Suara serigala itu semakin dekat. Intan dan yang lainnya kemudian mengumpat. Dari balik semak-semak mereka tampak mengintip. Di sisi lain Addab yang sudah diberi obat yang entah terbuat dari apa tampak membaik. Hanya saja lukanya belum sempat dibersihkan.Tepat di bawah pohon bambu serigala itu tampak berhenti.Aauuuuuoooo...!!!!Anehnya, dia berubah wujud kepalanya menjadi manusia, sementara tubuhnya masih serigala. Bahkan tubuhnya ternyata terluka. Melihat hal itu, kami semua syok.Haical lalu berbicara dengan gagap, karena saking terkejutnya."Seri-ga-la jadi-ja-di-an...?""Hustt....!""Jangan keras-keras!"pinta Intan."Maaf, bos,"ucapnya Haical seraya berbisik-bisik.Addab yang berada dipelukan Haical yang sudah sadar kemudian berujar,"Serigala jadi-jadian?"tutur Addab."Addab kamu sudah bangun, syukurlah seru Intan."Iya Intan. Bagaimana kabarmu?""Aku baik-baik saja. Gimana lukamu, apa sudah membaik?"tanya Intan."Ya. Aku sudah baik,"tutur Addab lirih.Lalu Addab berujar kemba
"Oh tidak apa. Maksud saya iya, sebaiknya kita lanjutkan sekarang juga,"tutur Haris.Sebenarnya Haris merasa ada yang memata-matai. Namun, dia sendiri juga tidak melihat dengan pasti."Jika itu benar, pasti yang memata-matai itu akan mengacaukan rencana kita?"Di sisi lain jika Haris memberitahu dia sendiri juga tidak begitu yakin akan melihatnya, pasalnya saat Haris memperhatikan kembali di balik pohon di seberang tampak seorangpun yang tampak bersembunyi. Haris sudah yakin akan hal itu, dia juga mengeceknya."Bro. Ayo kita jalan? Kenapa kamu malah bengong?"tanya Haical hingga yang lain tampak juga menatapnya.Haris kemudian menghela nafasnya, dia lalu membalas dan berkata,"Ayo kita jalan!""Sudahlah mungkin itu hanya perasaanku,"batin Haris.Mereka melangkah dengan langkah yang cepat karena harus segera menyelamatkan nyawa seseorang. "Apakah mereka masih hidup?"batin Intan bertanya-tanya.Sementara itu, Si genderwo raksasa yang merasa tidak bisa menghadapi Intan dia melaporkan kepa
"Brengsek!"batin Addab! Tangannya dia tampak mengepal karena saking emosinya. Diapun merasa frustasi. Wajahnya begitu muram."Apa aku harus menjadi monyet seumur hidup? Hah?"Tidak...! Tidaaaak...!"jerit Addab dalam hati.Saat ini Addab yang ingin sekali berubah wujud menjadi prajurit seperti sedia kala berfikir seolah kesempatan menjadi manusia sangatlah kecil. Oleh sebab itu, dia kemudian melangkah pergi dari sana. Melihat hal itu, Arod merasa heran. Dia mengikuti Addab yang tampak berlari."Kenapa dia malah pergi disaat kondisi seperti ini? Aku tidak habis fikir! Kalau begini bisa-bisa kehilangan jejak? Aku harus ikuti Addab?"Dengan cepat Arod mengejar lalu menangkap Addab disaat dia berhenti."Hai....! Kau kenapa malah pergi dari sana? Saat ini kondisinya sangat darurat? Harusnya kita terus bersiap berjaga di sana sampai melihat ada titik terang?"ucap Arod seraya menatap bola mata Addab yang tampak merah.Karena penasaran ada apa dengannya, lalu Arod bertanya."Hai. Ada apa dengan
Intan, Haris dan Haikal juga melihat Arod dan Haical. Mereka tampak senang namun juga khawatir karena kondisi yang masih kurang baik untuk Addab dan Arod. Saking takutnya Intan meremas jerusi besi dengan kuat bahkan tangannya tidak berkedip.Saat ini dengan cepat mereka dikepung oleh manusia purba. Addab dan Arod melihat gerak lawannya yang cepat mereka saling memunggungi satu sama lain lalu berkata,"Arod. Aku akan menjadi raksasa, sebaiknya kamu manfaatkan waktu ini untuk membuka jerusi besi itu,"ucap Addab."Apa kamu yakin bisa melawan mereka sendiri? Apa kondisi kamu sudha benar-benar pulih?"tanya Arod memastikan."Arod. Aku akan berusaha melawan mereka. Jangan sampai Genderwo tahu hal ini. Jika mereka tahu kita bisa ditangkap. Kita tidak bisa memiliki senjata selain kalung liontin milik Intan dan pedang dewi naga yang bisa menghabisinya,"Mendengar ucapan Addab, Arod tampak setuju dengan menganggukan kepala, lalu berkata," Baiklah. Aku percaya padamu!"ucapnya seraya menatap musuh d
Kalau difikir -fikir tentang itu, Arod betul-betul kesal. Dia memang serigala yang memiliki sifat serius dan keinginan kuat, tepatnya tidak membuang-buang waktu. Mendengar itu Addab yang merupakan seorang prajurit yang memiliki jiwa kepemimpinan dan kuat hanya saja kekurangannya saat itu putus asa tiba-tiba muncul di benaknya."Arod, aku tahu aku salah. Tapi kamu juga salah kenapa kamu malah mengikuti aku? Sementara aku sekarang mampu membebaskan Intan dan yang lainnya. Apa kamu lupa itu?"Addab berkata dengan kesal pasalnya Arod seperti sedang memojokkan dan mempengaruhi yang lain. Dia merasa tersinggung namun masih berusaha sabar, walaupun bagaimana dia adalah pribadi yang baik.Suara Arod dan Addab yang tampak sedang tidak baik-baik saja membuat suasana semakin tidak enak.Lalu, Intan yang tidak terlalu tau duduk permasalahan mereka menyadarkan agar fokus untuk yang ada di depan mata."Tapi Intan, Arod yang memulai duluan,"tutur Addab. Dia berbicara seraya sejenak mengedipkan mata
konon katanya pedang naga Dewi berada di sebuah kotak dan di dalam gua, oleh sebab itu, mereka malam itu mempersiapkan untuk masuk ke dalam gua.Setelah mereka istirahat dengan puas, lalu mereka bersiap siaga.Mereka semua ikut. Ara dan Ira sebagai petunjuk di mana dirinya melihat kotak itu. Semangat kami membara pasalnya memiliki harapan besar untuk mendapatkan pedang dan memberantas genderwo.Addab yang memiliki kemampuan dapat menghilang memudahkan jalannya.Saat ini mereka semua berada di dalam gua. Dan benar, di sebuah ruangan terdapat sebuah kotak. Namun anehnya kotak itu hanya dapat dilihat oleh Ara dan Ira yang mana darah keperawanannya berada di sana.Ara dan Ira bekerja sama membuka kotak itu dengan kunci yang menempel di kota. Dan saat dibuka, pedang naga Dewi nampak memancarkan cahaya.Dan sekarang, mereka semua bisa melihat keberadaan pedang naga Dewi itu."Wah ini sungguh keren!"tuturnya.Semuanya yang melihat juga berkata seperti itu. Selain memancarkan cahaya, pedangny
"Aku tidak menyangka akan melihat Franz kembali,"gumam Intan setelah melihat Franz sekali lagi. Intan yakin tidak salah lihat.Namun jika Intan berada di kota gaib untuk menyerang dunia gelap yang membantu Franz selama ini, lalu apa saja yang dia lakukan di sini? Apakah setelah kepergian Intan yang menghilang dia mencoba mencarinya? Ataukah dia memiliki wanita lain?Sebelum-sebelumnya setelah Intan pergi Franz bergonta ganti wanita. Oleh karena itu, Intan menduga dia telah menemukan wanita lain lagi? Lalu apakah dia memakai tumbal juga?"Bos. Apa bos baik-baik saja?"Seketika Haris menyadarkan bosnya yang sedari tadi tampak diam. Haris memang begitu, dia selalu saja mengawasi bosnya setulus hati di luar pekerjaannya."Bos, apa bos baik-baik saja?"Pertanyaan Haris dia ulang lagi hingga menarik perhatian yang lainnya.Namun karena tidak mendengar juga Haris menaikan nada suaranya seraya menyentuh bahunya takut jika terjadi apa-apa dengannya."Bossss....!!!!"Seketika itu Intan menoleh k
"Kenapa tidak boleh? Makanlah, barusan guru bilang seperti itu!"Intan kemudian menengahi,"Kemaren kami dalam peejalanan diberitahu jika kami tidak dapat memakan sembarangan. Jika tidak, sesuatu hal bisa terjadi kepada kami,"Addab kemudian berkata,"Kalau begitu, kalian makan saja buahnya dan air putih. Makanan yang lainnya itu memang milik kami,"tutur Addab."Baiklah,"Di sela-sela sibuk makan, Intan masih juga teringat akan Franz, oleh karena itu dia menanyakan kepada Addab."Addab, aku melihat mantan suamiku lagi. Dia ternyata masih berada dan berkeliaran di kota gaib,""Suami kamu yang suka bermain dan bekerja sama dengan makhluk gaib?" "Iya, benar,"tutur Intan."Lalu apa yang kamu takutkan?""Aku ingin sekali menghabisinya! Apa mungkin itu bisa membuat keluargaku yang menjadi tumbal selamat?""Itu tidak bisa!""Suami kamu juga mendapat perlindungan dari makhluk abstral karena itu kita tetap saja harus melawan genderwo dan raja iblis!""Okeh, baiklah kalau begitu,"tutur Intan.Di