Share

Tangan

"Apa? Betulkah yang kamu bilang itu? Gendi meninggal?"

Mata Fikri membeliak, mungkin bisa saja sampai meluncur ke lantai kalau tidak ditopang oleh rongga tempatnya bernaung. Di sampingnya, Citra yang baru saja menyampaikan alasan bohong tentang ketidakhadiran Neta membekap mulutnya sendiri dengan ekspresi ngeri. Pikirannya berlarian untuk menghubungkan suaminya dengan semua ini.

Salah satu pengawal yang tadi menjadi sasaran pembantaian anak buah Bento, dengan luka memar dan berdarah di wajah dan tangannya, bahkan matanya bengkak mengenaskan, mengangguk lemah membenarkan.

"Bagaimana dia bisa meninggal? Siapa yang melakukannya?"

Si pengawal mendongakkan wajahnya yang sedari tadi menunduk, mempertontonkan cidera yang menderanya.

"Kami juga tidak tahu, Pak. Kami bertiga pingsan dipukuli oleh preman-preman yang tiba-tiba datang membawa Profesor Gani. Begitu kami sadar, kami menemukan Gendi terbaring di jalan agak jauh dari kami."

Fikri berdiri dari kursi mewa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status