Share

Bab 163

“Nyo–Nyonya Aditama,” ucapnya pelan. Laura hanya mengangguk dan memilih mengalihkan pada empat ibu-ibu yang ada di sana serta dua baby sitter siswa lain.

Dia mulai menyapa dengan ramah, setelahnya memilih duduk di kursi kosong bergabung dengan kedua pengasuh si kembar.

Ketiganya tampak akrab karena Laura memang tak pernah menganggap orang lain levelnya lebih reh darinya.

Di dalam kelas Dita memilih duduk di bagian bangku paling depan, tadi dia sempat keluar kelas sebentar untuk melihat sang saudara kembar, dan setelah kembali ke mejanya ternyata ada siswa lain sudah duduk di sana.

“Ini tempat duduk ku,” ucap Dita ketus.

“Ma–maaf, aku duduk di mana ya?” Anak berkacamata minus itu bertanya pada Dita.

“Di genteng,” sahut Dita lagi.

“Kok di genteng, nanti kalau aku kehujanan bagaimana?” tanya anak laki-laki itu polos tanpa berani melihat ke arah Dita.

Dita berdecak sebal, kesabarannya setipis tissu kalau menghadapi orang lelet seperti ini. Yang ditakutkan Laura terjadi, jiwa preman sang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status