“Kenapa kamu melamun?” tanya Litta sambil memberikan segelas minuman ke Farhan.Farhan terkejut mendengar pertanyaan Litta. Dia menatap wanita itu lantas menerima minuman yang diberikan.“Tidak ada,” jawab Farhan lantas menenggak minuman pemberian Litta.Litta menatap curiga ke Farhan. Sejak pertemuan mereka dengan Briana yang berpenampilan berbeda, Farhan memang lebih banyak tidak fokus.“Kamu masih memikirkan Briana?” tanya Litta tak senang.Farhan sangat terkejut mendengar pertanyaan Litta. Dia menatap Litta yang tampak kesal.“Untuk apa aku memikirkannya,” elak Farhan.“Lalu? Kenapa kamu melamun? Sejak bertemu dengan Briana, kamu seperti mengabaikanku!” amuk Litta kesal dengan sikap Farhan yang tidak bisa menikmati kebersamaan mereka.Farhan menarik tangan Litta agar duduk lebih dekat dengannya.“Aku hanya sedang banyak memikirkan soal perusahaan. Bahan baku untuk klien mengalami keterbatasan pasokan yang membuat pengiriman ikut tersendat. Jika terus-terusan seperti ini, bisa-bisa
Dharu berlarian seperti orang kesetanan saat mendengar Briana terluka. Dia pergi ke tempat yang disebutkan Dika.Saat sampai di tempat yang dimaksud. Dharu melihat Briana yang berdiri sambil mengedarkan pandangan seperti orang kebingungan.Tentu saja Dharu langsung mendekat dan berlutut di depan Briana sampai membuat wanita itu terkejut.“Kamu ngapain?” tanya Briana sangat terkejut.Dharu tak menjawab pertanyaan Briana. Dia langsung mengecek pergelangan kaki Briana untuk memastikan apa yang dikatakan Dika benar.“Kamu kenapa?” tanya Briana kebingungan dengan yang dilakukan Dharu.Dharu menyadari jika kaki Briana baik-baik saja. Dia pun berdiri lantas menatap Briana yang bingung. Dharu mengedarkan pandangan di seluruh ruangan itu tapi tak mendapati Dika di sana, hanya ada Briana juga meja kursi.Briana menatap Dharu dengan ekspresi wajah bingung, kenapa pria itu tiba-tiba mengecek kakinya saat datang, lalu sekarang seperti orang bingung.“Kenapa kamu datang ke sini?” tanya Briana sambi
Setelah berlibur yang membuat Dharu dan Briana menjadi lebih dekat. Mereka pun akhirnya kembali untuk bisa beraktivitas seperti biasa.Dharu berkata akan bersabar sampai Briana benar-benar bisa jujur dengan yang terjadi masa lalu, mencoba meyakinkan dan mempercayai jika memang ada sesuatu yang dirahasiakan Briana di masa lalu.Siang itu Briana berada di ruang kerjanya, mengecek berkas yang bertumpuk di meja. Saat dia masih fokus, ponselnya berdering dengan nama sang calon adik ipar terpampang di layar.“Mau apa dia menghubungiku?” Briana bertanya-tanya tapi tak bisa mengabaikan adik Dharu yang manja itu.Briana pun akhirnya menjawab panggilan dari Dhira.“Halo.”“Aku di lobi perusahaanmu, turunlah!” perintah Dhira dari seberang panggilan.Briana terkejut mendengar nada bicara Dhira yang terdengar ketus dan memerintah. Namun, seharusnya dia tak kesal karena begitulah cara bicara adik Dharu yang bertolak belakang dengan pria itu.Briana pun segera berdiri untuk keluar dari ruangannya. D
“Akh! Wanita gila!” teriak Rani saat rambutnya ditarik cukup keras oleh Dhira.Briana pun terkejut dengan yang dilakukan Dhira, lantas berusaha untuk melepas tangan Dhira dari Rani.“Dhira, sudah.” Briana tak ingin Dhira mendapat masalah dengan menyakiti Rani.Rani berteriak kesakitan, membuat pelayan toko dan pengunjung sampai keluar untuk melihat apa yang terjadi.Dhira melepas rambut Rani, tapi dengan sedikit mendorong sampai wanita itu terjerambab ke depan.Rani tersungkur di tanah, kulit kepalanya sakit karena tertarik begitu keras.Dhira begitu puas bisa menjambak rambut Rani. Dia benar-benar geram dengan tingkah sombong mantan ipar Briana itu.“Lain kali, jaga mulut dan sikapmu! Kamu pikir, dengan bisa menindas satu orang, kemudian kamu bisa menindas yang lain! Jangan mimpi! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!” amuk Dhira.Kini Dhira tahu alasan Dharu memintanya membantu menjaga Briana, ternyata karena Briana pernah memiliki keluarga sebrengsek Rani.Renata sampai keluar dan
“Kesel!”Rani pulang dengan emosi. Dia membanting tasnya di sofa karena geram ketika ingat bagaimana Dhira menjambak lalu mendorongnya sampai jatuh.Mirna terkejut melihat putrinya datang sambil marah-marah bahkan sampai membanting tas.“Ada masalah apa sih sampai kamu marah-marah seperti itu?” tanya Mirna keheranan.Rani duduk dengan kasar di sofa, kemudian menoleh sang mama yang sudah menatapnya.“Briana makin sombong, Ma. Tahu ga, tadi aku dijambak bahkan didorong sampai jatuh.”Rani mengadu sambil menangis saat memegang kepalanya yang sakit.“Apa? Dia berani memperlakukanmu seperti itu?”Mirna terkejut dan kesal mendengar putrinya dianiaya.“Iya. Lihat, kulit kepalaku pasti merah karena ditarik sangat keras tadi,” ujar Rani mengadu padahal yang menariknya bukan Briana.“Kurang ajar! Dia memang tak tahu diuntung! Apa mentang-mentang dia sekarang kaya lagi, jadi sombong seperti itu!” Mirna kesal karena mantan menantunya berani menganiaya putri kesayangannya.“Lihat saja, nanti kalau
“Maaf tapi untuk tanggal itu sudah dibooking untuk acara pernikahan juga. Untuk tiga hari sebelum dan sesudahnya tidak bisa dibooking sesuai dengan prosedur yang berlaku.”Litta tampak sangat kecewa mendengar penjelasan staff hotel. Dia sangat ingin pernikahannya digelar di hotel itu, tapi ternyata sudah ada yang memboking tempat itu lebih dulu.Farhan menatap Litta yang kecewa. Dia pun mencoba bernegosiasi agar pihak hotel bisa memberi pengecualian, yang terpenting bisa mengadakan pesta di sana.“Yang memboking tempat itu akan mengadakan acara pada tanggal 1, sedangkan kami tanggal 2. Bagaimana kalau kalian izinkan tanggal 2 kami menyewa tempat ini?” tanya Farhan membujuk.Litta mengangguk menduduk permintaan Farhan agar pihak hotel mengizinkan.“Maaf, Pak. Tapi kami memiliki SOP yang harus dijalankan. Dengan berat hati kami harus menolak, kecualia kalian ingin mengadakan pesta tiga hari setelah atau sebelum tanggal yang sudah dibooking pasangan lain, kami bisa mengaturnya,” ujar staf
“Saat melihat Farhan nanti. Bersikaplah kalau kamu bahagia, sampai membuatnya merasa menyesal sudah melepasmu,” ucap Dharu saat menemui Briana di kamar khusus pengantin.Hari itu, akhirnya pernikahan Briana dan Dharu pun tiba. Dharu sengaja mengundang Farhan agar pria itu melihat, wanita yang sudah diceraikan dan dibuang kini diratukan oleh dirinya.Briana menatap Dharu yang begitu tulus melakukan semua untuknya. Dia pun tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Tentu saja, aku akan membuatnya menyesal lalu setelah itu aku baru bisa membuatnya jatuh,” ucap Briana masih dengan ambisi untuk menghancurkan Farhan.“Kamu tenang saja, aku sudah menyiapkan itu tinggal kamu menjalankan rencanamu saja,” balas Dharu.Briana mengangguk-angguk mendengar ucapan calon suaminya itu.Saat mereka masih saling tatap, Medha tiba-tiba saja masuk kamar hingga membuat Dharu dan Briana terkejut.“Apa aku mengganggu kalian?” tanya Medha salah tingkah.Briana tersenyum lantas menggelengkan kepala. Dia meminta a
“Kenapa Kakak mau aja sih nerima undangan mantan istrimu itu?”Rani terlihat kesal saat dipaksa ikut ke acara pernikahan Dharu dan Briana. Dia tak mau bertemu dengan Dhira yang pernah menjambaknya.Farhan mengajak Rani dan Mirna karena Litta tak mau datang ke acara itu.“Ini demi menjalin hubungan yang baik. Kamu pikir aku juga mau?” Farhan kesal karena Rani merengek.“Kenapa kamu tidak alasan saja? Alasan ada urusan bisnis di luar negeri atau gimana gitu,” ucap Mirna yang sebenarnya juga malas jika harus melihat Briana.“Kalau bisa, Ma. Dia tahu aku juga sebentar lagi menikah, mana mungkin aku berbohong,” balas Farhan.“Aku juga tak menyangka kalau Dharu akan menikahi Briana secepat ini. Kalau tahu akan begini, aku tidak akan bekerjasama dengannya,” ucap Farhan lagi menjelaskan.“Kalau begitu, kenapa tidak dibatalkan saja kerjasamanya?” tanya Rani asal bicara tanpa berpikir.“Kamu pikir gampang? Kamu pikir aku tidak harus memikirkan denda yang harus dibayar karena membatalkan kerjasa