Share

24. Penghinaan Yang Dia Rasakan

"Nona Muda, silakan makan kuenya."

Aruna mengulurkan tangan dan mengambil satu buah kue dari piring yang disodorkan seorang pelayan kepadanya.

Gadis itu memakannya dalam diam, menikmati rasa manis kue itu dengan kesunyian diantara ramainya perbincangan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya dan kedua kakaknya. Mereka berbincang dengan bahagia tapi tidak mengikutsertakan Aruna dalam perbincangan itu. Membuat Aruna justru berusaha keras agar keberadaannya terasa setipis mungkin. Dia bersikap seolah tidak tergabung di sana.

Aruna masih merasakan trauma. Apa yang dialaminya beberapa waktu lalu masih sangat membekas dalam dirinya. Aruna sampai merasa tidak nyaman saat tadi dipanggil oleh pelayan ibunya, disuruh untuk menghadiri minum teh bersama keluarga mereka.

Aruna hadir karena mengira kakeknya akan hadir juga. Tapi ternyata, di sini hanya ada mereka. Macario sama sekali tidak kelihatan. Membuat Aruna ingin segera cepat-cepat pergi dari sini. Terlebih, saat helaan napas Beroz dan liri
Cyra Arluna

halo semua! sejauh ini, bagaimana menurut kalian perkembangan cerita ini? Apakah cerita ini cukup bagus dan membuat kalian tertarik? kalo iya, mohon dukungannya ya~! jangan lupa ramein~ - salam, Cyra Arluna.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status