Share

Berita Besar

Dewi tersenyum simpul. Sebenarnya dulu Dewi pun butuh usaha keras untuk benar-benar melupakan semua tentang harapannya kepada Adnan. Hanya saja, logika Dewi cukup jalan. Ia tidak mau kecewa. Ia tidak mau merasakan sakit yang sama seperti yang ibunya rasakan dulu. Meski pada akhirnya satu-satunya laki-laki yang ia anggap tidak akan mampu menyakitinya justru menjadi orang yang paling menyakitinya.

"Kenapa, Wi? Apa kurangku?"

"Status sosial kita terlalu timpang," jawab Dewi pada akhirnya.

"Why!?" Adnan cukup terkejut mendengar jawaban Dewi. Ia tidak pernah memikirkan hal itu sama sekali. Bertahun-tahun ia pikir kalau dirinya memiliki kekurangan yang tidak bisa Dewi terima.

Dewi mengangguk. "Aku cukup tahu diri. Ibuku janda enggak punya apa-apa. Apa kata orang kalau sampai aku sama kamu?"

"Apaan emangnya?"

"Ish!" Dewi membuang muka.

"Serius, Wi? Hanya karena itu?"

Dewi mengangguk-angguk.

"Astaga, Wi. Aku dan keluargaku itu enggak pernah pusingin status sosial. Bagi kami semua sama aja. Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status