Share

Bawa

"Ibad sudah ditemukan, Ketua? Beneran? Syukurlah. Bagaimana kondisinya?"

Sakil agak menjauhkan ponsel Dion yang kali ini dipinjamnya untuk menyelamatkan telinganya dari teriakan histeris Yudi yang mengalir melalui sinyal telpon. Kalau didengar, mungkin Yudi mengatakannya sambil melonjak-lonjak di seberang telpon. Sakil belum pernah mendengar suara anggota timnya itu seantusias ini, bahkan ia sudah menganggap Yudi dikutuk untuk hidup dalam kekakuan sikap dan tidak bisa mengekspresikan perasaannya.

"Dia masih hidup. Tolong sampaikan kabar ini ke Pak Neco. Saya tutup telponnya dulu. Saya mau telpon ambulans. Kamu mengerti?"

Tapi, yang menyambut kalimat Sakil adalah kesenyapan. Situasi itu berlangsung cukup lama sampai Sakil berpikir bahwa telponnya terputus. Namun, ketika ia memelototi layar ponselnya yang diterangkan, jidatnya mengernyit karena ternyata telponnya masih tersambung. Lalu, kenapa Yudi tidak merespons?

"Halo, Yudi? Kenapa tidak menjawab? Kamu dengar s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status