Tiga hari berikutnya Ryan terpaksa kembali lebih cepat dari masa cutinya. Belum genap dua minggu dia sudah membujuk istrinya untuk kembali.Ryan yakin Angel belum sepenuhnya mengerti tentang pekerjaannya. Makin cepat Angel paham makin cepat juga dia kembali ke kotanya dan berhenti bekerja di perusahaan David.“Loh Pak Ryan sudah kembali?” tanya Angel.Wanita itu terkejut saat melihat Ryan tiba di kantor sebelum masa cutinya habis, dan itu artinya pekerjaan Angel sepenuhnya akan diambil alih oleh Ryan.“Iya terpaksa kembali lebih cepat, sebab besok adalah hari penting untuk Bos,” jawab Ryan.Angel tahu besok ada pertemuan dengan para pengusaha di seluruh dunia, dan Angel sudah mendapatkan amanat untuk mendampingi David dan Joe. Tapi sekarang semuanya pasti diambil alih oleh pria ini, pikir Angel kesal.“Kan sudah ada saya Pak Ryan,” sahut Angel dengan suara lembut.“Kami disuruh atur jadwal Bos saja sampai salah, padahal kamu tahu sendiri kan kalau Tuan david tak bisa kelelahan.”Ryan
“Sebagai teman aku hanya bisa bantu doa, semoga Margareth tidak hamil,” ucap David.“Maksudmu tidak hamil apa huh? Aku sudah ke rumah sakit dan memaksa dokter mengatakan semuanya, untung aku jual namamu jadi dokter tak banyak omong.”David memicingkan matanya, melirik sang sahabat hanya dengan ekor matanya.“Bulan ini kamu tidak usah mengambil gaji, karena kamu dengan sengaja menjual namaku untuk kepentingan pribadimu.”David berujar sambil tetap menatap ke arah depan, bahkan saat ini mobil milik Joe sudah masuk ke dalam perumahan yang salah satunya bangunan sewaan Margareth.“Ambil semua gajiku, bila perlu kamu tak usah membayarku lagi. Lagian aku tak pernah kemana-mana lagi, jadi aku tak butuh uang.”Yang joe maksud adalah dia sudah berhenti ke tempat hiburan malam, menyewa banyak wanita setiap malamnya dan membeli miras terbaik di tempat itu.David kembali menggeleng sambil tertawa kecil. Tak berselang lama mobil mewah Joe sudah berhenti di depan rumah yang dimaksud.“Kamu yakin i
“Fokuslah sekarang sama Riana, yang penting kamu bertanggung jawab untuk mencari tahu tentang Margareth.”David mengingatkan sang sahabat karena nyatanya Riana memang membutuhkan Joe sepenuhnya.“Iya Vid, thank’s ya. Aku mau ke ruanganku dulu,” pamitnya. David hanya mengangguk sebab dia sendiri pun masih memiliki tumpukan berkas yang harus ditandatangani sebelum meeting bersama klien.Tok tok tok“Masuk,” ucap david memberi perintah.“Permisi Tuan, saya ingin menyampaikan kalau tadi tim marketing ingin bertemu anda sebentar. Apa anda punya waktu atau mau makan diluar?” Ternyata Ryan yang masuk ke dalam ruangan Bosnya. David menghentikan kegiatannya sejenak untuk bisa berbicara dengan Ryan.“Ya sudah suruh masuk saja,” jawab David.“Baik Tuan, apa Tuan mau saya pesankan makan siang?” tanya Ryan.Sebab sebentar lagi jam makan siang, rasanya tak mungkin David yang baru sampai di kantor akan kembali keluar kantor hanya untuk makan siang.“Tidak usah Ryan terima kasih. Kebetulan Laura dan
"Ryan, siapkan semua yang kita butuhkan hari ini!" Titah David tegas.Laura dan si kembar baru saja pulang ke rumahnya dan sekarang David akan ada pertemuan penting ditemani Joe dan Ryan sebelum nanti datang ke sebuah pagelaran akbar bersama Laura.Kebetulan siang ini mereka akan menghadiri sebuah undangan dari dari kepala pemerintahan di Kota New Capitol, untuk bersaing dengan banyak pengusaha memenangkan tender dengan nominal yang fantastis.Akan tetapi hal tersebut tidak mudah didapatkan oleh para pengusaha itu, sebab ada beberapa hal yang harus mereka lakukan untuk bisa dipercaya menjadi pemenang dalam tender tersebut."Sudah Tuan!" Ryan sudah menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan David, ia bukan baru bekerja dengan sang CEO, namun dirinya sudah bekerja bertahun-tahun dengan pria tersebut. Jadi sebelum David memberi perintah, Ryan sudah bisa mengetahui apa yang harus ia lakukan."Good Job, sekalian bilang sama Joe kita berangkat 10 menit lagi," sambung David lagi. Ini lah ya
“Ah tidak pak Ryan, baru saja saya akan menghubungi Pak Ryan. Soalnya ponselnya bunyi, takutnya Pak Ryan butuh ponsel ini.”Akhirnya otak cerda Angel bisa difungsikan dengan baik karena seketika dia mendapat jawaban yang sudah pasti dipercayai oleh Ryan.Ryan mengambil ponsel dari tangan Angel, “termi kasih,” sahutnya singkat.Pria itu berlalu dari hadapan Angel setengah berlari untuk bisa tiba di lobby perusahaan Aditama. Setelah Ryan ada di Lobby tampak David dan Joe sudah ada di dalam kamar dan Ryan masuk ke dalam mobil.Joe duduk di belakang bersama David, sedangkan Ryan duduk di depan di samping sopir. Ada hal yang harus dua sahabat sejati itu bahas termasuk kekhawatiran Joe jika David salah langkah.Namun sekali lagi pria itu malah berucap dengan santainya seolah di depan bukan ancaman untuknya."Aku tidak mau ya kalau kamu menyalahkanku bila kamu salah jalan. Yang penting aku sudah mengingatkanmu bila di depan matamu ancaman!" ucap Joe tegas.David tersenyum dan tak takut sa
Laura menatap tubuhnya di pantulan cermin di salon Merry langganan almarhum sang mama mertua.Awalnya Laura ingin Merry yang ke rumah tapi nyatanya setelah dihubungi sang ahli kecantikan mengatakan banyak customer dan meminta Laura yang ke salon.“Say, sopir mu sudah datang tuh,” ucap Merry dengan ciri khasnya seperti seorang wanita.“Terima kasih,” jawab Laura. “Kamu sangat cantik, dan eke yakin kamu akan menjadi pusat perhatian dalam acara itu.”Dia tak memuji Laura hanya karena Laura bermake up di salonnya, tapi Nyonya muda Aditama memang secantik itu.Gaun malam berwarna biru dongker menjadi pilihan David agar matching dengan warna tuxedo yang dia pakai. Gaun berbentuk sabrina membuat belahan dada sang mama muda tampak jelas menyembul membuat penampilannya semakin seksi dan mempesona. Gaun yang menutupi mata kaki dan pres di badan, memperlihatkan lekuk tubuh sang wanita yang sudah pasti membuat David akan menjadi pusat perhatian karena mereka pasangan serasi. Belum lagi belaha
“Kalian pasangan serasi, wanitanya cantik dan prianya sangat tampan. Bahkan di saat usiamu sudah masuk kepala empat justru tak terlihat seperti usia matang. Kamu justru seakan seumuran dengan Laura. Bagi resep dong.”Kalimat berlebihan menurut Laura itu datang dari salah satu teman lelaki sang suami. Sedangkan Maira dan teman wanita lainnya tampak biasa saja bahkan ikut tersenyum mendengar pujian itu.Sikap Maira dan temannya tak menunjukan sikap sinis seperti sebelumnya.“Rahasianya, asal memiliki pasangan yang yang membuat kita bahagia maka wajah pun tampak awet muda,” sahut David.“Nah itu yang sulit untuk kami. Bahkan wanita yang mendekati kami macam Maira, selain bawel dan dia juga sangat materialistis.”Mereka tergelak bersama, Maira mendelik manja ke arah temannya sedangkan Laura hanya tersenyum kecil. “Sayang aku mau ke toilet sebentar ya,” pamit Laura.“Biar aku anterin sayang,” jawab David. Laura menghela nafas panjang, “jangan berlebihan deh, aku tahu di mana arah toilet
“Ini tidak mungkin terjadi, David orang terkaya di Kota ini mustahil istrinya mengambil barang yang bukan miliknya.”Bagai malaikat tak bersayap Maira dengan lantang membela Laura di hadapan para tamu undangan. Laura menangis dalam dekapan David.“Lalu, perhiasanku berjalan sendiri berjalan menuju ke dalam tasnya? Kamu pikir kami bodoh?” Sang pemilik perhiasan membentak Maira dengan suara lantang setelah tangisnya menyurut. “Katakan padaku, siapa yang mengambilnya ke toilet? Kamu atau kamu?”Gadis itu kembali menunjuk Maira dan temannya karena dianggap membela Laura.“Penjarakan saja dia Pa. Mama yakin dia ada kelainan, terbiasa mengambil barang yang bukan miliknya.”Suara sang nyonya kembali mengoyak relung hati Laura, tak sekalipun dia pernah berpikir untuk mengambil barang yang bukan miliknya.“Iya benar, laporkan saja biar kapok. Dasar pencuri!” Yang lain menimpali. Kegaduhan kembali terjadi dan semakin banyak orang yang datang mengerumuni Laura dan mengambil gambar Laura dan v