Share

Jeda

“Itu kesukaan kamu, itu juga, itu juga.” Begitu kata Arsyl sembari menunjuk ke meja, pada deretan makanan yang tadi dibawa Mama Indi untukku.

“Kadang, aku heran sama mama. Yang jadi anaknya itu, aku atau kamu?” Dia berkata lagi. “Yang dikirim makanan kesukaan kamu semua, sampai mama lupa sama anaknya sendiri.”

Aku hanya tertawa menanggapi kalimatnya. Dia memang benar. Mamak Amy selalu mengingat aku, bahkan sejak dulu sebelum aku menjadi menantunya. Sepulang dari jalan-jalan atau berlibur, Mama akan menelepon dan berkata bahwa dia memiliki oleh-oleh untukku.

"Mama juga ngirim makanan buat kamu. Ada woky ayam sama ikan cakalang suwir. Tapi, karena kebanyakan dan banyak makanan lain, jadinya aku simpen di kulkas. Mau aku panasin?" Aku menawarkan.

Dia menggeleng, lalu merentangkan satu tangan ke arahku. "Nggak usah. Aku makan kue ini aja. Nggak mau makan lagi."

"Yakin, nggak nyesel?"

Dia hanya menggeleng. Bila sudah begini, aku merasa dia memang banyak mewarisi sifat mamanya. untuk s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status