PAPA MUDA 45 COleh: Kenong Auliya ZhafiraAlsaki sengaja membiarkan Dyra dengan permainannya. Setelah merasa cukup, gilirannya memegang kendali. Tangan kanannya menarik pinggang sang wanita agar mengikus jarak yang ada. Kehangatan kembali tercipta kali kedua. Bahkan, kali ini lebih terasa didominasi nafsu. Kedua belah bibir yang menyatu seakan bernyanyi dalam tarian lidah di dalam sana hingga bertukar ludah berkali-kali. Menikmati gairah tertinggi sebuah hubungan yakni bertukar nafsu berkedok cinta. Hanya itulah mengekspresikan rasa cinta dari sudut pandang orang dewasa, meskipun ada juga yang berbeda, tetapi kembali lagi kalau cinta itu tidak bisa dipaksa. Jadi, lebih baik menikmati selagi ada dan bisa. Ketika tenggah berenang dan menyelami dalamnya rasa berbalut gairah asmara, tiba-tiba telinga mereka mendengar suara yang sangat dekat, siapa lagi kalau bukan Gala Mahendra. Dengan cepat, sang pria menarik diri dari kegilaan yang memberi kebahagiaan. Bahkan, jarinya masih sempat me
PAPA MUDA 46 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMengetahui seseorang yang dulu pernah mengisi keseluruhan hati dan hidup tengah berada dalam keadaan tidak baik-baik saja, pastinya masih memiliki sedikit simpati. Bukan karena ingin kembali, tetapi sekadar wujud terima kasih dan peduli. Seberapa perih hati tergores, tentang manusiawi harus mendapat toleransi di urutan pertama. Apabila itu mampu terlewati, maka keberhasilan hidup tanpa membenci adalah sikap manusia sejati. Alsaki tidak mau lagi terjebak hidup yang menyembunyikan hatinya dalam gelap, tanpa cahaya. Kelam dan muram. Lagian ia sudah berjanji pada wanita yang baru saja pulang untuk berdamai dan menerima masa lalu tanpa menimbun luka. Sekarang menjadi waktu yang tepat. Ketika hati meyakini ingin memberi dukungan, saat itulah rasa benci dan dendam jatuh berguguran ke tanah. Ia tidak ingin lagi terinjak ketidakpastian akan hidup yang sebelumnya. Alsaki menatap Adrian yang memasang wajah khawatir seperti dirinya. Entah karena memiki
PAPA MUDA 46 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraAir yang mengalir dari wastafel tiba-tiba menarik perhatiannya. Seandainya semua masalah hidup bisa seperti air yang begitu mudah keluar menuju tempat seharusnya, pasti tidak ada kesedihan dalam diri manusia. Namun, sayangnya antara kesedihan dan kebahagiaan selalu menjadi penyeimbang kehidupan. "Aku pasti bisa lalui semua ini! Tidak mengapa nama hancur berserakan, asal Gala masih menganggap Mama," ucapnya lirih, lalu membasuh wajah dengan kedua tangan. Setelah selesai, ia pun kembali duduk di hadapan laptop. Arista menghela napas sejenak, lalu mengembuskannya perlahan sebelum jemarinya menekan tombol on. "Aku pasti bisa hadapi ini. Jangankan cacian seperti ini, kritik pedas tentang tulisan dulu pun tidak goyahkan langkah untuk tetap terjun ke dunia literasi," hiburnya pada diri sendiri. Tidak menunggu waktu bermenit-menit, layar berlatar gambar sang anak saat kemarin bermain bersama terlihat jelas. Sejak mendapat izin bertemu Gala, layar
PAPA MUDA 46 COleh: Kenong Auliya ZhafiraArista memberanikan diri melihat kembali postingan yang beberapa menit lalu diunggah. Puluhan komentar berderet urutan dari atas ke bawah. Di antara mereka ada yang mencaci, mengumpat, masa bodoh dan ada juga beberapa yang mendukung. 'Wah, jadi inisial AA itu Adila Arista? Enggak nyangka kalau di balik indahnya tulisan ada hitam yang tersembunyi.''Akhirnya, kamu muncul juga Thor! Bisa spill mantan suaminya enggak? Siapa tahu masih muda dan oke!''Belajar jadi ibu yang baik dulu, Thor! Baru menekuni dunia literasi.''Sayang sekali tulisanmu tidak seindah nasibmu, Thor!''Udah, enggak usah jadi penulis aja, Thor! Menjaga keluarga aja enggak becus!''Spill nama mantan suaminya dong, Thor! Siapa tahu jodoh.''Sabar, Mbak Thor. Aku mengagumi karyamu. Masa bodo dengan kehidupan pribadimu.''Aku masih setia menunggu karya-karya terbaikmu, Thor! Semangat. Salam buat Gala, Thor! Moga bisa jadi anak yang melindungimu, Thor!''Inget, Thor! Sebagus-bag
PAPA MUDA 47 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMengesampingkan sejenak cemburu dan kesakitan akan hati dalam keadaan tidak tepat akan lebih mudah dilakukan, daripada lepas kendali karena amarah berselimut cemburu. Rasa itu harusnya bisa diterima apabila sakit yang dirasakan tidak begitu dalam. Atau memang sudah sepantasnya itulah yang harus dilakukan untuk sebuah hubungan asmara penuh pikiran serba dewasa. Ya, Dyra menjatuhkan hatinya pada pria yang dewasa dari segala sisi. Terutama tentang keadaan dan masa lalunya. Ia dituntut harus banyak mengalah dan menerima karena bukan menjadi orang yang pertama membuka hatinya. Akan tetapi, hal itu tidak penting lagi ketika sang pria mampu membuatnya percaya akan sebuah janji setia bersama. Bahkan, ketika saat-saat seperti ini, di mana wanita masa lalu prianya terkena masalah dan membutuhkan dukungan, ia harus rela dan siap melihat pemandangan yang mungkin menyakitkan hati. "Aku pasti udah melakukan hal yang benar. Bagaimanapun Mbak Arista adalah
PAPA MUDA 47 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSejak tahu ada kesamaan mimpi antara dua wanita dari masa berbeda, Alsaki terkadang mengikuti beranda biru seorang Andyra Arsha. Meski tidak begitu tahu ada grup khusus menulis, tetapi wanitanya selalu mengunggah tulisannya di wall pribadi. Hal itu cukup memudahkan sang pria menyelami makna apa yang tersirat dalam tulisannya. Bahkan, ketika Dyra mengunggah tulisannya di grup bisa lewat dan ikut membaca. Hampir lima menit, pria yang ingin mencari nama Arista Adila masih saja menggeser layar ponsel. Kemudian, selang beberapa menit akhirnya ketemu juga. Judul dengan huruf kapital terbaca jelas mengenai surat terbuka."Apa ini yang dibilang Dyra?" tanyanya pada diri sendiri tanpa mengalihkan pandangan. Alsaki membaca pelan isi surat yang responsnya lumayan menghancurkan sekaligus menguatkan. Ada banyak tanggapan kemarahan yang tertulis, begitu juga sebaliknya. Bahkan, bayangan bisa berlanjut ke mental merasuk begitu saja. Namun, ia percaya kala
PAPA MUDA 47 COleh: Kenong Auliya ZhafiraSang ibu yang tanpa sengaja masuk kamar anaknya menjadi heran karena pintu tidak terkunci. Padahal biasanya selalu rapat dan harus memastikan Gala sudah tidur apa belum."Kok, belum tidur, Al? Senyum sendiri lagi. Apa ada hal yang membuatmu bahagia?" tanya wanita yang ikut duduk di sebelahnya. Matanya tertuju pada wajah sang anak yang terlihat begitu gembira, tetapi sorot matanya seakan ada luka. Firasat seorang ibu biasanya selalu mendekati kebenaran. Alsaki masih menyunggingkan senyum, lalu menjawab pertanyaan wanita di sebelahnya tanpa ada yang ditutupi. "Enggak ada, Bu. Belum aja. Lagian sekalian pengin santai sebentar. Dan Ibu enggak usah khawatir, Gala udah tidur." "Yakin ...? Aku ini ibumu, Al. Kamu nggak bisa bohong. Kamu habis bertengkar sama Dyra?" tanya sang ibu lagi untuk memastikan kedua kali."Yakin, Bu ... aku enggak bertengkar sama Dyra. Kami masih berhubungan baik. Ibu juga enggak perlu khawatir. Insyaallah aku udah bisa be
PAPA MUDA 48 A2 LAST EPISODEOleh: Kenong Auliya ZhafiraTerkadang raga yang lelah karena ujian kehidupan membutuhkan sejenak ruang sunyi untuk diri sendiri. Memeluk erat jiwa bersama kekuatan air mata untuk mengembalikan pijar semangat yang meredup tertiup angin keresahan. Gelisah yang semakin menekan perasaan ingin segera dibebaskan meski hanya sementara. Setidaknya menjaga kewarasan untuk tetap berada di tempat yang seharusnya. Oleh karena itu, sebuah pilihan hidup akan selalu meninggalkan kebimbangan. Karena baik atau tidaknya belum terlihat pandangan. Dengan kemantapan hati, Arista memilih menghapus aplikasi biru. Harapan untuk melupakan mungkin tidak mudah, tetapi setidaknya menyamarkan perasaan sendiri agar bisa bangkit lebih cepat. "Bismillah ...," ucapnya lirih sembari telunjuknya menyentuh tombol 'delete' dengan sekali tekan. Walaupun merasa ada separuh hatinya yang tertinggal, tetapi ada ketenangan jiwa karena berhasil melawan batin sendiri untuk sebuah pilihan hidup. A