Mendengar suara ini, Celine otomatis menoleh ke arah Carlos. Saat ini, wujud aslinya muncul, tidak terlihat sedikit pun sifat sembrono, lugas dan suka menantang di dalam dirinya, hanya tersisa kehampaan dan kebencian yang berlimpah di balik matanya yang jernih.Namun, situasi ini hanya berlangsung sesaat hingga membuat Carlos merasa bahwa dirinya salah sangka.Celine tersadar dari mimpi buruknya. Dia menoleh dengan panik. Ekspresinya tertutupi oleh rambutnya yang tergerai, sedangkan suaranya yang serak diselimuti dengan sedikit hawa dingin. "Ya."Carlos tertegun. "Kamu membenciku?"Celine memejamkan mata. Saat ini, dia malas berbasa-basi, apalagi menghabiskan tenaga untuk berdebat dengan Carlos. "Aku mau tidur sebentar. Kalau sudah sampai, panggil aku."Sikap Celine yang mencoba untuk menghindari pertanyaan membuat Carlos kesal. Carlos membelalakkan mata, lalu mengulurkan tangan untuk memutar wajah Celine dan memaksa Celine menatapnya. "Apa kamu berhak membenciku? Kamu yang memaksaku m
Satu kalimat ini menyinggung semua orang yang memiliki niat tertentu pada Carlos. Seketika, udara dipenuhi dengan aura permusuhan."..."Keheningan melanda.Carlos perlahan-lahan menelan bir yang baru saja masuk ke mulutnya. Ekspresinya sangat dingin, jangankan membenarkan ucapan Celine, dia membantah secara terang-terangan.Namun, kalau Celine begitu rapuh, dia tidak akan datang kemari. Dia mengabaikan seluruh tatapan yang seolah-olah ingin membunuhnya dan menuangkan segelas bir untuk diri sendiri.Theo menatap Carlos untuk mengisyaratkan, "Nah, sudah kubilang".Celine adalah orang yang lugas dan tidak suka berbasa-basi. Dari segi status, dia hanyalah anak angkat Keluarga Tomson. Orang yang sulit bergaul, tidak pandai menyenangkan orang lain, tidak pandai bersikap munafik dan bermulut tajam sepertinya sulit diterima oleh masyarakat."Kak, aku hanya ingin mengetahui kabarmu, nggak bermaksud lain." Aura Merlin tidak sekuat Celine, didukung dengan ekspresi tertekannya, orang-orang makin
Begitu keluar dari toilet, Celine diadang oleh beberapa orang. Melihat wajah-wajah yang familier ini, dia mengangkat alisnya dan beberapa kenangan buruk pun melintas di benaknya.Orang-orang ini mengadangnya di sebuah gang yang kumuh, lalu mengejeknya dengan nada arogan, "Beraninya udik sepertimu menindas Merlin? Kurasa otak Paman dan Bibi bermasalah hingga mengadopsi anak sepertimu.""Kamu kurang berpengalaman, mungkin dia memiliki sesuatu yang istimewa. Sebagian orang nggak menganggap ayah angkat sebagai ayah, loh."Mereka melontarkan berbagai macam sindiran hingga memadamkan harapan Celine terhadap kehidupan barunya.Dia bersandar di dinding yang tidak rata sambil menundukkan kepala tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Orang-orang ini mengira dia takut dan menjadi makin lancang. Pada akhirnya, mereka bukan hanya menyindirnya dengan kata-kata, tetapi mulai main tangan.Celine tidak bisa mengalahkan begitu banyak orang, jadi dia hanya menghajar orang yang memimpin. Karena tidak pernah
Sesampainya di rumah, Celine langsung bergegas menuju kamar tamu. Melihat separuh wajahnya yang bengkak di depan cermin, dia pun mengerutkan kening. Dia tidak menyangka pukulan mereka akan menimbulkan efek separah ini, kalau tahu akan begini, dia tidak akan berbelas kasihan pada mereka.Seusai mandi, dia menyeka wajahnya dengan hati-hati dan pergi ke dapur untuk merebus telur. Begitu membuka pintu, dia melihat Ratna hendak mengetuk pintu.Melihat luka di wajahnya, ekspresi Ratna pun berubah. "Astaga, ada apa denganmu? Bukannya kamu keluar bersama Pak Carlos? Kok bisa terluka? Separah ini pula."Celine menjawab, "Nggak apa-apa, luka ringan saja."Ratna yang mengkhawatirkannya dengan begitu tulus membuatnya agak terharu. Namun, dia tidak terbiasa menerima niat baik orang lain, bahkan agak menolak.Dia seolah-olah terlahir sial. Sejak kecil, semua orang yang memperlakukannya dengan baik akan berakhir buruk. Untungnya, hanya sedikit orang yang baik padanya sehingga dia tidak terlalu merasa
Pada dasarnya Celine bukanlah orang yang sabar, kesabarannya segera habis. "Sebelumnya kamu ingin bercerai, sekarang aku sudah setuju, kamu malah menolak. Kamu suka menyiksa diri atau mulai memiliki perasaan padaku karena terlalu sering berhubungan?"Kata-kata ini sangat vulgar dan kasar, tetapi inilah satu-satunya interaksinya dengan Carlos.Carlos menyipitkan mata untuk meliriknya sambil memanyunkan bibir. Ekspresinya berubah muram. "Kapan lukamu akan sembuh?"Mendengar pertanyaan ini, Celine tidak bisa menahan tawa. Dia mengangkat alisnya sambil bertanya dengan nada menantang, "Kamu sedang memperhatikanku?"Ekspresi Carlos sangat datar dan suaranya dipenuhi dengan nada sinis. "Sebaiknya jangan menaruh kebanyakan bantal saat tidur, keseringan mimpi nggak bagus untuk kesehatan. Kalau kamu meninggal dengan wajah seperti ini, orang-orang akan mengira aku melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Belakangan ini, Perusahaan Gutama sedang mengincar kerja sama yang sangat penting, jangan samp
Driel adalah teman Merlin. Kakek dan neneknya juga tinggal di kompleks ini. Sejak dipukuli, dia tidak berani pulang ke rumah orang tuanya dan memilih untuk menginap di sini. Kemarin, Lilya bertemu dengannya saat berolahraga di lantai atas. Wajahnya sangat mengerikan.Semalam, Lilya masih heran siapa yang begitu kejam. Tak disangka, pelakunya adalah putrinya sendiri.Setelah mengetahui putrinya yang menaklukkan pria setinggi 180 sentimeter itu, Lilya kaget hingga tidak bisa berkata-kata. Terdengar suara galak Hasan Tomson dari dalam rumah. "Selain membuat masalah, apa lagi yang bisa kamu lakukan? Cepat masuk."Hasan merupakan pensiunan tentara sehingga sifatnya lebih tegas dan keras. Sekalipun dia sudah berumur, dia masih sangat energik.Melihat sang suami marah, Lilya segera menyuruh Celine masuk.Hasan yang sedang duduk di sofa menatap Celine dengan tajam sambil mengerutkan kening. "Belajarlah dari adikmu, jangan terus berulah di luar sana. Lihatlah para gadis di kompleks ini, semuany
"Aku nggak berhak memukulnya? Aku ayahnya, kenapa aku nggak berhak memukulnya?"Sikap Hasan seperti sedang menegur anggota di militer. "Lihat dia sekarang, selalu saja nggak puas, seperti seluruh dunia berutang pada dia saja. Harusnya dia lihat bagaimana kehidupan anak-anak di pegunungan sana, dibandingkan dengan itu, nasibnya sudah sangat baik! Apa lagi yang membuatnya nggak puas?"Celine berkata, "Orang tua di pegunungan nggak akan membesarkan putri kandung dengan status putri angkat."Kalimat ini seperti tombol jeda. Begitu diucapkan, seluruh suara di ruang tamu lenyap.Lilya memandangnya. "Kamu ...."Sepertinya dia tidak menyangka bahwa Celine akan mengetahui hal ini. Saking kagetnya, suaranya pun berubah nada.Sebelum dia selesai berbicara, dia ingat bahwa Merlin masih berada di samping. Dia mengurungkan perkataannya dan berkata dengan kaku, "Celine, apa ada yang mengatakan sesuatu yang membuatmu salah paham? Kita bicarakan hal ini lain hari, minta maaflah dengan ayahmu. Dokter bi
Celine tidak menjawab, dia langsung menarik tangannya dan berjalan melewati Carlos.Setelah meninggalkan kompleks, jalanan perlahan-lahan menjadi ramai. Ada banyak orang yang sedang berjalan santai setelah selesai makan. Semuanya berpasangan dan tampak sangat damai. Seisi kota diterangi dengan lampu neon yang cemerlang.Dia teringat akan momen ketika dirinya dibawa pulang ke Keluarga Tomson. Hasan dan Lilya pergi ke desa untuk menjemputnya secara pribadi. Mereka tiba pada jam segini, itu adalah pertama kalinya dia datang ke kota besar. Dia tampak seperti warga desa yang memasuki hotel, wajahnya diselimuti dengan rasa penasaran.Pintu rumah Keluarga Tomson perlahan-lahan dibuka. Sekelompok anak laki-laki dan perempuan sedang mengobrol, semuanya memakai pakaian yang populer dan tampil memukau. Sedangkan warna pakaian dan celananya sudah memudar serta menciut, anggota tubuhnya yang kurus pun terlihat jelas. Sekujur tubuhnya dipenuhi dengan bau kemiskinan, rumah ini tampak sangat tidak coc