Share

Urus milikmu sendiri.

Namun, seperti sebuah ketebalan muka telah mengakar pada darah dan tulang Vanessa, ia tetap berjalan masuk ke dalam ruangan dengan santai, serta tak ambil pusing tetang pendapat Anggara perihal kehadirannya di sana.

Bagaimanapun, ia telah menerima perlakuan tersebut sejak ia masih kecil.

"Ayolah...aku hanya sebentar saja."

Wanita itu berjalan mendekat kearah meja kerja Anggara, mendudukkan tubuh tepat di depan sang presdir muda tersebut.

Sementara Anggara yang kurang suka dengan sosok sang adik, semakin jengah ketika melihat tingkah lakunya.

Namun, Ia menyimpannya dalam kebisuan, serta tetap fokus dengan berkas yang di pegang nya, tanpa harus repot untuk melirik sosok yang kini telah duduk di depannya tersebut.

"Sepertinya proyek hunian di pinggiran kota milik kakak sudah 80% selesai."

Vanessa memulai percakapannya dengan Anggara, meski ia tidak di anggap sama sekali.

"Kurasa, Ayah akan memberikan proyek hutan hijau kepadamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status