Share

44. Memburu pelaku

Embun menutupi rambut Zaara dengan syal.

“Tadi kamu mandi?” telisik Embun sebab khawatir jika Haikal melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar mencuci rambutnya tanpa sepengetahuannya. Sepeka-pekanya orang buta tentu tidak akan mungkin menyaingi orang normal yang banyak akalnya.

“Ish, kamu daritadi gak nyimak. Kalau mandi belum bisa sebab masih terasa perih sekali. Ya, kamu tahu sendiri keramas doang sama kamu juga ...

Kalau tidak dicuci bau sekali. Mereka bener-bener sakit! Mereka sempat-sempatnya menyiramku dengan minuman, bir, tequila … koktail … bikin rambutku rusak,” omel Zaara dengan geram.

Syukurlah, Mas Haikal tidak berbuat senonoh. Eh, tapi kalau mencuci rambutnya apa itu tidak senonoh?

“Maafin aku sekali lagi, Ra,” lirih Embun dengan perasaan yang bersalah. “Niat hati makan malam dan bersenang-senang, malah kena penganiayaan,”

“Ini sudah ke sembilan kali kamu meminta maaf,” desis Zaara dengan sedikit mendecak sebal.

“Aku merasa bersalah sampai detik ini.”

Embun meng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status