Keesokan harinya, setelah Wina bangun dan membawa Gisel ke mobil, hal pertama yang dia lakukan adalah menelepon Sara."Sara, kamu sudah menengok Jefri?""Ya, sudah ...."Sara yang sedang sarapan hanya menjawab dengan linglung.Wina sontak terdiam mendengar nada bicara Sara yang tenang seolah-olah dia tidak peduli pada Jefri."Terus, konflik kalian sudah beres?"Aulia memberi tahu Jihan alasan di balik kecelakaan mobil Jefri.Jadi, tentu saja Wina sudah tahu bahwa Jefri mengemudi dalam keadaan mabuk dan mengalami kecelakaan mobil gara-gara melihat Sara dan Sandy berciuman.Wina mengira karena Jefri dan Sara sedang bertengkar, perselisihan mereka pasti bisa reda apabila Sara menjenguk Jefri yang sedang terluka."Pacarnya ada di sana, jadi aku nggak perlu mengurusnya."Wina sontak termangu bingung."Siapa pacarnya ...?"Jika Jefri punya pacar, dia pasti akan memamerkan wanita itu. Kenapa akhir-akhir ini Wina belum pernah melihat sosok wanita apa pun di sekitar Jefri?"Yolanda, pacarnya ya
Sara akhirnya menutup telepon dari Wina. Kebetulan Bibi Nelsa sedang mempersilakan Sandy masuk. "Dokter Sandy sudah sarapan? Mau kubawakan bubur?"Sandy menolak dengan sopan, "Terima kasih Bibi Nelsa, tapi nggak usah. Aku sudah sarapan kok ...."Bibi Nelsa lebih menyukai Sandy yang sopan ketimbang Jefri yang selalu bersikap sok dan cenderung menindas Sara.Setelah membandingkan kedua pria itu, Bibi Nelsa pun mengajak Sandy ke ruang makan sambil tersenyum, "Sara, Dokter Sandy sengaja datang pagi-pagi buat menemuimu ...."Begitu melihat Sandy datang, Sara yang awalnya berniat menemui Sandy pun mempersilakan Sandy duduk.Bibi Nelsa membawakan sisa sarapan Sara, lalu menyuguhkan dua cangkir kopi.Setelah Bibi Nelsa selesai, Sara pun menatap Sandy. "Aku awalnya berniat menemuimu, tapi ternyata kamu sendiri yang ke sini."Sandy tidak bertanya kenapa Sara ingin menemuinya. Dia menggenggam tangan Sara dan meminta maaf dengan tulus,"Sara, aku minta maaf sudah kelewat egois kemarin. Jelas-jelas
"Kalau menurutmu tindakanku ini tercela, silakan kamu putus denganku. Aku juga nggak akan mempermasalahkannya, cuma ...."Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menggenggam tangan Sara lagi dengan erat."Aku sudah menyukaimu sejak SMA, perasaanku padamu itu tulus dan nggak pernah berubah. Kalau bukan karena Tuan Muda Jefri, aku nggak akan seperti ini ...."Sandy pun menjelaskan apa yang terjadi kemarin. Dia mengakui kesalahannya, mengungkapkan keegoisannya dan segala keluhannya tentang Jefri. Sekarang, Sandy memberikan Sara kesempatan untuk memutuskan ...."Sekarang, terserah kamu mau melepaskan tanganku atau nggak."Sara menatap Sandy yang terlihat begitu jujur dan serius, untuk sesaat dia menjadi kebingungan."Aku ....""Aku tahu kamu sebenarnya masih lebih memilih Jefri. Kalau memang kamu mau berpisah dariku dan memilih dia, aku juga nggak akan menghentikanmu."Sara masih lebih memilih Jefri ....Ya, Sara tahu dia memang bersikap tidak adil terhadap Sandy karena sama-sama tidak bisa me
Kehangatan yang datang dari sela-sela ujung jarinya membuat Sara perlahan menghentikan gerakannya.Dia menengadah menatap Sandy. Rambut Sandy tampak acak-acakan dan basah oleh keringat dingin. Penampilan Sandy saat ini benar-benar berbeda dengan kesan anggun pada pertemuan pertama mereka. Ini semua gara-gara Sara ....Demi menjaganya, Sandy sampai melakukan berbagai macam cara, termasuk trik tarik ulur seperti sekarang. Sara juga menyadari soal itu, tetapi Sandy sudah mengakui alasannya dengan jujur. Ini semua karena keterikatan Sara dengan Jefri ....Darah di punggung tangan Sandy mengalir ke bawah dan mengenai tangan Sara, menyebabkan Sara mengangkat tangannya lagi setelah terdiam lama dan lanjut menghentikan pendarahan di tangan Sandy."Apa kamu dan orang tuamu sudah menentukan waktu untuk bertemu?"Sandy sontak menatap Sara dengan bingung."Ya, sudah, mereka akan kembali ke sini bulan depan."Sandy pun menambahkan."Tenang saja, begitu aku pulang, aku akan menelepon mereka dan meny
Wina yang sedang menggambar pun meletakkan pena dan penggarisnya, lalu mengangkat ponselnya."Sudah memikirkannya dengan jelas bagaimana?""Aku setuju untuk berkencan dengan Sandy hanya karena aku marah pada Jefri. Aku egois, tapi dia tulus. Selama ini, Sandy cuma akan bersikap keterlaluan apabila Jefri terlibat. Selebihnya dia selalu baik banget ...."Wina langsung menyadari bahwa Sara tetap memilih untuk memaafkan Sandy sekalipun sudah tahu apa yang pria itu lakukan. Namun ...."Terus, gimana dengan Tuan Muda Jefri? Dia pasti merasa kesal karena sudah menderita begini."Maksud Wina adalah menasihati Sara agar mempertimbangkan perasaan Jefri pula.Saat teringat akan Jefri yang disakiti, Sara merasa begitu marah hingga matanya berkaca-kaca dan seluruh tubuhnya gemetar. Sebisa mungkin Sara berusaha menekan rasa bersalahnya."Wina, aku sudah berjanji akan menemui orang tua Sandy dan menikahi pria itu suatu saat nanti.""Aku sendiri yang memprovokasi Sandy. Aku nggak mungkin mendorongnya
Saat Sara menunggu lampu lalu lintas, dia melihat toko-toko di jalan dan teringat bahwa Jefri mengatakan bahwa dia paling suka makan permen rasa jeruk.Saat itu, Sara sedang bersandar di pelukannya dan bertanya kenapa dia suka makan makanan yang disukai anak perempuan.Jefri bilang pada malam tulangnya patah, dia mengandalkan permen itu untuk mengatasi rasa sakitnya.Sara menatap toko itu. Setelah berpikir sejenak, dia menghentikan mobilnya dan masuk. Lama sekali Sara mencari sebelum akhirnya menemukan permen rasa jeruk.Dia membeli banyak permen, lalu membawanya ke kamar rawat Jefri ....Ternyata ada banyak orang di dalam sana, kebanyakan dari mereka adalah teman-teman Jefri. Mereka terdengar heboh dan sedang berusaha membuat Jefri tertawa.Jefri sendiri terlihat biasa saja, tetapi ekspresinya berubah saat melihat Sara di antara kerumunan.Begitu melihat Sara datang, Artha langsung membuat alasan dan mengajak teman-teman mereka pergi.Begitu mereka pergi, hanya Sara dan Jefri yang ter
Menatap mata Jefri yang makin merah, Sara refleks mengepalkan tangannya."Sandy pada dasarnya nggak salah, jadi aku nggak punya alasan untuk putus darinya. Tapi, aku tahu aku harus minta maaf sudah menuduhmu. Itu makanya aku ke sini."Jefri sontak merasa seperti orang bodoh. Sara anggap apa dia? Orang yang langsung luluh hanya karena diberikan sebuah permen dan bersedia memaafkan Sara dalam waktu kurang dari satu menit?"Oh, jadi kamu nggak bakal putus darinya selama dia pada dasarnya nggak salah? Apa kamu baru mau pisah kalau dia sudah selingkuh seperti mantan suamimu?""Kalau memang ya, Sara, itu berarti kamu nggak bisa memahami karakter orang. Salahmu sendiri kalau kamu selalu berujung ditinggalkan!"Kata-kata Jefri benar-benar tajam menohok.Sorot tatapan Sara pun langsung berubah menjadi lebih sendu."Sekalipun aku harus dicampakkan, itu nggak ada hubungannya denganmu, Jefri ...."Jefri pun tertawa dengan marah."Nggak ada hubungannya denganku? Oke, kalau gitu kenapa kamu masih du
Sara pun menepuk-nepuk punggung Jefri dengan lembut, sama seperti saat sedang memberikan rasa nyaman untuk Jefri."Tuan Muda Jefri, kamu baik-baik, ya ...."Sekalipun Jefri mengerahkan segenap tenaganya untuk memeluk Sara, rasanya wanita itu makin menjauh.Jefri sedikit takut, jadi dia memeluk Sara dengan makin erat."Sara, kalau kamu tetap pergi hari ini, aku akan membencimu ...."Jefri bukanlah orang jahat, jadi mana mungkin Jefri bisa membenci Sara?Sara mengusap punggung Jefri, lalu mengelus rambut Jefri yang tebal."Jefri, kita sudah nggak mungkin balikan ...."Jefri pikir Sara tidak akan pergi jika dia jebak, tetapi ternyata pada akhirnya Sara tetap pergi.Jefri perlahan melepaskan Sara, sorot tatapannya terlihat begitu lelah karena tidak bisa mendapatkan wanita yang dia cintai."Kamu sudah memikirkannya baik-baik?"Sara menegakkan tubuhnya dan berdiri di samping ranjang rumah sakit. Lama sekali dia hanya menatap Jefri, lalu dia mengangguk.Sara adalah tipe orang yang akan selalu