Share

62: Serangan Malam

Pemuda itu masih memejamkan mata. “Aku tidak tahu harus percaya pada siapa, tapi satu yang aku tahu. Jika memang racun ini atau belatimu bisa membunuhku, maka aku akan lebih senang daripada harus diam tak bisa bergerak seperti ini.”

Anilas melepas topi bambunya dan mengangkat tinggi gaun hitamnya yang panjang sampai ke paha. Dia naik lagi ke atas tubuh Rion dan mengambil sebilah belati yang sudah disterilkan di atas api lilin. Dia mulai membuka kancing kemeja Rion lebih banyak dan meraba di sekitar dadanya untuk mencari pembuluh darah.

“Kau gemetar!” bisik Rion.

Anila melirik pemuda berambut merah itu. Pandangan mereka bertemu dengan sangat intens. Dia berusaha mengalihkan pikirannya dari tubuh berotot Rion pada pekerjaannya sebagai seorang tabib.

“Tidak!” bantah Anila.

“Ya, kau gemetar. Kau menekan pahamu terl

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status