Share

Bab29

Bab29

Rasa mual terus- menerus menyerang pagiku. Kadang aku sampai kesulitan untuk menelan makanan.

"Makan ini, setidaknya tetap ada yang bisa kamu makan," ucap Angkasa, sambil memberikan aku sepiring aneka buah- buahan yang sudah terpotong- potong cantik.

Aku terdiam sejenak.

"Ayo makan, aku nggak mau calon anakku kenapa- kenapa," lanjut lelaki itu.

Aku menarik napas berat dan menerimanya.

"Aku pergi dulu," ucapnya lagi. Aku hanya mengangguk.

Aku berusaha berdamai dengannya, tanpa terus- menerus melawannya. Nyatanya keadaanku sekarang tidak berdaya, dan tidak memiliki kekuatan apa- apa.

"Dalam hidup ini, tidak ada yang benar- benar mudah, semua menjalani ujiannya masing- masing. Jangan berkecil hati, Nona. Apapun yang terjadi, jalani dan pelajari, agar semua terasa lebih mudah."

Ucapan bi Aya, terngiang ditelinga.

"Awali pagi dengan senyuman, doa dan harapan. Bibi yakin, Nona akan menjadi lebih tenang."

Dan semua itu, aku coba terapkan dalam hidupku selanjutnya. Mama Lida, Mouren
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status