Seorang pria berpenampilan setelan jas rapi berjalan tergesa-gesa menuju rumah sakit. Dia adalah Kris dengan raut wajah gusar tidak memperdulikan siapapun melihatnya aneh bahkan ada yang tersenggol olehnya dia tidak dihiraukannya yang penting harus segera menuju ruang rawat tempat istri atasannya berada.“Aku minta maaf Keira. Aku sebenarnya melakukan kesalahan yang benar - benar ku sesali seumur hidupku kalau aku pernah dengan Vio melakukan —”“Maaf Pak, saya mau memberikan kabar,” ujar Kris langsung membuka pintu kamar rawat Keira.Dean menatap Kris dengan kesal bahkan sangat kesal. Asisten baru nya ini malah mengganggu.“Ada apa?” tanya Dean.“Kris… apa kamu, Kris Adinata?” tanya Keira terkejut melihat Kris.“Eh, apa kamu si senggol bacok Keira Mawar berduri?” tanya Kris mendekati Keira.“Yaa ampun Kris apa kabar Jeng?” ujar Keira dengan suara riang gembira.“Astaga mawar berduri ku yang cantik. Aduh aku seneng banget deh bisa ketemu kamu lagi. Kabar aku tuh baik-baik aja loh,” uca
Kris melirik ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada yang mendengarkan mereka.“Ada apa dengan Ettan Lucas, Kris?” tanya Dean dengan suara tegas.“Ettan Lucas mati Pak,” ujar Kris berbisik.“Apa! Ettan mati?” teriak Dean tidak percaya.“Aduuh Pak jangan keras-keras.” Kris berbicara berbisik dan dengan spontan menutup bibir Dean dengan sebelah tangannya.Dean dengan kesal menghempaskan tangan Kris.“Kamu dasar kurang ajar! Iih gila tanganmu bau banget!” Dean membentak tapi dengan berbisik juga.“Maaf Pak. Masa sih bau,” bisik Kris sambil mencium tangannya.“Ooh ini bau terasi Pak. Tadi saya makan sambal terasi pak.”“Kita ke kantor polisi sekarang,” ajak Dean.“Baik Pak.”Walau sebenarnya Dean bersyukur Ettan mati, tapi dia juga merasa ada yang aneh. Tidak mungkin Ettan bisa mati dengan begitu mudah. Pasti ada sesuatu di balik kematian Ettan.“Bagaimana Ettan mati?” tanya Dean penasaran pada Kris.“Dari desas-desus yang saya dengar Ettan Lucas mati bunuh diri Pak,” ucap Kris.“Mati b
Di sebuah rumah mewah bergaya Eropa dengan pilar-pilar menjulang tinggi sedang sibuk menyiapkan acara pemakaman. Sang pemilik rumah sedang berlatih di depan cermin wajah berduka di dampingi seorang wanita muda yang mengenakan gaun hitam berpotongan da.da rendah memperlihatkan asetnya untuk dipandang setiap orang.“Sudahlah Sayang. Kamu ga usah sok sedih begitu,” ujar Vanessa kekasih Lucas.“Kamu ini gimana sih. Aku itu harus terlihat sedih, masa anak sendiri mati aku malah bahagia,” ucap Lucas kesal.“Lah gimana kamu bisa sedih kalau kamu yang menyuruh orang untuk membunuh anakmu sendiri. Sudahlah jangan sok menjadi korban deh,” ejek Vanessa jengah.“Vanessa! Kamu bisa diam atau aku akan memotong lidahmu,” ancam Lucas menatap Vanessa tajam. Ingin sekali dia menyiksa wanita seksi tersebut.Vanessa hanya bisa menelan salivanya. Dia tahu kekejaman Lucas. Anak kandungnya sendiri saja dibunuhnya apa lagi cuman dia yang wanita simpanan Lucas.“Ma–maafkan aku, Sayang. Maaf aku ga akan pernah
Dean hanya menatap Vanessa. Haruskah dia membalas uluran tangan wanita yang ada di hadapannya? Kris menyenggol tangan Dean. Membuat Dean tersadar kalau Vanessa masih mengulurkan tangannya menggantung di udara.Dean pun membalas uluran tangan Vanessa lalu berkata, “maafkan saya membuat wanita seanggun anda menunggu Nona…”“Vanessa panggil saja Vanes,” ucap Vanessa malu-malu.“Ooh iya Nona Vanes. Saya, Dean Angelo.”Dean sangat muak menatap Vanessa. Wanita itu seperti ulat bulu kegatelan sendiri. Kris tahu kalau Dean tidak menyukai Vanessa malah senyam-senyum sendiri. Mau bagaimana lagi sekarang hanya Vanessa yang bisa diandalkannya. Kris berharap semoga wanita cantik tersebut bisa dengan mudah masuk perangkap.“Boleh saya minta nomor ponselnya?” tanya Vanessa.“Oh tentu saja.” Dean menyebutkan nomor ponsel Kris.Dengan cepat Vanessa memasukan nomor Dean diponselnya dan langsung menghubungi nomor tersebut. Dean tidak menyangka Vanessa akan melakukan hal tersebut menjadi terkejut.“Kok
Terpaksa Keira menurut perkataan Rosanna dan Arman yang harus menunggu Dean datang ke rumah sakit. Dengan wajah cemberut Keira diam tanpa suara mendengar nasihat-nasihat orang tuanya tentang pernikahan.“Keira jika sudah menikah itu tidak boleh egois. Kamu harus mengerti tentang pasanganmu,” ujar Rosanna.“Jika kalian ada masalah dalam rumah tangga harus diselesaikan secara baik-baik bukannya malah saling meninggalkan rumah jadilah kalau ada orang lain yang tidak suka bisa saja masuk ke dalam hubungan kalian.”Keira hanya menganggukan kepalanya. Harusnya Mama berkata itu pada Dean bukan dirinya. Dean yang selalu pergi dari rumah jika ada masalah dalam rumah tangga mereka.“Kamu juga harus tau kalau pernikahan bukan sekedar akhir dari sebuah hubungan, melainkan awal terjadi hubungan baru dan status baru,” ujar Arman.“Dalam hubungan kalian harus ada komitmen dan komitmen dalam hubungan kalian itu sangat penting dan bisa membuat pernikahan langgeng sampai tua. Kalian menikah sudah berja
Hampir setiap laki-laki menginginkan pasangan terutama istrinya merupakan orang yang sempurna cantik, seksi, pintar dan dapat diandalkan, begitu juga dengan wanita yang juga menginginkan pasangan terutama suaminya merupakan orang yang sempurna tampan, seksi, pintar, kaya, berpendidikan, dan tentu saja selalu bisa diandalkan. Namun, mereka lupa bahwa tidak pria ataupun wanita yang bisa seperti itu.Tuhan menciptakan manusia baik laki-laki dan wanita memiliki banyak kekurangan tidak bisa sempurna sesuai impian. Tujuan Tuhan menyatukan dua orang yang tidak sempurna untuk saling melengkapi kekurangan pasangan masing-masing. Terimalah segala kekurangan dan kelebihan pasanganmu karena engkau pun tak sempurna.Seandainya Dean dulu bisa mempercayai Keira mungkin segalanya bisa berbeda. Begitu juga Keira, seandainya dia mempercayai Dean tentu permasalahan mereka tidak akan seperti sekarang. Cinta yang menggebu-gebu yang selalu ada di awal bisa sirna dengan seiringnya waktu.Sekarang Saat berad
Pagi ini terasa berbeda. Keira dan Dean tidur di tempat tidur yang sama walau ada pembatas guling di antara mereka berdua.“Syukurlah laki-laki ini tidak melewati batasannya,” ucap Keira.Keira sengaja bangun lebih pagi karena mau mengantarkan Rosanna ke pasar. Mama nya tidak suka membeli makan di restoran, tapi lebih suka masak sendiri.“Baru Mama mau banguni kamu,” ucap Rosanna yang sudah menunggu Keira di bawah.“Aku sudah bangun Ma.”“Sudah mandi?”“Nanti aja setelah dari pasar, aku cukup cuci muka, sikat gigi pakai krim pagi. Beres deh.”“Yaa ampun kamu memang benar-benar anak yang super jorok.”“Udahlah Ma jangan ngomel-ngomel terus. Nanti keburu kesiangan.”Keira menggunakan mobil Dean mengantarkan Rosanna kepasar. Dia juga sudah lama tidak ke pasar. Pasar dulu merupakan tempat favoritnya saat pergi berbelanja dengan Rosanna. Banyak sekali penjual makanan di sana dan dia sangat suka dengan tawar menawar.Sambil menyetir Keira melirik di jok belakang mobil. Ada sebuah kotak yang
Rasanya begitu berat meninggal orang yang dicintai, tapi sekaligus orang yang menorehkan luka. Terkadang tidak semua orang mengerti hal tersebut. Hanya yang pernah merasakan luka yang mendalam mengerti apa yang dirasakan.Keira menghela napasnya duduk di pinggir kolam renang dengan perasaan yang tidak menentu. Dia ingin sekali semua masalahnya selesai, terlalu lelah dia dengan semuanya.Kris melihat Keira duduk sendirian. Dia ingin membuat Keira tidak melakukan hal yang bodoh lagi. Dia pun mendekati Keira yang sedang duduk sendirian.“Lagi ngapain Kei? Kok melamun aja?” tanya Kris.“Lagi duduk aja di sini. Males di dalam,” jawab Keira santai.“Ooh di dalam ada Dean yaa. Akrab yaa Om dan Tante sama Dean. Memang menantu idaman.” Kris melirik Dean yang sedang membantu Rosanna dan Arman di dapur.“Iya. Dean selalu bisa mengambil hati orang tua ku.” Keira tersenyum tipis.“Kamu tau ga kalau Dean sangat mencintaimu, Kei?”Keira hanya diam. Dia malas menjawab pertanyaan Kris karena dia tahu