Share

Bab 11 - Dada Tempat Bersandar

Aria masih berusaha menghapus jejak-jejak duka kala ia masuk ke dalam kelas. Hatinya hancur seperti kepingan CD yang kini ada dalam dekapannya. Hidungnya memerah dengan mata yang berwarna serupa. Sesekali isaknya masih terdengar menyayat, tapi ia berusaha meminimalisir semua perhatian padanya. Bergegas gadis itu duduk di bangku dan tetap menunduk.

Jangan berharap Aria bisa berkonsentrasi dalam pelajaran. Pikirannya kacau balau.

Dia bahkan belum mendapatkan gaji pertamanya untuk membayar CD ini. Belum menikmati barang yang susah payah didapatkan itu. Axel sialan! Aria menyumpahi pemuda itu berulang kali. Setiap kali ia merutuk, air matanya pun ikut runtuh.

***

Meski waktu terasa seperti kura-kura yang tersesat, bel waktu pulang akhirnya berdentang. Sampai akhir, Axel tak menampakkan batang hidungnya. Aria pun tak mengharapkan kehadiran bajingan itu. Ia sungguh takut tak bisa menahan diri dan mengirimkan bogem mentah ke arah pemuda bermata kehijauan itu.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status