Share

Jangan kelewatan

Pada jam berikutnya. Migy mengelap keringatnya yang bercucuran di dahinya. Sambil menghela napas ia menggerutu kesal karena harus menjalani hukumannya. Ia diberi hukuman untuk membersihkan gudang sekolah.

Karena masalah Lony yang memergokinya menarik tangan Kalvi. Lony marah dan menuduh Migy mencari perhatian kepada cowoknya dan itu yang membuat Migy tak terima, lalu dia melabrak Lony.

Ketika Lony menampar Migy, Migy mencoba menghindar tetapi ia mendapat jambakan pada rambutnya. Karena terlalu sakit, Migy mencoba untuk membalas namun ketika ia mengangkat tangan, guru BK datang. Dengan licik Lony berpura-pura jatuh  dan berteriak kesakitan. Karena kesan itulah guru BK menyalahkan Migy.

Ceklek!

Migy menoleh ketika ada yang membuka pintu gudang, dia mendecih ketika melihat Kalvi masuk dengan raut wajah yang menyebalkan. Setelah ceweknya yang mencari masalah, sekarang cowoknya menambah masalah.

“Wah ada yang jadi jongos nih..” ledek Kalvi.

Migy hanya mendengus, lalu lanjut menyapu lantai gudang. Kalvi menghampiri Migy, dia menahan sapu yang dipegang oleh Migy dengan kakinya. Migy menjadi kesal karena pekerjaannya terganggu.

“Lepas!” bentak Migy.

“Boleh, asal dengan syarat berikan aku satu ciuman.” Kalvi menyeringai mesum.

“Dasar preman mesum. Sana minta sama cewek lo, ngapain minta sama gue,” setelah itu Migy menginjak kaki Kalvi membuat Kalvi mengaduh kesakitan.

Kalvi mengaduh sambil mengangkat kakinya. Dengan acuh, Migy meneruskan pekerjaannya menyapu lantai.

Melihat kelakuan Migy yang tak menganggapnya ada, Kalvi tersulut emosi. Ia menarik pinggang Migy dan menempelkannya ke tembok.

“Heh, lo jadi cewek jangan sok jual mahal. Lo pikir gue nggak tahu bahwa di balik wajah polos ini tersimpan kejalangan lo!” kata Kalvi kesal.

Migy tercengang.  Ia sudah jengah karena telah digangguin oleh sepasang kekasih yang tidak tahu diri ini sedari pagi. Sekarang yang cowok sudah berani mengatainya jalang. Brengsek! Dengan cepat Migy menampar mulut Kalvi hingga membuat sudut bibir Kalvi berdarah.

“Lo ngomong apa barusan? Gue jalang! Nggak salah, apa kabarnya lo yang suka nidurin cewek-cewek jalang lo. Dan asal lo tau gue nggak sudi bicara sama pemakai tubuh jalang. Ngerti!” bentak Migy marah.

Kalvi marah. Ia sangat benci bila ada yang menjelekan keburukannya. Saking marahnya, Kalvi mencengkram kedua lengan Migy dengan kuat dan mengancamnya.

“Ngak usah banyak bacot, lo. Jangan sok suci, karena gue paling anti sama cewek kayak lo. Dan asal lo tahu, gue bisa merusak lo di sini jika gue mau… gimana? Mau mencoba?”

Migy terkejut melihat mata Kalvi yang berkilat marah. Ia nyaris saja terjengkang jika tidak ditahan oleh tangan Kalvi. Karena terlalu terkejut, Migy tidak sadar jika wajah Kalvi telah mendekati wajahnya dan setelah itu Kalvi menempelkan bibirnya kepada Migy.

Kalvi melumat dan menggigit bibir Migy dengan kasar hingga Migy tersadar. Migy berontak, tetapi  Kalvi tidak mau melepaskan dirinya. Kalvi terus menempelkan tubuhnya pada Migy hingga membuat Migy berhenti berontak.

Untungnya Migy tidak kehilangan akal, ia segera memikirkan cara untuk membebaskan diri dengan menendang selangkangan Kalvi, hingga badboy mesum itu mengerang kesakitan.

Migy memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri. Tak lupa ia memberi bonus dengan menyiram kepala Kalvi dengan air bekas pel lantai.

Setelah jam pulang sekolah, Migy segera menaiki motornya untuk pulang ke rumah. Ia melihat ke sekeliling, takut jika Kalvi melihat keberadaanya. Ia sangat yakin jika Kalvi akan balas dendam kepadanya. Dengan cepat Migy memacu kendaraannya meninggalkan pekarangan sekolah.

Di rumah, Migy menemui neneknya yang sedang berbaring dalam kamar. Selama ini ia hanya tinggal bersama neneknya dan juga ada pembantu rumah tangga yang menjaga nenek.

Selama ini Migy dibesarkan oleh neneknya, setelah kedua orang tuanya meninggal ketika ia masih kecil. Beruntung ia masih bisa hidup mewah berkat harta peninggalan ayahnya.

“Nenek, nenek sedang apa?” Migy masuk ke kamar nenek.

“Eh, sayangku. Sudah pulang sekolah?” nenek bangun dari tidurnya lalu merentangkan tangannya agar Migy memeluknya.

“Sudah, nek. Migy baru saja tiba. Nenek sudah makan?” kata Migy sambil memeluk neneknya.

“Sudah. Ayo kita keluar. Tadi nenek meminta bibi membuatkanmu makanan sama pudding kesukaanmu.”

Di meja makan, Migy sedang asik memakan masakan yang dibuat oleh bibi. Selama ini nenek selalu memperhatikan semua kebutuhan makanannya dan juga menjaganya agar tetap sehat. Neneknya sangat menyayangi Migy karena hanya Migy yang menjadi satu-satunya cucu yang dekat dengannya.

Walau nenek mempunyai anak dan cucu yang lain, tetapi dia tidak terlalu dekat karena mereka semua tinggal di luar Negeri. Hanya Migy yang menjadi teman di hari tuanya.

“Sayang, bagaimana pelajaran di sekolah hari ini? Apakah kamu senang?” tanya nenek tersenyum lembut.

“Hmm.. ada senangnya dan ada nggaknya, nek. Tadi aku sempat dihukum karena digangguin teman.”

“Kenapa?” tanya nenek bingung.

“Biasa nek. Mereka sering tidak suka melihat keberhasilan Migy. Tapi nenek tak perlu khawatir, karena Migy bisa melawan mereka.” Migy tersenyum canggung, mengingat ia telah mengerjai Kalvi di gudang.

“Ya sudah, lain kali kamu jauhi saja orang-orang itu. Jangan dekat-dekat sama murid bandel, nanti kamu terpengaruh. Oke?”

Migy mengangguk. Ia terus menghabiskan makanan di piringnya. Setelah belajar dan dihukum seharian di sekolah, tenaganya terkuras habis. Jadi, dengan lahap Migy menghabiskan semua makanannya dan termasuk semangkuk puding pandan.

“Astaga, Migy kamu sangat rakus. Puding sebanyak itu habis sendirian. Kok nenek nggak dibagi,” kata nenek merajuk.

“Hah! Migy kira ini semua buat Migy, nek. Aduh, maaf ya nek, ini masih ada sedikit lagi. Nenek mau? Migy suapin, aaa.” Migy memberikan satu suapan pudding ke mulut neneknya.

Perasaan Migy selalu bahagia bersama dengan neneknya. Sejak kecil, nenek selalu menjaganya dan mencintainya. Ia tidak pernah merasakan kekurangan kasih sayang. Dan apa yang diinginkannya selalu dikabulkan oleh sang nenek.

Di sisi lain, Kalvi sangat marah dan kesal sekali. Ia tengah berbaring di ranjangnya dengan perasaan kesal ia menggerutu marah.

“Dasar Migy. Gara-gara kelakuannya aku jadi susah jalan. Orang-orang menertawakan jalanku seperti orang selesai sunat.”

“Awas saja, kalau si otong nggak bisa tempur lagi…. Besok aku harus minta pertanggung jawabannya. Haaaah! hilang sudah kesempatan kencan bareng Cyntia hari ini,” keluh Kalvi menatap langit-langit kamarnya.

Sepulang sekolah tadi Kalvi dibantu oleh Peter sahabatnya. Ia tak menyangka bahwa tendangan Migy akan berakibat sedahsyat ini hingga ia nyaris mandul. Mudah-mudahan itu tidak terjadi, karena ini bisa mencoreng citra badboy yang menganut paham seribu istri pada dirinya.

Setelah memuntahkan kekesalannya, Kalvi bangun dan berjalan ke meja belajarnya. Ia mengambil ponsel di atas meja dan kembali berbaring di ranjang. Sambil melihat pesan masuk, ia memikirkan sebuah cara untuk membalas perbuatan Migy.


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status