Ini kilas balik sebelum Tragedi Bom Merah – nama yang diberikan oleh media atas ledakan bom di Kawasan Lampu Merah NGT. Mengungkap alasan Robot Gedeg alias Bodeg melakukan pembunuhan berdarah dingin itu.
Di kamar tidur. Bodeg sedang bermimpi buruk. Mimpi lama yang telah menghantuinya selama bertahun-tahun.
“Saudara untuk selamanya,” sumpah Bodeg seraya menoreh telapak tangannya dengan belati. Sahabatnya, Mongol mengambil belati itu dan melakukan hal serupa. Kemudian keduanya menyatukan telapak tangan mereka. “Saudara untuk selamanya,” balas Mongol.
Bayangan itu berubah ke momen hangat dan membahagiakan. Adik perempuan tercintanya, Lela mengenakan baju pernikahan kebaya serba putih. Senyumnya merekah. Ia laksana sekuntum Crinum Giganteum. Cantik, indah, dan bersahaja. Bersanding di sebelahnya san
“Kau bermain-main dengan hidup dan mati manusia. Kau mau jadi Tuhan rupanya, Bodeg.”“Siapa kau! Apa yang kau lakukan dengan adikku! Keluar!”“Siapa aku? Aku Hamba Allah. Datang menawarkan cara untuk menebus segala penyesalanmu.”Bodeg memukul tempat tidur tepat di samping kepala Lela. “Keluar! Aku tak peduli dengan penawaranmu. Kau mengotori tubuh adikku dengan merasukinya,” usir Bodeg gusar.“Tenang… jika kau dengarkan aku, aku akan beritahu sebuah rahasia untuk mengalahkan Johny Iblis.”Bodeg mundur selangkah. “Apa urusanmu dengan Johny Iblis?”“Makhluk terkutuk itu secara terang-terangan melak
Serangan Bom Merah mengoyak NGT, merengut 201 korban jiwa dan melukai ratusan lainnya. Orang kehilangan sanak saudaranya. Ribuan orang berduka atas kejadian tersebut. Itulah harga yang harus Bodeg tebus untuk rahasia yang Hamba Allah tawarkan. Menjagal kaum pendosa yang Hamba Allah anggap melanggar larangan Tuhan-Nya. Akan tetapi dunia terus berputar. Tidak akan berhenti biarpun bertambah seribu korban lagi. Orang masih harus cari makan, orang tetap akan beranak pinak, dan Macan Kemayoran alias Persija tetap harus bertanding melawan Maung Bandung alias Persib di GBK. Seluruh bangku stadion terisi penuh oleh penonton antusias. Seakan Tragedi Bom Merah tak pernah ada. Panasnya pertandingan memuncak, menjelang menit-menit terakhir babak kedua. Posisi skor 2-1 untuk Persija. Waktu yang tersisa bagi Persib untuk menyamakan kedudukan tinggal 2 menit saja.
Manusia-manusia di stadion tak sadar sebentar lagi mereka akan jadi alat pembayaran transaksi gaib yang sah. Sesungguhnya bukan darah di nadi atau nyawa mereka yang dianggap bernilai. Melainkan sikap menyembah sang penumbal yang mendebarkan, menggairahkan makhluk astral. Seberapa rendah seorang manusia bersedia tunduk menurunkan harkatnya dengan kekejaman dan kekerasan. Sebagaimana manusia sudah melakukannya berabad-abad, bahkan dengan memakai nama Tuhan.Tak lama lagi malaikat-malaikat maut kecil di atas stadion akan mengirim banyak orang ke surga atau neraka, atau mengirim mereka kembali dalam siklus reinkarnasi sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Yang jelas jarak akhirat sudah sedekat satu sentuhan jari di layar hape Sang Malaikat Maut, Bodeg.Bos Geng Technium itu sedang berada di ruang bawah tanah stadion GBK. Ruangan rahasia tersemb
Elfa mengirimkan perintah via satelit ke seluruh drone. Chip prosesor mereka mendapatkan profil Johny Iblis dan lokasinya. Dengan canggih mereka bisa membuat rute baru seperti fitur Google Maps. Puluhan ribu drone itu dengan cepat terbang masuk ke bagian dalam stadion, bermanuver melewati halangan, menuju ruang bawah tanah.Suara mereka bergema hingga ke ruangan tempat Johny Iblis berada.Bu Manajer berkata, “Ini mainannya Bodeg. Izinkan saya yang urus.”Johny Iblis mengangguk.“Lo gak akan bisa mengalahkan drone-drone gue yang jumlahnya banyak itu,” kata Bodeg.&l
Bodeg bungkam.Johny Iblis menjentikkan jarinya. Anak buahnya paham kode itu dan lanjut merobek pakaian Lela hingga ia telanjang. Kreek! Kreek!“Hentikan! Hentikan! Akan aku beritahu!” seru Bodeg.Akan tetapi bila Johny Iblis sudah mendapatkan info yang ia mau. Apa yang mencegahnya dari menzalimi Lela. Bisa jadi mengungkap rahasia atau tidak, ujungnya akan sama saja, bukan?“Yang sedang kulakukan di sini adalah…”“Apa bang?”“Portal gaib…”“Ada apa dengan portal gaib?”“Portal... beberapa
Kamar lantai dua, rumah Jessica. Markas — “Tim YouTuber legendaris ter-horor se-Indonesia, ter-banyak jumlah subs dan view-nya, LoeGaibGueKejar.” Kalimat itu sering Beni ulang-ulang bak jampi-jampi. Kalimat magis yang ia percaya dapat membuat jumlah view bertambah, atau memberi tulah kepada video kompetitor yang masuk trending supaya mental.Ruangan itu sederhana. Hanya ada sebuah meja tua osteoporosis, gara-gara kakinya sempat dirayapi. Kalau sedang dipakai ker
Beni menarik lengan Jessica dan berbisik, “Ke… kencing sambil berdiri. Gak ada tantangan yang lain apa? Lagipula emang wanita bisa begitu?” tanya Beni sambil memperagakan arah aliran, “Bukannya kalau wanita ke bawah?”“Ada tekniknya lah. Jangan khawatir gue sudah berlatih cukup lama, gue yakin kita akan menang. Kita akan buat Linda bergabung dengan kita, dan uang kita akan selamat.”“Berlatih? Hah, hobimu aneh sekali?”“Kita kan memang kumpulan orang aneh, jangan sok normal deh.”“Baik, gue terima tantangannya!” jawab Linda.Beni berbisik lagi ke Linda, “Mengapa Linda menerima tantangan itu dengan percaya diri? Apakah kencing sambil berdiri i
Tiga hari kemudian. Tepatnya Jumat Kliwon. Malam magis yang tercium amis, karena para ahli spiritual sering beritual darah di tipikal malam seperti ini. Kaum dedemit jadi pecicilan, lebih bergairah keluyuran oleh karena aromanya. Walau entah bagaimana mereka mencium darah, punya hidungkah mereka? Ah bagaimana pun caranya, malam ini sungguh waktu yang tepat untuk berburu hantu.Jam Casper — si hantu baik melingkar di pergelangan tangan Linda. Jejarumnya menunjukkan pukul 20.43 kala ia dan teman barunya menyambangi sekolah. Area sekitar sekolah terlihat remang-remang, karena penerangan yang minim. Sementara bagian dalamnya nampak gelap dan suram.“Gerungggg!” protes Vixion Beni kencang, karena olinya belum diganti dan ditunggai melebihi kapasitas — tiga orang plus peralatan ke TKP. Di jok belakang Linda dan Jessica sudah seperti cabe-cabea