Setelah seminggu berada di rumah sakit, hari yang ditunggu-tunggu tiba ketika nenek Samantha akhirnya pulang ke rumah. Dengan senyum penuh kebahagiaan, keluarga dan Ivander menyambutnya di pintu. Suasana hangat dan syukur terasa di udara saat mereka menggandeng tangan nenek yang telah pulih.Ruangan dipenuhi dengan kegembiraan saat keluarga Samantha bersama Ivander hendak merayakan kesembuhan nenek dengan menyelenggarakan syukuran yang dihadiri juga oleh anak-anak yatim dari panti asuhan. Mereka segera sibuk untuk mempersiapkan."Samantha, Ivander, kalian bisa tolong pergi ke pasar sebentar? Kita butuh beberapa bahan lagi untuk syukuran," perintah Bibinya seraya sibuk."Tentu, Bibi. Kami akan segera pergi. Ada apa saja yang harus kami beli?" Tanya Samantha dengan sigap."Kita butuh lebih banyak sayuran, bumbu-bumbu dapur, dan mungkin beberapa makanan ringan untuk anak-anak.""Baik, bibi. Kami akan mencarinya. Apakah ada preferensi khusus?
Anna merasakan kecemasan mendalam saat melihat perubahan sikap Elvano yang tiba-tiba dingin. Ketidakpastian akan masa depan rumah tangganya membuat Anna merasa cemas, mencari cara untuk menjaga hubungan mereka tetap kokoh di tengah gejolak yang muncul dari bayangan masa lalu yang terus menghantuinya."Elvano, kenapa sejak kemarin kamu tiba-tiba berubah? Apa yang terjadi?" Tanya Anna berdiri memandang Elvano suaminya."Tidak ada apa-apa," Elvano menjawab dengan sikap dinginnya."Aku tahu kamu suka dengan kopi ini. Kenapa tiba-tiba kamu dingin padaku?" Anna membawa dan meletakkan secangkir kopi."Apa yang membuatmu berpikir begitu?" Elvano menerima kopi tanpa ekspresi."Kamu berbeda, Elvano. Ceritakan padaku, apa yang terjadi?" Anna terduduk di hadapan Elvano dengan perasaan cemas."Apakah kamu masih memiliki perasaan pada Ivander?" Elvano bertanya dengan nada dingin.Anna berusaha mengalihkan pandangannya."Menga
Ketika Elvano mendekati rumah seseorang untuk bertamu, tak disangka ia menemui seorang wanita yang dulu pernah mencintainya. Detik itu menjadi sorotan kenangan pahit, di mana Elvano mengingat saat-saat ketika ia secara tidak bijak meremehkan dan menyia-nyiakan perasaan wanita tersebut.Kehadiran itu membawa rasa penyesalan yang dalam, memperlihatkan bagaimana tindakan masa lalu dapat meninggalkan bekas yang sulit terhapus. Elvano merasa gemetar saat melihat wajah wanita itu, membanjiri pikirannya dengan kenangan pahit yang tersembunyi selama ini.Tatapannya dipenuhi penyesalan, menyadari betapa tidak bijaknya dia dulu. Momen itu menjadikan sebagai kenangan, mengajarkannya tentang dampak tindakan masa lalu yang mungkin sulit diperbaiki.Ceklek."Elvano?" Sosok tersebut jelas sangat terkejut karena kehadirannya."Hai," ucapnya gemetar, namun berusaha terlihat tegar.Sosok tersebut menatap Elvano dengan kesal."Maafkan aku
"Selamat pagi, Cheryl! Apa kabar setelah sekian lama purnama, kamu baru muncul ke permukaan?" Sambut Elvano yang melihat kedatangan Cheryl dan bercanda dengannya."Hai, Mas Elvano! Alhamdulillah, baik. Baru saja aku pulang beberapa hari kemarin, nih," jawab Cheryl sambil tertawa."Oh, iya? Aku tidak menyadarinya. Bagaimana kabar kuliahmu, apakah berjalan lancar?" Elvano masih terduduk di meja kerjanya sambil basa-basi."Ya, kebetulan aku juga baru saja wisuda, Mas. Meskipun memang jalannya tidak selancar perkiraanku, semua butuh perjuangan dan air mata, haha..." Balas Cheryl tertawa renyah."Iya, memang seperti itu. Dunia sangat keras Cheryl. Oh iya, kau butuh apa Cheryl ?""Hmm... aku butuh beberapa ekor ayam, aku membelinya untuk acara keluarga. Ada rencana makan bersama untuk merayakan kelulusanku, Mas.""Wah, Bagus deh, pasti seru. Oh iya, mari ikut aku ke dalam. Kau bisa pilih sendiri ingin ayam yang seperti apa," ajak Elvano ke dalam area ternak ayam."Duh, Mas Elvano, setahuku
Tok, tok, tok."Permisi, tolong buka pintunya segera," ucap seorang petugas dengan suara santai.Jantung Anna berpacu tidak karuan, karena diam-diam mengikuti Elvano suaminya keluar rumah.Ceklek!"Ya, ada perlu apa?" Tanya Elvano merasa terusik pada petugas."Elvano, apa yang sedang kau lakukan di sini?" Anna bertanya dengan suara gemetar.Elvano menoleh dengan sangat terkejut, dan Anna segera menerobos masuk ke dalam kamar tersebut untuk menemui Cheryl yang tanpa sehelai benangpun dibalik selimut. Menatap Anna dengan wajah ketakutan."Anna! Ini bukan seperti yang kau kira. Aku bisa memberikan penjelasan... " Elvano terkejut dan segera menghampiri Anna."Bagaimana bisa, Elvano? Aku telah percaya padamu!" Anna dengan tangisnya yang pecah."Anna, kita bisa bicara. Ini bukan seperti apa yang kau pikirkan," ucap Elvano berusaha memegang Anna.Anna segera menepisnya dengan kasar dan menjauh.
"Mas Elvano, aku sudah cukup sabar! Aku datang ke sini karena aku tidak tahan lagi. Kita harus menikah sekarang juga! Kamu harus bertanggung jawab karena telah mengambil kesucianku!" Ucap Cheryl dengan lantang.Cheryl datang secara tiba-tiba dan segera masuk ke dalam rumah tersebut tanpa permisi.Sementara Elvano yang tengah berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Anna, kembali terkejut dan frustasi. Anna pun hanya terdiam karenanya."Cheryl, aku sudah memberitahumu sebelumnya. Aku tidak siap untuk menikah, dan aku tidak merasa kita memiliki masa depan bersama. Aku merasa menyesal dan bersalah karena melakukan hal itu, sekarang!" Elvano tampak terlihat frustasi."Kenapa kamu begitu kejam, Mas Elvano?! Kamu telah berjanji padaku akan menikahiku, dan sekarang kamu ingkar janji! Kamu bilang bahwa kamu menginginkan diriku untuk memiliki masa depan yang cerah, dan aku akan melahirkan buah hatimu!" Ujar Cheryl berteriak kesetanan."Janji
Elvano merasa sangat frustasi setelah beberapa hari terlibat dalam pertengkaran sengit dengan Anna. Kekecewaannya memuncak ketika Anna secara tidak terduga membocorkan perilaku kurang terpuji yang pernah dia lakukan dengan Cheryl.Elvano sebenarnya hanya menggunakan hal itu sebagai umpan dan ancaman agar Cheryl tidak mendesaknya untuk menikah. Namun, sekarang, situasi semakin rumit dan emosional bagi Elvano, karena rahasia tersebut terkuak tanpa ampun."Anna, aku tak tahan lagi dengan cacian dan gosip dari warga sekitar. Omset penjualan ayam ternakku juga merosot tajam karena itu semua!" Ungkap Elvano dengan sangat kesal."Cheryl harus menerima konsekuensinya, Elvano. Dan kau juga harus merasakan sakit yang telah aku alami!" Anna dengan marah, menatap Elvano yang berjalan bolak-balik di hadapannya."Tapi ini semua hanya sebatas umpan, Anna. Aku tak pernah bermaksud untuk menjadikan semuanya seperti sekarang ini. Aku hanya ingin menghindar dari per
Anna terdiam, tidak mau bicara, hanya menatap datar kekosongan. Pagi itu, Elvano kembali membuat Anna agar bisa kembali seperti sedia kala."Anna, tolong bicara. Aku khawatir padamu," Elvano berusaha memberikan perhatian."Biarkan aku sendiri," ucap Anna tanpa menoleh.Cheryl masuk dengan hati-hati dan menghampiri keduanya."Anna, Elvano harus berbagi kasih sayang. Dia sudah mempunyai dua orang istri, dan kini giliranku yang harus mendapatkan kasih sayang, jangan kau ambil seorang diri dengan banyak drama," ucap Cheryl dengan rasa iri hati dan cemburu."Cheryl, Anna butuh perhatian lebih sekarang. Dia tengah merasakan sakit yang begitu dalam," Elvano mencoba memberikan penjelasan."Tapi aku juga istrimu. Aku juga berhak mendapatkan perhatian!" Protes Cheryl dengan tidak terima."Elvano, keluarlah dari sini! Urus saja ayam ternakmu yang lepas itu, agar tidak banyak berkokok di kamarku!" Anna menatap Cheryl dengan tatapan