Share

Bab 16 - Dejavu

Mysha merasakan dadanya berdesir ketika melihat senyum William yang diarahkan kepadanya, merasakan aliran darah mengalir lebih banyak ke daerah wajah. Tidak, ini tidak boleh, Mysha berusaha mengingatkan dirinya. Bayangan Axel seketika berkelebat dalam benak, menghujamkan rasa sakit ke dalam hatinya. Luka yang sempat dia rawat kembali mengeluarkan darah.

"Ke mana?" tanya Mysha tetap mempertahankan senyumnya. Dia merasa semakin ahli untuk bersandiwara, menutupi kondisi hatinya yang tidak menentu di hadapan para klien dan William.

"Kau akan tahu." William tersenyum samar sebelum menyalakan mesinnya. "Tapi sebelumnya, aku ingin ke sebuah tempat."

Mysha menatap William penuh tanya. Nyaris tidak pernah pria berambut hitam itu menyembunyikan sesuatu, tapi kali ini dia melakukan hal di luar kebiasaan. Walau rasa penasaran mendesak keras, wanita itu memilih tetap bungkam dan membiarkan waktu menjawab.

William menggerakkan mobil itu membelah kota New York yang seda

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status