Part 63Aku sangat terkejut melihat fotonya di dinding. Seorang wanita cantik yang memenangkan kontes kecantikan. Fisiknya sangat sempurna dan bahkan lebih cantik dari wanita tulen di luar sana. Ternyata selama ini aku diselamatkan oleh seorang transgender atau waria. Aku masih merasa tidak percaya wanita cantik dan anggun yang terlihat di mataku sekarang bukan wanita tulen. Astaga, penglihatanku sudah tertipu selama ini.“Apa yang kamu lakukan di kamarku?” tanyanya lagi saat aku masih terpaku menatapnya.“A-aku ... aku sudah setengah jam menunggumu, tapi kamu belum juga siap dan aku merasa cemas makanya aku memberanikan diri melihatmu ke kamar ini,” jawabku gugup.Dia keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk putih membaluti tubuhnya. Lekukan tubuh dan buah dadanya tidak memperlihatkan kalau dia seorang lelaki aslinya. Kulit mulus kuning langsat serta dandanan mempercantik wajahnya, dia terlihat seperti wanita berkelas, bukan seorang transgender.“Aku sudah bilang, aku sangat suka
Part 64Pov Lani.Dua bulan lagi? Apa aku tidak salah dengar, bagaimana mugkin dia menyetujui aku menikah dengan Rio dalam aksi balas dendam. Pernikahan bukan suatu permainan, ini sangat bertentangan dengan prinsipku selama ini. Aku tidak bisa berpura-pura nikah dengan Rio hanya untuk membalas dendam. Tidak!“Aku senang mendengar keputusan Anda, Bu Mariya,” jawab Dona dengan senyum sambil melirik Rio.“Aku juga senang keponakanku satu-satunya mendapatkan pendamping lelaki seperti Rio, Bu Dona,” katanya.Rio menggenggam tanganku sambil menatapku dengan bahagia. Aku membalas dengan senyum meskipun hatiku berkata-kata. Aku bingung dengan permainannya, bukankah dia melarangku jangan bermain hati dengan Rio, tapi dia membuatku bermain semakin dalam dan aku seperti sulit untuk lepas.“Baiklah Bu Mariya, kami permisi dulu, untuk masalah pesta penikahan dan apa model pakaian pengantin, nanti saja kita bicarakan karena aku yakin Anda punya selera yang bagus dari pada aku,” kata Dona mencoba me
Part 65Pov Dona.“Tolong aku, Tante. Aku sudah tidak sanggup hidup di penjara ini, tolong aku mm.” Mila menangis meminta tolong kepadaku.Mila seperti tertekan dan sangat memprihatinkan, selama ini aku tidak pernah menyangka dia akan seperti ini. Mila yang berani tidak tampak lagi sekarang, yang terlihat seorang wanita lemah dan hampir prustasi dengan apa yang dialaminya.“Tenangkan dirimu, ceritakan padaku apa yang kamu lakukan sehingga kamu dipenjara,” kataku menatapnya prihatin.“Aku ... aku ..., semua ini salah Lani. Wanita itu merebut suami, Caca dan juga rumahku. Aku sangat membencinya, aku ingin dia mati!” jawab Mila dengan nada sangat kesal.Mila sangat emosi menceritakan tentang wanita bernama Lani yang menjadi orang ketiga di rumah tangganya. Sangat terlihat kebencian di mata Mila saat nama Lani disebut. Mila juga menceritakan kesedihan hatinya berpisah dengan Caca. Dia seperti hilang arah.“Kenapa Ibu Bayu yang kamu racuni?” tanyaku karena dia sangat membenci Lani.“Karna
Part 66Pov Rio.“Lani! Tante! Tunggu dulu, tunggu!”Teriakanku memanggil tidak dihiraukan Lani dan Tantenya. Rasanya duniaku mau runtuh saat kata-kata itu muncul dari Tante Lani. Apa yang terjadi hingga mereka kecewa, apa yang dilakukan Mimiku terhadap mereka. Kenapa aku tidak sanggup ... aku sangat mencintai Lani, aku mencintainya. Oh Tuhan! Kenapa perasaan ini begitu besar terhadap Lani, dan ini pertama kalinya aku jatuh cinta dengan umurku sekarang. Cinta ini terlalu dalam hingga membutakan diriku.Saat Lani masuk ke mobil Tantenya, dia hanya diam dan memandangku dari dalam mobil. Aku tahu dia juga punya perasaan cinta untukku, tapi karena patuh terhadap Tatenya, dia nurut dan tidak bisa berbuat apa-apa. Lani ....Aku melangkah masuk ke dalam rumah, di dalam kulihat pecahan cangkir berserakan di lantai. Mimi berdiri dengan raut wajah marah dan Ayah terdiam duduk di kursi roda.“Mi, apa yang terjadi? Kenapa Tante Lani bilang tidak akan ke sini lagi? Ada apa Mi?” tanyaku tidak sabar
Part 67Bayu? Apa yang diakukannya di sini? Sejak kapan dia berkomunikasi dengan Bayu, aku belum mengenalkan mereka dan sekarang ternyata mereka sudah berbicara di belakangku. Jujur, aku kurang suka dengan kehadiran Bayu, tapi aku tidak bisa berbuat banyak selain menurutinya yang telah menolongku.“Duduklah Bayu,” katanya menujuk kursi di sampingku.Bayu duduk dan melirikku dengan senyum, aku membalasnya dengan senyum terpaksa.“Lani, Tante sengaja mengajak Bayu ke sini untuk membicarakan hal yang sangat penting tentang hubungan kalian.”Tentang hubunganku dengan Bayu? Apa maksudnya? Apakah dia mau merencanakan hari pernikahan seperti yang dilakukannya kepada Rio? Kenapa begitu banyak pertanyaan di benakku yang belum terjawab, semua dikendalikannya.“Sejak kapan Tante dan Mas Bayu sudah saling kenal?” Aku tidak bisa menunggu lama ingin tahu.“Setelah acara pemakaman Mamaku, Tantemu menghubungiku ingin bertemu, tadinya kukira kamu juga ada. Kata Tantemu, kamu sedang sibuk mengurus bisn
Part 68Pov Dona.“Sebaiknya kamu memikirkan perasaan Rio, bukan mengemukakan egomu, Dona,” ucap Suamiku melihat Rio masuk ke kamarnya dengan raut wajah sedih.“Jangan pernah menasehatiku aku! Aku tau yang terbaik untuk anakku,” jawabku kesal.“Kamu akan menyesali sikapmu sekarang.” setelah berkata, suamiku berlalu dari hadapanku.Aku tahu Rio sangat mencintai Lani, tapi aku tidak mau diinjak dan harga dirku diremehkan. Tante Lani wanita kaya dan punya warisan banyak, jika Rio berhasil menikahi Lani, aku juga diuntungkan dengan semakin bertambahnya kekayaanku, namun melihat sikap Mariya, aku merasa diremehkan dan sepertinya hanya dia saja yang punya uang. Aku tidak terima diperlakukan seperti ini.Lama aku duduk di sofa kamar memikirkan tentang Rio dan Lani. Rasanya aku sangat kasihan melihat kekecewaan di mata putraku, aku akan mencarikan wanita yang cantik dan dari keluarga terhormat juga, aku banyak teman yang mempunyai anak gadis yang cantik-cantik. Aku harus mencoba menjodohkan R
Part 69Pov Dona.“Tolong padamkan apinya! Padamkan! Mmm perusahaan anakku! Tidak!”Aku hampir hilang akal melihat kator dan gudang perusahaan anakku terbakar. Perusahaan ini dirintis dari nol dan aku bersusah payah mendapatkan modal. Setelah perusahaan anakku berkembang maju, tiba-tiba musibah datang dan membakar semuanya. Putraku bangkrut, asuransi belum tentu cukup menutupi kerugian semua ini. Apa yang harus aku lakukan ....“Tenang Bu Dona, tenang.” Salah seorang karyawan Rio menghampiriku dan memopong badanku duduk di mobilku.Badanku lemah, duniaku terasa runtuh menyaksikan kobaran api yang membuat semuanya tidak bersisa. Aku takut kembali miskin, aku tidak mau miskin!“Mimi! Mimi.” Rio datang dan memelukku sebelum aku masuk ke mobil.“Rio ... kita bangkrut, kita rugi besar!” teriakku menangis di pelukan putraku.Aku diantar Rio pulang. Aku tidak sanggup lagi menyaksikan kebakaran itu. Semua petugas pemadam kebakaran masih sibuk memadamkan api dan entah berapa mobil pemadam keba
Part 70“Ha ha ha, aku suka kerjamu, Bro. Baiklah, aku akan mentransfer semua yang aku janjikan.”Dia tertawa senang duduk di sofa ruang tengah berbicara di ponsel. Suara tawanya mengalahkan suara televisi yang menyala. Baru kali ini aku melihat dia sesenang itu. Sambil meneguk minuman kaleng di tangannya, dia terus berbicara dan entah dengan siapa.Aku lewat di sampingnya ingin mengambil minuman jus kotak dingin di kulkas. Aku tidak ingin mengganggunya karena dia seperti sedang senang.“Lani!”Aku membalikkan badan setelah mendengar dia memanggulku. Posisiku di depan kulkas.“Ya,” jawabku sambil membawa jus dingin kotak dan melangkah mendekatinya.“Duduk!” titahnya.Aku duduk di sampingnya sambil meneguk jus kotak di tanganku.“Ada apa?” tanyaku menatap televisi yang menyala.Dia mengambil remot televisi di meja di depannya, serta mematikan televisi hingga suasan menjadi hening.“Nanti Dona akan mencoba mendekatimu dan merayu agar menikah secepatnya dengan Rio. Aku minta kamu menurut