Share

PEMBALASAN SANG JENDRAL
PEMBALASAN SANG JENDRAL
Penulis: F Azzam

FITNAH

"Pergi kamu dari rumah ini! saya tidak sudi punya menantu sampah sepertimu!" seru Jenny, seorang wanita paruh baya yang merupakan istri mendiang Konglomerat ternama di Negeri Rein bernama William Roger. Ia dikenal sebagai seorang pemilik perusahaan besar bernama HM company yang bergerak di bidang obat-obatan.

Di hadapan Jenny, berdiri seorang lelaki bertubuh tegap. Namun wajahnya tampak pucat dan kebingungan. Ia terus berfikir mengapa tiba-tiba dia berada di sebuah ruangan bersama seorang wanita. Yang merupakan adik istrinya sendiri.

George hanya ingat saat ia terakhir meminum kopi di ruang keluarga. Dan setelah itu, ia baru tersadar di sebuah ruangan gelap bersama Amel yang merupakan iparnya sendiri.

Tiba-tiba lampu ruangan menyala dan telah berkumpul seluruh keluarga mendiang William. Seakan semua adalah jebakan yang telah direncanakan matang-matang.

Istri George, Veronica tiba-tiba berlari menghampirinya yang tengah dikerumuni oleh keluarga. Dan seketika sebuah tamparan melayang ke wajahnya.

PRAKK!

"Aku gak nyangka kamu sebejat itu!"

"Berani sekali kamu menodai Amel!"

"Mulai sekarang aku gak mau lagi lihat kamu di rumah ini!" Seru Veronica yang murka sejadi-jadinya.

"Ta-tapi aku..." George mencoba menjelaskan.

Namun tiba-tiba Jenny menunjukkan sehelai daster basah kepada Veronica.

"Lihat ini Veronica, selama ini anggapanmu salah tentang pria bajingan itu!"

"Sudahlah Veronica, tinggalkan dia. Mama sudah siapkan pria yang terbaik untuk kamu," ucap Jenny seraya melirik sinis ke hadapan George.

Wajah Veronica seketika memerah dan matanya terbelalak.

"Veronica, semua ini tidak benar! aku dijebak!" George mencoba menghampiri istrinya. Namun Veronica justru menghindar darinya.

"Cukup! bukti itu sudah kuat! kamu bukan suamiku lagi!" seru Veronica.

Lalu Wanita muda yang selalu membanggakan suaminya itu pun akhirnya berbalik badan dan meninggalkan George seorang diri.

Jenny tersenyum puas. Rencana untuk menyingkirkan George tampaknya berhasil.

George tak bisa lagi menahan amarahnya. Ia menghampiri Jenny. Tapi tiba-tiba, dua pria bertubuh tegap menghadangnya.

Salah satu pria menahan bahunya. George hanya menghempaskan tangannya. Namun hempasan itu justru membuat pria bertubuh tegap itu terjungkal dan membentur dinding.

Semua orang di ruangan itu tersentak. Bagaimana bisa seorang George yang pendiam memiliki kekuatan di luar nalar.

Semua orang saling berbisik menggunjingnya.

"Tidak masuk akal, lelaki sampah itu bisa menjatuhkan Bodyguard Nyonya Jenny yang memiliki tubuh sebesar itu?!"

"Ini tidak mungkin! pasti semua ini hanya kebetulan," ucap seorang sepupu Veronica.

Jenny murka melihat salah satu Bodyguard dijatuhkan. Ia memanggil salah satu Bodyguard yang tersisa. Lalu membisikinya.

"Habisi dia dan buat dia pergi dari rumah ini. Dia sampah yang harus dimusnahkan... "

"Baik Nyonya, " jawab sang Bodyguard.

lalu salah satu Bodyguard yang tersisa itu mengambil sebuah pentungan besi dan menepuk-nepuk tangannya sebagai sebuah tanda peringatan.

Ia menghadapi George dan bersiap menghabisinya.

"Sekarang kau tidak akan bisa lari. Nyonya akan memberimu pelajaran!"

Tiba-tiba pentungan besi itu menyabet ke kepala George. Dengan sangat cepat George menghindar lalu menangkap pentungan itu dan menariknya.

Kini keadaan berbalik. Sang Bodyguard itu tak bisa berkutik dalam kendali George.

Ia terdiam membatu mengetahui kecepatan tangannya. Yang bahkan tak dapat diprediksi.

"Untuk apa Mama memperlakukanku seperti ini! Apa yang salah denganku?!" Seru George seraya melempar pentungan itu ke lantai.

Jenny tampak menyeringai dan berkata pelan, "Saya hanya ingin menyingkirkan kamu dari sini. Kamu adalah sampah dan tetap menjadi sampah di mata saya. Veronica tidak pantas untuk kamu. Mulai sekarang jangan panggil saya mama dan pergi dari rumah ini..."

George terdiam sejenak dan menundukkan kepala. Ia merasa tak ada lagi alasan untuk bertahan. Sang istri pun tak menginginkannya lagi.

Lantas George kembali menegakkan badannya dan berkata, "Tolong izinkan aku berbicara kepada Veronica. Setelah itu aku akan pergi."

"Tidak! Veronica tak akan ku izinkan bertemu kamu. Tak usah banyak bicara! pergi!" Seru Jenny dengan mata yang terbelalak.

George tersenyum. Ia sudah terbiasa mengalami perlakuan itu dan mencoba tegar.

Lalu ia pun keluar dari kamar itu untuk menuju keluar rumah yang selama ini telah terukir beribu cerita manis dan pahit bersama Veronica.

Saat George melangkah pergi, Veronica memandangi George dari balkon rumah dengan meneteskan air mata. Bagaimana pun ia tak bisa menampikkan rasa di hatinya.

Jenny tersenyum puas semua rencananya berhasil. Seluruh keluarga pun berpesta dan tenggelam dalam tawa setelah kepergian George.

"Hahaha! akhirnya Si sampah itu pergi juga! sudah bertahun-tahun saya muak melihat wajahnya!" seru Jenny kepada seluruh keluarga William.

"Keberadaan dia hanya membuat kita malu saja. Tuan William tidak pantas mengangkat dia menjadi keluarga apalagi dengan menikahi dengan Veronica!" Jawab salah satu sanak keluarga.

Veronica yang berada di kamarnya seorang diri tak sengaja mendengar percakapan dan tawa mereka. Ia pun bertanya-tanya dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Saat Jenny tengah bercengkrama di ruang tengah, Tiba-tiba Veronica keluar dari dalam kamar.

"Kenapa kalian tertawa-tawa setelah kepergian George?!" seru Veronica.

Jenny dan seluruh keluarganya pun langsung terdiam. lantas Jenny menghampiri Veronica dan mengelus pundaknya seraya berkata, "Sabar ya sayang, mama pasti akan pertemukan kamu dengan jodoh yang sudah mama siapkan. Kami bahagia karena sedikit lagi kamu akan bahagia bersama Jhony, anak konglomerat dari kota Schaar."

Sontak Veronica terkejut mendengar nama itu, "Jhony! mama akan menjodohkan aku dengan dia?!"

"Tidak ma, aku tau siapa dia!" seru Veronica.

Ia secara terang-terangan menolak karena sejatinya Veronica tau Jhony adalah seorang bandar narkotika dan pernah mencoba merusak perusahaan MH Company secara diam-diam. Ditambah lagi dalam lubuk hatinya yang terdalam Veronica masih menyayangi George sebagai suaminya.

Jenny tak bisa menahan amarahnya lagi. Bola matanya seperti ingin keluar saat mendengar ucapan Veronica.

"Kamu sudah mama usahakan malah menolak! kamu benar-benar mengecewakan mama! kamu tidak tau persis siapa Jhony! mama yang lebih tau dari kamu!"

Veronica menatap tajam wajah Jenny dan berkata, "Sampai kapanpun aku tidak sudi bertemu dengan bajingan itu! Mama tidak bisa memaksa aku!"

Veronica berbalik badan dan akan pergi menuju kamarnya. Tiba-tiba Jenny membisiki anak buahnya menginstruksikan sesuatu.

Saat Veronica hendak masuk ke kamarnya tiba-tiba sebuah suntikan menancap di lehernya. Dan seketika pandangannya mulai kabur.

Veronica memandang seorang wanita paruh baya samar-samar tersenyum saat tubuhnya mulai rubuh.

Di saat yang sama, George tengah berjalan tak tentu arah. Tiba-tiba perasaannya bergejolak hingga menghentikan langkahnya sesaat.

"Kenapa jantungku tiba-tiba berdetak kencang," gumam George dalam benaknya.

ia sejenak terdiam dan merasakan perasaan yang aneh. Dan sesekali berbalik badan memandang ke arah rumah yang telah ia tinggali.

"Apa yang terjadi? apakah aku harus kembali ke sana?" sebuah tanya muncul dalam benaknya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status