Share

Kekacauan yang Membahagiakan

Hariku berawal dengan kekacauan atas apa yang dilakukan Arsyl semalam. Hingga pagi ini aku harus mengenakan kaus bermodel turtle neck di cuaca Makassar yang cerah dan panas. Bagaimana bisa dia meninggalkan tanda sebanyak ini?

Maksudku .... Ah, bagaimana akan bercerita, jika mengingatnya saja aku terlalu malu? Bila saja desakan mual tak menyerangku malam tadi, mungkin ... pagi ini akan berbeda.

Ya. Mungkin pagi ini menjadi pagi paling sempurna di antara pagi yang kami habiskan bersama dalam setahun ini.

“Yakin, nggak mau minta izin?” Arsyl menatapku lekat, seperti tengah mencari celah di wajah ini.

Kalimat yang berhasil mengaburkan anganku entah ke mana. Andai-andai yang tadi memenuhi kepala, langsung berhamburan sudah.

“Semalam kamu demam, muntah-muntah lagi, dan sekarang belum sembuh betul.”

Dia mendekat ketika melihat aku tengah bersiap di depan cermin. Pagi ini, kami benar-benar seperti pasangan suami istri pada umumnya. Mandi bergantian, lalu saling menggoda satu sama lain, t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status