Celine berseru dalam hati, 'Gawat' dan segera berbalik arah. Kejadian sangat mendadak hingga Lyon tidak sempat bereaksi dan separuh tubuhnya terseret ke dalam mobil, tetapi dia adalah pria dewasa dengan tinggi lebih dari 180 cm. Sekalipun penculik datang dengan penuh persiapan, mereka tidak bisa langsung mengangkut Lyon pergi.Celine meraih tangan Lyon. Pria berotot itu mengira Celine ingin bersaing dengannya dan merebut Lyon darinya. Wajahnya diselimuti dengan ekspresi sinis, dia sendirian bisa mengalahkan 10 orang yang bertubuh mungil seperti Celine.Namun, Celine tidak berencana untuk adu tenaga dengan lawan. Dia mengangkat kakinya untuk menendang wajah pria itu. Alhasil, bagian tumitnya yang ramping mengenai hidung pria itu dan darah pun bercucuran. Pria itu merintih kesakitan dan melepaskan Lyon untuk meraih pergelangan kaki Celine.Telapak tangannya yang kasar mengenai kulit Celine. Sebelum dia mengerahkan tenaga, Celine sudah refleks menggenggam pergelangan tangannya. Di saat se
Apa lagi kalau bukan hebat? Bukan hanya belajar untuk menyelamatkan orang, tapi juga terluka hingga masuk rumah sakit.Kemunculan Carlos membuat Celine kaget. "Kok kamu ada di sini?"Ini adalah rumah sakit kecil tak berbintang. Sekalipun memejamkan mata, Carlos tidak akan datang ke tempat kumuh seperti ini, kemungkinan mereka untuk bertemu sangatlah kecil.Carlos menatap Celine, tetapi dia segera mengalihkan pandangannya ke Lyon yang berada di samping. Dia tersenyum sinis sambil berkata dengan penuh maksud, "Keberadaanku mengganggu kalian bermesraan? Selanjutnya mau pergi ke mana? Cari hotel?"Keheningan melanda."Celine, kamu mengabaikan semua perkataanku?" Celine mendengar suara galaknya dari atas kepala. "Sudah kubilang kalau kamu berani menyelingkuhiku, aku akan membunuhmu."Lyon mengerutkan kening dan mencoba untuk menjelaskan, "Nona Celine terluka karena menyelamatkanku, wajar kalau aku mengantarnya ke rumah sakit. Hubungan kami nggak sekotor yang kamu pikirkan."Carlos mengangka
Saking marahnya, Celine tidak bisa berkata-kata. Dia menatap lemari sepatu yang kosong untuk cukup lama, lalu menutup pintu lemari dengan kuat.Ratna berbisik padanya, "Pak Carlos gengsian. Sepertinya pagi ini dia ada rapat, Pak Revin sudah beberapa kali menelepon untuk mendesaknya, tapi dia hanya duduk di sofa. Dia pasti ingin mengantarmu ke kantor, tapi malu untuk mengatakannya."Carlos yang berjalan mendekat kebetulan mendengar ucapan Ratna. Carlos hanya mendelik Ratna tanpa mengucapkan sepatah kata pun, tetapi Ratna merasakan adanya hawa dingin yang menyelimuti telapak tangannya. Dia tersenyum canggung dan segera kembali bekerja.Setelah keluar dari rumah, Celine melihat ada yang berdiri di samping mobil. Dia mengerutkan kening, orang itu bukan sopir perusahaan, tetapi sopir pribadi Carlos. Melihatnya mengeluarkan ponsel untuk menelepon, Carlos tiba-tiba membungkukkan badan untuk menggendongnya menuruni tangga.Sopir segera menghampiri mereka dengan membawa kursi roda.Celine berka
Rumah tua tidak kedap suara. Orang-orang di luar dapat mendengar pertengkaran di dalam dengan jelas.Celine memandang Carlos yang tiba-tiba muncul di hadapannya sambil bertanya, "Kok kamu bisa masuk?"Carlos menatapnya dengan kesal. "Takut kamu dipukuli sampai mati."Amarah Hasan masih belum mereda. "Carlos, jangan mencampuri masalah ini. Hari ini aku akan menghajar pembangkang ini."Sembari berbicara, dia mencoba untuk menarik tangannya, tetapi tidak berhasil mengeluarkan tangannya. Amarahnya perlahan-lahan mereda. Tatapannya pada Carlos agak rumit, terlihat tidak percaya, tetapi juga lega.Ayah mana yang tidak mengharapkan anak-anaknya hidup bahagia? Carlos adalah menantu yang disukai oleh Hasan. Sejak Celine memaksa Carlos menikahinya, hubungan kedua keluarga menjadi renggang.Dia merasa malu pada Keluarga Gutama karena telah mendidik anak perempuan tidak bermoral seperti Celine. Jadi selama beberapa tahun ini, dia tidak pernah menceritakan hubungan Carlos dan Celine pada orang luar
"Da ... Davin, menginginkanku.""Kayla, lihat baik-baik, siapa aku?"Lampu menyala. Setelah melihat wajah pria di samping dengan jelas, Kayla Sandio langsung membelalakkan matanya!"Theo? Kok jadi kamu?!"Pria itu mencengkeram dagunya sambil berkata dengan dingin, "Setelah tidur denganku, seharusnya kamu tahu aku bukan orang yang mudah dihadapi.""Bukan seperti itu, aku salah ...."Kayla berusaha kuat untuk melepaskan diri, tapi semuanya sudah terlambat. Rasa sakit yang luar biasa menyerangnya, dia benar-benar lenyap di tengah kegelapan ....Setelah itu, Theo Oliver melemparkan sebuah kartu kepada Kayla, tetapi dia malah menampar Theo!Theo menyentuh sudut bibirnya, lalu berkata sambil tersenyum sinis, "Bukannya ini yang kamu mau, hah?"Kalimat itu benar-benar menghancurkan Kayla. Sekarang, dia bahkan tidak punya kesempatan untuk menyesal."Theo, aku nggak mau uang, aku mau kamu menikahiku!"Tiga tahun kemudian, di Vila Aeris.Kayla sedang menonton berita hiburan yang disiarkan di TV,
"Kayla, apa maksud kontrak perceraian itu?"Setelah mendengar suara suram Theo, Kayla langsung tersadar."Seperti yang tertulis."Theo berkata sambil menyeringai, "Sebelum bekerja, datanglah ke kantorku untuk mengambil kembali sampah ini. Jam 8 malam, aku mau melihatmu dan ... barang-barangmu sudah berada di Vila Aeris."Kayla juga menjawabnya sambil menyeringai, "Theo, apa otakmu ...."Bermasalah?Dia tertegun. Seketika, dia menyadari makna lain dari panggilan ini."Kamu nggak perlu khawatir Raline akan disebut sebagai wanita simpanan. Hanya orang tua kita dan beberapa teman yang mengetahui soal pernikahan kita. Di mata orang lain, kamu tetap adalah pria sejati yang bersedia memikul semua kesulitan untuk membiarkan sang kekasih pergi menggapai cita-cita. Kini, kebahagiaan sudah menghampirimu, selamat."Semalam, Theo dipotret oleh para wartawan saat mengantar Raline ke rumah sakit. Hari ini, kalau berita Kayla mengajukan gugatan cerai terungkap ke media, Raline akan dicap sebagai wanit
Mendengar kata pisah rumah, hati Kayla seolah-olah dicubit dengan keras, terasa sedikit perih dan nyeri.Sejak menikah, sepuluh jari cukup untuk menghitung berapa kali Theo pulang ke Vila Aeris setiap tahunnya, tidak ada bedanya dengan pisah rumah."Lagian sisa tiga bulan, kurasa kita nggak perlu tinggal bersama."Theo menatap Kayla selama beberapa detik, lalu berkata sambil tersenyum sinis, "Perlu atau nggak, aku yang tentukan. Hari ini, Axel akan memberimu cuti dua jam, pindahkan kembali barang-barangmu.""Aku ...."Saat Kayla hendak menolak, terdengar suara ketukan pintu. Axel mengingatkan dari luar. "Pak Theo, rapat akan segera dimulai."Theo mengancingkan manset yang dibuka tadi sambil berkata, "Keluar."Kayla tidak bergerak dan masih berkata dengan kukuh, "Theo, aku nggak akan kembali ke sana."Theo tidak menanggapinya dengan serius. "Sudah berapa kali kamu berkata demikian?"Ini bukan pertama kalinya mereka bertengkar, juga bukan pertama kalinya Kayla pindah, tapi tak lama kemud
Kayla menggesek kartu Theo, dia tidak ingin menghambur-hamburkan uangnya sendiri ... untuk tinggal di hotel.Dia pun menelepon Bella. Setelah tahu bahwa Bella berada di rumah, dia langsung pergi ke sana.Mobil Paman Dafa terus mengikuti di belakang, tetapi Kayla mengabaikannya sepanjang jalan.Setelah keluar dari mobil, Kayla pergi mengambil kopernya di bagasi dan tangannya tidak sengaja tergores sudut mobil.Tangannya berdarah, tetapi tidak parah.Bella tinggal di lantai 17 dan pintu rumahnya selalu terbuka lebar saat tahu Kayla akan datang.Melihat Kayla masuk dengan membawa koper, Bella tertegun sejenak. Ketika bertelepon, Kayla tidak mengatakan bahwa dia datang dengan membawa koper.Sepertinya dia kabur dari rumah.Bella mengabaikan masker wajahnya dan segera mengulurkan tangannya untuk mengambil koper Kayla."Kok nggak bilang kamu bawa koper? Aku 'kan bisa turun menjemputmu .... Haih, kenapa tanganmu terluka?"Melihat Bella tampak panik dan hendak pergi mencari kotak P3K, Kayla pu