Share

Bab 25

“Rupanya tak selamanya peribahasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya adalah benar, atau Mas Baska saja yang jatuh dari pohon buah tetangga,” kekeh Karina seraya melengos pergi.

“Hey, apa maksud kamu?” pekik Bu Rini tak terima.

Karina berhenti, wajahnya merengut dan matanya menatap tajam pada Bu Rini. “Hmmm … gak ada maksud apa-apa, kok.” Dia berucap santai setelah melirik Mas Baska yang mengisyaratkannya untuk diam. Lalu wajahnya yang tadi merengut, berubah datar kembali.

Suasana makan siang terasa semakin tak nyamna.

“Ma, Kiran pengen pipis.”

Cahaya bangun, lalu menoleh pada Bu Rini dan berkata, “Ikut ke toilet sebentar, ya, Ma.”

Rasanya masih asing, perubahan sikapnya yang drastis selama empat tahun membuat kebaikan semu hari ini terasa amat janggal bagi Cahaya. Bu Rini hanya mengangguk.

Mas Baska baru hendak bangkit ketika Bu Rini bicara, “Baska, apa kamu gak pergi merantau lagi saja? Mungkin cari kerjaan di sini akan susah, mengingat kasus kamu yang dulu itu.”

“Akan kupikirka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status