"Kamu lagi banyak pikiran ya?"
"Tidak kok. Aku orangnya woles," jawab Grace."Kalau begitu, gimana kalau kamu ke rumahku? Mama hari ini pulang ngantor agak Awal, nanti aku minta Mama bikinin jamu biar nyeri haidnya bisa cepat sembuh kayak yang dulu-dulu."Yvan memberi penawaran, tapi Grace langsung meresponnya dengan gelengan kepala."Tidak usah, Van," tolak Grace halus."Habis ujian aku mau langsung pulang, mau nyiapin makan siang Marvel."Yvan tiba-tiba mendengus kesal."Nyesel aku kalau kayak gini ceritanya.""Nyesel kenapa?" Grace tidak paham."Dari tadi aku ngawatirin kamu, mikirin kamu ... tapi kamunya malah mikirin orang lain. Anjing lah!"***"Apa siang ini Tuan sibuk?" tanya Rebelza begitu mereka keluar dari ruang meeting. Marvel yang berjalan di sampingnya kontan menggeleng."Tidak."Rebleza lantas melirik jam tangannya."Sebentar lagi jam istirahat. Tuan mau makan siang dengan saya?""Tiba-tiba sek"Yang kedua ini namanya Largo Gasang, usia 50 tahun, direktur JJ Fashion.""Dan yang terakhir ini." Lester menggantungkan kalimatnya.Marvel menyesap rokoknya."Ada apa dengan yang terakhir?""Tuan mengenal dekat orang ini," ungkap Lester, kemudian memutar beberapa potongan CCTV dari berbagai angle yang digabung menjadi satu video utuh."Tidak ada interaksi secara langsung, namun Kian Draizuke memang sering kedapatan mengamati Nyonya Grace dari jauh.""Apakah saya perlu menjelaskan profilnya?" tanya Lester begitu melihat Marvel menjatuhkan puntung rokoknya, kemudian mematikan bara apinya dengan menginjaknya.Raut wajah Marvel juga langsung berubah. Reaksinya berbeda ketika Lester menyebutkan dua orang lainnya. Kali ini, Marvel tampak begitu terkejut. Setengah tidak percaya."Dan menurut saya, dari ketiga orang tersebut, Kian Draizuke yangpaling sus.""Menurut saya?" Marvel mengulangi pernyataan Lester dengan seringaian yang menginti
Marvel spontan menutupi telinganya rapat-rapat saat Grace tiba-tiba berteriak kencang. Gadis itu terkejut bukan main saat Marvel menanggapi monolognya barusan. Rasanya jantungnya seperti terjun payung ke lambung."K-kamu dari kapan masuk kamar aku?" tanya Grace gelagapan, ia berusaha melepas pengait bra yang ia kenakan, tapi tidak bisa-bisa karena sudah keduluan panik."Dari kamu tanya ke Google," jawab Marvel apa adanya selagi mendekati Grace yang tampak kesusahan. la kemudian memegangi pundak Grace, memutar tubuhnya lembut sehingga kini gadis itu memunggunginya."Marvel, mau ngapain?" Grace makin panik."Bantuin kamu," sahut Marvel, lantas dengan telaten mulai melepas pengait bra motif macan tersebut."Kamu kenapa pakai bra di luar piyama begitu? Apa biar payud*ranya lebih hangat dan tidak masuk angin?""Bukan-bukan!" sergah Grace cepat-cepat, berusaha berpikir keras untuk mencari alasan yang tepat selagi melempar bra tadi ke sembarang arah."Mmm
"Apanya?""Ya apa lagi?""Maksud kamu malam pertamanya?""Itu tahu, pakai nanya segala," ucap Grace."Lo, ya jangan!""Loh, ya suka-suka aku!""Loh, ya tidak boleh begitu!""Yang ngilangin tupperware siapa?" sarkas Grace sambil menoleh ke belakang untuk menunjukkan wajah julidnya pada Marvel.Lantas Marvel pun memasang ekspresi melas yang menyedihkan, ia juga sempat memanyunkan bibirnya sebelum menandas, "sebenarnya suami kamu itu aku atau tupperware?""Kamu jangan peluk-peluk dulu deh, aku jadi susah mau aduk nasinya." Grace berkilah, tak ingin menjawab pertanyaan konyol Marvel."Tidak mau," tolak Marvel, justru semakin mempererat pelukannya."Ih! Ih! Ih! Itu di tangan kamu ada apa?" tipu Grace sambil menunjuk tangan Marvel.Pria dewasa itu percaya. la langsung melepas pelukannya dan mengecek ada apa di tangannya. Tapi ternyata tidak ada apa-apa."Bohong ya kam_""Astaga! Aku lupa masukin sosis," interupsi Grace
"Tapi waktu menstruasi bulan kemarin, Grace tidak seperti ini, Bi."Bibi Maid menerka."Mungkin kali ini ada yang membuat Nona Grace sebal, makanyabegitu.""Jadi maksud Bibi, aku menyebalkan?" tebak Marvel sedikit tak terima, ia menatap tajam wanita dewasa itu."Hehehe." Bibi Maid meringis, "bisa jadi.""Ya ampun! Astaga! Saya lupa beli kecap asin," celetuk Bibi Maid sambil menepuk jidat, pura-pura kaget, padahal ada niat terselubung di dalamnya."Tuan, permisi. Sepertinya saya harus kembali ke supermarket untuk beli kecap asin."Ya, Bibi Maid harus segera melarikan diri. Semoga kejujurannya ini tidak menyebabkan dia dipotong gaji.***Tok! Tok! Tok!Grace sedikit terkesiap begitu mendengar pintu kamarnya diketuk. Tanpa memalingkan perhatiannya pada buku paket bahasa inggris, Grace lantas menyahut, ".asuk saja, tidak dikunci."Pun tak perlu menunggu lama, seseorang yang ada di balik sana segera membuka pintu, lalu masuk ke
Grace itu lekas mendekatkan bibirnya ke telinga Marvel, lalu mulai berbisik, "Paris.""Paris?" Marvel mengulangi perkataan Grace."lya." Grace mengafirmasi dengan anggukan."Aku mau ke Paris, mau lihat Menara Eiffel.""Cuma mau lihat Menara Eiffel?" tanya Grace memastikan."Iya.""Kenapa harus jauh-jauh ke Paris? Aku juga punya Menara Eiffel di bawah sini," goda Marvel sambil melirik pusat selangkan*annya, "mau lihat?""Ih!!!" Grace memukul-mukul pundak Marvel."Kamu otaknya meslek!""Aku serius," cetus Marvel sambil membentengi diri dari pukulan brutal Grace."Ini namanya juga Menara Eiffel, Sayang. Kan sama-sama bisa berdiri menjulang. Besar dan panjang."Siapapun tolong selamatkan Grace dari humor dewasa ini!"Kamu jangan ngomong gitu, aku jadi takut," tandas Grace selagi menutupi kedua telinganya.la kembali teringat saat tak sengaja melihat aset milik Marvel menggembung di balik celana. Wow! Pikiran Grace mulai
"Maaf, seharusnya aku membawamu kemari lebih awal," celetuk Marvel, merasa bersalah."Tidak masalah." Grace menggeleng pelan dengan kulasan senyum manis di bibirnya."Padahal rencana awal, kita akan sampai di Paris pagi tadi," keluh Marvel sembari menghela napas dalam, "aku tidak menduga akan ada masalah tepat sebelum kita berangkat."Masalah yang Marvel maksud di sini berkaitan dengan proyek Solsctice. Salah satu perusahaan yang memberi sponsor besar dalam proyek ini tiba-tiba mengundurkan diri karena terkena skandal penggelapan dana dan kasus suap setelah diaudit. Alhasil, PrimeVenture harus mengadakan rapat darurat untuk mencari sponsor pengganti, sebab jika tidak, proyek ini tidak bisa berjalan maksimal karena kekurangan dana. Beruntung dalam hari itu juga, PrimeVenture bisa menggaet beberapa perusahaan yang bersedia memberi sponsor. Ya, karena hal itulah, keberangkatan mereka yang sudah dijadwalkan siang hari, mau tidak mau harus mundur sampai tengah malam. Marve
Grace lantas berinisiatif membuka laci-laci meja rias karena berpikir bahwa Marvel mungkin mempersiapkannya, dan benar saja! Di sana tersimpan berbagai alat make up, lengkap dengan brush, beauty blender dan perintilan-perintilan lainnya. Grace lalu mengeluarkannya satu persatu. Semuanya masih baru, dari brand terkenal Chanel."Gila, make up-nya terbuat dari komposisi duit!" sarkas Grace, ia tahu bahwa semua make up dari brand Chanel memang sangat mahal dibandingkan produk dari brand lainnya."Ini kayaknya kalau ditotal bisa buat beli motor Nmax."Baiklah, Grace kembali dengan jiwa miskin serta pemikiran yang kikir dan medit. Bicara soal skill make up, ia bukanlah seorang profesional, tapi setidaknya tahu cara mempercantik diri dengan sapuan kuas di wajahnya. Ternyata tidak sia-sia selama ini ia menonton video tutorial make up di YouTube Tasya Farasya untuk mengisi kegabutannya. Sepuluh menit berselang, Grace akhirnya selesai memoles wajahnya dengan make up natural loo
"Car seat?" tanya Grace mengulangi.Si sopir terlihat mengangguk, "yes, Madam. A car seat."Setelah dikonfirmasi, Grace kemudian mengamati jok tempat duduknya. Tidak ada kantong. Tapi ... jok di depannya ada kantong!Ya, akhirnya Grace mendapatkan jawabannya! Jok memang memiliki kantong di bagian belakang, di sini Marvel menafsirkannya sebagai punggung. Wah, ini benar-benar teka-teki yang rumit!"Thanks, Sir!"seru Grace senang sekali.Grace kemudian buru-buru merogoh kantong tersebut, ia yakin pasti ada sesuatu di dalam sana. Dan lagi-lagi dugaannya benar! Ada sebuah kotak seukuran telapak tangan dan sebungkus dark coklat batangan. Karena tertarik dengan kotak itu, Grace segera membukanya. Gadis itu langsung membelalakkan matanya ketika mengetahui isi di dalamnya ternyata adalah sebuah gelang mutiara yang sangat cantik, berkilauan, dan sudah pasti sangat mahal."Aaa ... bagus banget," gumam Grace setelah memakai gelang tersebut di pergelangan tangannya. la tidak bisa b