Share

Silence

Haris menutup pintunya dengan keras. Pipinya masih terasa panas oleh tamparan kecil Brisya. Ia tak habis pikir mengapa Brisya masih saja keras kepala dan bertahan dengan Aji. Bila Brisya hanya mencintai Haris harusnya ia tidak perlu ragu untuk meninggalkan Aji, bukan?

Ragu Haris membuka laci di bawah tempat tidurnya, laci itu sempat kosong karena Hendri membuang semua minumannya namun sekarang sudah di isi lagi oleh Haris. Namun bayangan wajah Brisya tiba-tiba membuat Haris urung mengulurkan tangannya untuk meraih satu botol minuman favoritnya. Sial!! Mengapa ia masih saja memikirkan Brisya!!

Tadi siang saat Zunita tiba-tiba mengiriminya pesan whatsapp dan mengatakan bila Brisya sedang menuju kota kecilnya, Haris seperti mimpi di siang bolong. Ia cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya dan menyusul kemari. Ia tak lagi menghiraukan puluhan kilometer jarak yang harus ditempuh hanya untuk melihat Brisya. Haris bahkan sudah merindukan kekasihnya itu sejak ia mengantar Brisya pulang ke ruma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status