Share

BAB 22 B

PAPA MUDA 22 B

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Selama beberapa bulan ini ia kerap memperhatikan ilmu tentang menulis sebuah cerita dan novel di beberapa grup menulis. Hanya tinggal memantapkan mental untuk membuat dan mengunggah di grup menulis. Setidaknya itu bisa membuat hati tahan banting untuk sebuah kritik dan saran.

Dyra menghirup napas sejenak lalu membuangnya perlahan sebelum jemari lentiknya menari di atas keyboard ponsel. Entah berawal dari mana kepalanya terpikirkan satu judul untuk kejadian hari ini. 'Maafkan Cinta' seakan mewakili isi hatinya.

Paragraf demi paragraf mulai tertulis satu per satu hingga menjadi cerita. Berbagai rasa dan ekspresi di wajah seakan memberi tahu kalau yang ditulis itu nyata dari hati, bukan sekedar khayalan. Karena untuk seorang Andyra Arsha menulis itu bisa dijadikan tempat pelarian mengungkapkan isi hati yang tertahan.

"Ditambah quotes di bawah pasti tambah kena," pikirnya untuk mempermanis cerita.

'Cinta terkadang tak butuh ungkapan, melainkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status