil.”

Zhafira berdusta, padahal tadi ia muntah-muntah di kamar mandi sehingga terlambat ikut sarapan di meja makan.

Dan sebenarnya bukan tidak lapar tapi Zhafira merasakan mual dan begah pada perutnya.

Ia sadar selama beberapa hari terakhir terlambat makan sehingga bisa dipastikan asam lambungnya pasti kambuh.

Zhafira tidak ingin Kaivan mengetahui hal tersebut.

“Ga, bawain bekal di mobil untuk ibu …,” titah Kaivan pada sekertaris Zhafira.

“Baik Pak,” sahut pria
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status