Share

Cinta Pertamaku

“Abid beruntung, bisa nikah sama adikmu, Linda!” kata Firman lagi, dan aku mengangguk tanda setuju dengan ucapannya itu, sebab Linda adalah adik kandungku.

“Iya, kamu benar! Mereka pasangan yang serasi! Nggak kayak aku, sampai sekarang belum ada yang mau!” Aku berseloroh demi membuka pembicaraan lainnya.

Firman tertawa kecil dan dia menggelengkan kepalanya sambil menatapku dengan tatapan yang sulit kualihkan. Dia seperti menggoda imanku untuk mengingat masa lalu yang menyedihkan.

Haruskah aku ungkit sekarang tentang bagaimana ia dulu pernah menyakitiku. Ia memberikan harapan setinggi langit tapi kemudian aku dihempaskan dengan sangat keras ke dasar bumi. Rasanya perih di ulu hati dan itulah kali pertama aku merasakan sakit, karena patah hati.

Dia pergi tanpa permisi dari rumah, saat aku izin ke kamar mandi, padahal kedatangannya ke rumah waktu itu jelas ingin melamarku.

Waktu itu aku terima keinginannya untuk melamar, walau belum lama aku dan dia pacaran—yaitu menjelang kelulusan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status