Litta mengamuk sampai membanting semua barang di kamar. Pestanya berantakan akibat video yang tersebar. Bahkan para tamu undangan yang datang langsung membubarkan diri, sampai-sampai orang tuanya pun marah dan kesal dengan kejadian memalukan itu.“Ini semua pasti ulah mantanmu itu. Siapa lagi yang bisa lihat rekaman Cctv rumahmu jika bukan dia saat tinggal di sana!”Litta mengamuk saat kembali ke kamar setelah apa yang terjadi siang tadi. Dia sudah dicecar kedua orang tuanya, sekarang meluapkan semua amarahnya.“Aku juga tidak tahu, kalau tahu akan ada kejadian tadi, tentunya aku sudah antisipasi!” Farhan pun malu dengan video tadi, tapi tak bisa berbuat apa-apa karena semua orang sudah melihatnya.Litta terlihat sangat marah. Dia duduk di tepian ranjang dengan kasar. “Pokoknya aku tidak akan diam saja. Lihat saja, aku pasti membalasnya,” geram Litta kesal karena impiannya menikah dengan penuh kemewahan dan kemeriahan harus gagal karena Briana.Farhan sendiri tak bisa berbuat apa-ap
“Siapa?” tanya Briana saat melihat Dharu menatap ponsel.“Dika, biar aku jawab sebentar,” ucap Dharu lantas agak menjauh dari Briana.Briana sendiri tak terlalu memperhatikan karena berpikir jika Dika menghubungi Dharu karena urusan pekerjaan.Dharu berdiri di balkon saat menjawab panggilan Dika.“Ada apa?” tanya Dharu lantas menoleh sekilas untuk melihat di mana Briana.Briana duduk di ranjang sambil bermain ponsel, membuat Dharu bisa bicara bebas dengan Dika.“Aku sudah dapat bukti soal kejadian lima tahun lalu.”Dharu langsung menegakkan badan dengan bola mata membulat mendengar ucapan Dika.“Kamu sudah mendapatkan bukti lengkap?” tanya Dharu memastikan.“Ya sudah, bahkan aku bertemu langsung dengan orang-orang yang malam itu bersama Briana. Ya, meski awalnya mereka tak mau mengaku, tapi akhirnya mereka mau menceritakan semuanya.”Dharu mencengkram erat pagar pembatas balkon, entah kenapa merasa jika tebakannya benar.“Aku akan menemuimu untuk memastikan semuanya,” ucap Dharu lanta
Dharu pergi ke kafe untuk bertemu Dika. Sesampainya di sana, asistennya itu sudah menunggu dirinya.“Aku sudah memesankanmu kopi,” kata Dika sambil mendorong cangkir kopi ke Dharu.“Terima kasih,” ucap Dharu sambil duduk.Dharu memilih menyesap kopi yang sudah tersedia.“Bagaimana?” tanya Dharu setelah selesai minum.“Aku tidak tahu apa ini membantu banyak, tapi ya ini semua pengakuan mereka yang ada di sana,” ucap Dika mendekatkan ponsel berisi rekaman suara.Dika juga memberikan earphone agar Dharu bisa mendengarkan tanpa cemas orang lain mendengarnya.Dharu memasang earphone di telinga, lantas mulai memutar rekaman yang diberikan Dika.Dharu diam mendengarkan, hingga telapak tangannya mulai mengepal.“Tidak tahu pastinya, tapi yang jelas malam itu Farhan yang membawanya.”“Kami hanya diajak minum saja, tapi setelah itu Farhan bilang kondisi Briana kurang sehat lalu mengajaknya pergi.”“Kami tidak tahu lagi setelahnya, kami pikir Briana diantar pulang.”Dharu semakin erat mengepalka
Briana dan Dharu sudah mulai bekerja lagi. Mereka tidak ambil libur lama karena tak ada rencana honeymoon, lagi pula Briana sedang ada tamu bulanan, pergi pun keduanya takkan bisa menikmati hiburan.“Kenapa kalian tidak pura-pura honeymoon agar keluarga mantanmu itu sewot?” tanya Medha masih saja memikirkan bagaimana emosi keluarga Farhan jika tahu Briana hidup enak sekarang.“Inginnya honeymoon, tapi aku sedang datang bulan,” jawab Briana dengan santai.Tampaknya Briana lupa kalau dirinya belum membahas soal pembatalan nikah pura-puranya dengan Dharu lantas menjadikan pernikahan itu sah.“Terganggu karena datang bulan? Tunggu, bukankah kalian menikah karena kesepakatan, untuk apa memikirkan datang bulan atau tidak. Bukankah niatnya hanya buat pamer saja?” Medha sedang mencoba mencerna apa yang terjadi.Briana langsung mengulum bibir, lupa jika dirinya belum memberitahu Medha soal hubungannya dengan Dharu.Medha menatap curiga, hingga tiba-tiba mendekat dengan cepat sampai jarak antar
“Kamu tahu, sepertinya tadi aku melihat Rani.”Dharu langsung menoleh saat mendengar Briana bicara. Dia baru saja sampai rumah, sedangkan Briana sudah lebih dulu sampai.“Apa dia membuat masalah lagi?” tanya Dharu sambil mendekat ke Briana.“Tidak,” jawab Briana menggelengkan kepala, “aku melihatnya di mobil bersama seorang pria.”Dharu menaikkan kedua sudut alis mendengar ucapan Briana.“Pacarnya?” tanya Dharu.“Entah, tapi tampang pria itu seperti sudah berumur. Entah kenapa aku tidak asing,” jawab Briana mengingat tapi lupa di mana pernah melihat pria yang bersama Rani.“Mungkin memang dia suka pria berumur,” ujar Dharu tak ingin Briana memikirkan mantan ipar secara berlebihan.Briana memandang Dharu yang sedang melepas dasi, lantas berkata, “Tapi dia berciuman di mobil. Bukankah itu berlebihan jika memang mereka ada hubungan. Maksudku apa tidak ada tempat lain?”Dharu terkejut mendengar ucapan Briana. Dia menatap istrinya itu dengan serius.“Tapi aku seperti pernah melihat pria it
“Kenapa tiba-tiba ngajak jalan?” tanya Briana ketika Dhira memaksanya ikut padahal dia ingin di rumah karena weekend.“Aku bosan di rumah, jadi sepertinya jalan-jalan akan sedikit menghilangkan rasa jenuhku,” jawab Dhira dengan santainya.Dhira sampai tak berpikir, mungkin saja kakak iparnya itu ingin berduaan dengan sang kakak, tapi malah diajak pergi keluar.Briana hanya mengikuti saja, sekali-kali menyenangkan Dhira karena bagaimanapun adik iparnya itu sudah bersedia menerima dirinya setelah ada drama sebelumnya.“Kamu suka apa? Aku akan mentraktirmu,” ucap Dhira dengan jemawa.Briana sampai menaikkan kedua sudut alis mendengar ucapan Dhira.Dhira menoleh Briana karena tak ada tanggapan, lalu kembali bicara.“Kenapa? Tidak percaya aku mau mentraktirmu?” tanya Dhira.“Bukan,” jawab Briana jadi tidak enak karena tatapan Dhira penuh curiga.“Lalu?” tanya Dhira karena Briana tidak menjelaskan.“Aku hanya merasa aneh, sebagai yang lebih tua, seharusnya aku yang mentraktir, kenapa jadi k
“Briana!”Suara panggilan melengking itu membuat Briana buru-buru membuka pintu kamar.Briana sudah berpenampilan anggun dengan gaun yang indah. Dia baru saja bersiap untuk ikut pesta kebun yang diadakan keluarga, tapi sang mertua memanggilnya dengan lantang.“Ada apa, Ma? Sebentar lagi aku siap,” ucap Briana.“Untuk apa kamu berpakaian bagus seperti itu? Kamu beli gaun itu lagi? Pemborosan!”Briana melihat mertuanya menatap sinis dan dengki ke arahnya. Dia pun mencoba bersikap tenang dengan masih memulas senyum meski sang mertua bicara dengan nada ketus.“Ini gaun lama, Ma. Memang jarang dipakai. Karena hari ini perayaan naiknya jabatan Farhan, jadi aku memakainya agar berpenampilan cantik,” ujar Briana menjelaskan.“Kamu tidak usah dandan-dandan, apalagi pakai baju bagus begini. Kalau mau merayakan dan dukung suamimu, lebih baik kamu pantau dapur apakah makanan di sana cukup atau tidak. Lagian yang datang di pesta semuanya orang dari kalangan atas, kamu yang sekarang tak layak ikut
“Aku sangat senang melihatmu naik jabatan. Aku tidak sabar bekerjasama denganmu,” ucap seorang wanita sambil merapikan dasi Farhan.“Terima kasih, semua juga karena kamu mau mendukung sampai aku naik jabatan. Aku pasti tidak akan melupakan jasamu,” ucap Farhan ke wanita itu.Briana tertegun di tempatnya, memandang suaminya sedang menatap intens ke wanita lain, bahkan tangan pria itu berada di pinggang wanita itu.Briana mengepalkan kedua telapak tangannya erat, bahkan kuku-kukunya sampai memucat karena dia mengepal erat melihat Farhan menyentuh wanita lain.Briana hendak menghampiri, tapi kembali mendengar ucapan wanita itu.“Aku punya hadiah untukmu, tapi tak bisa kuberikan di sini. Apa setelah pesta kamu bisa menemuiku?”Briana merasa kepalanya mendidih mendengar ucapan centil wanita itu yang sedang menggoda suaminya. Dia yakin Farhan akan menolak, tapi siapa sangka keyakinannya itu kini runtuh.“Tentu saja, kamu mau bertemu di mana, aku pasti akan datang.”Hati Briana hancur berkepi