Share

Pembalasan Mantan Istri Yang Diremehkan
Pembalasan Mantan Istri Yang Diremehkan
Author: Aldra_12

Tak Layak

“Briana!”

Suara panggilan melengking itu membuat Briana buru-buru membuka pintu kamar.

Briana sudah berpenampilan anggun dengan gaun yang indah. Dia baru saja bersiap untuk ikut pesta kebun yang diadakan keluarga, tapi sang mertua memanggilnya dengan lantang.

“Ada apa, Ma? Sebentar lagi aku siap,” ucap Briana.

“Untuk apa kamu berpakaian bagus seperti itu? Kamu beli gaun itu lagi? Pemborosan!”

Briana melihat mertuanya menatap sinis dan dengki ke arahnya. Dia pun mencoba bersikap tenang dengan masih memulas senyum meski sang mertua bicara dengan nada ketus.

“Ini gaun lama, Ma. Memang jarang dipakai. Karena hari ini perayaan naiknya jabatan Farhan, jadi aku memakainya agar berpenampilan cantik,” ujar Briana menjelaskan.

“Kamu tidak usah dandan-dandan, apalagi pakai baju bagus begini. Kalau mau merayakan dan dukung suamimu, lebih baik kamu pantau dapur apakah makanan di sana cukup atau tidak. Lagian yang datang di pesta semuanya orang dari kalangan atas, kamu yang sekarang tak layak ikut pesta itu! Buat apa juga ikutan, kamu juga ga ada gunanya di pesta. Bikin malu saja.”

Wanita itu tersenyum sinis ke Briana, membuat Briana hanya diam.

“Buruan ke dapur dan urus makanan juga minuman di sana! Dasar lelet!” bentak sang mertua lantas meninggalkan Briana.

Tepat saat sang mertua membalikkan badan. Farhan terlihat baru saja sampai di lantai dua dan melihat Briana yang hanya diam.

“Bilangin ke istrimu, miskin ya miskin saja, tidak usah sok pakai gaun bagus untuk ikut pesta, bikin mood orang hilang saja!” Wanita itu mengadu ke Farhan, lantas pergi dari tempat itu.

Farhan menatap Briana yang diam di depan pintu. Pria itu pun berjalan mendekat ke Briana.

“Daripada Mama marah, lebih baik kamu menuruti ucapannya,” ucap Farhan lantas masuk kamar karena harus mengambil sesuatu.

Briana sangat terkejut mendengar ucapan Farhan, kenapa pria itu tak membelanya tapi malah memintanya menuruti keinginan wanita itu.

“Tapi Mama memintaku di dapur, Far. Aku istrimu, masa aku tidak menemanimu di pesta?” Briana mencoba menjelaskan jika perintah sang mertua juga salah.

Farhan mengambil sesuatu dari laci, lantas menoleh ke Briana yang sudah menatapnya.

“Nurut saja kenapa, hah? Lagian pesta itu juga yang datang hanya para pria. Kalau Mama minta kamu di dapur, ya sudah di dapur saja. Pakaian itu juga sayang kalau kamu pakai, tidak ada guna juga.”

Briana terkejut karena Farhan ikut membentaknya. Bahkan sekarang pria itu berjalan meninggalkannya.

“Kalau kamu masih menghormatiku dan keluargaku, ikuti saja apa yang diperintahkan Mama.”

Briana mendengar suara pintu tertutup. Dia benar-benar tak menyangka jika Farhan akan membela ibu daripada istrinya sendiri.

Briana mencoba menarik napas dalam-dalam lantas mengembuskan perlahan. Dengan berat hati Briana pun mengganti pakaiannya dengan baju biasa, lantas turun ke dapur.

“Kenapa Nona di sini?” tanya pelayan terkejut melihat Briana malah ke dapur bukan ke taman tempat pesta diadakan.

Briana tersenyum mendengar pertanyaan pelayan, lantas menjawab, “Mama meminta agar aku mengecek kesediaan makanan dan minuman di dapur, jadi aku harus memastikan apakah semuanya cukup atau tidak.”

Pelayan di sana saling tatap, tentu saja mereka tahu jika sudah beberapa bulan ini Briana memang diperlakukan tak adil oleh anggota keluarga lain.

Briana mengecek ketersediaan kue, minuman, hingga makanan berat di dapur. Dia diam sejenak, lantas menoleh ke jendela yang terhubung dengan halaman samping.

“Apa aku benar-benar sudah tak ada harganya sama sekali sampai di acara suamiku sendiri, aku diperlakukan seperti ini?”

Briana terdiam sejenak, rasanya perih karena sang suami seperti tak membutuhkannya sama sekali padahal dia istri yang seharusnya mendampingi suami.

Briana menarik napas dalam-dalam, lantas mengembuskan perlahan untuk menahan emosinya. Hingga saat Briana akan membantu membuat minum, dia melihat beberapa tamu wanita hadir di pesta itu.

“Farhan membohongiku, dia bilang hanya ada tamu pria?”

Briana benar-benar kesal, kenapa Farhan melarangnya ikut dengan dalih hanya tamu pria yang hadir, tapi ternyata sekarang ada tamu wanita di sana.

Briana berjalan keluar dari dapur untuk mencari Farhan, hingga langkahnya terhenti saat melihat dua manusia berdiri tak jauh dari tempatnya berada sekarang.

“Apa yang dilakukan mereka?”

Briana pun membungkam mulutnya.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
vieta_novie
Farhan emang keterlaluan...Briana kan istrinya,masa dianggap kyk pembantu... eh Briana liat apa tuh??
goodnovel comment avatar
Adeena
baru jg baca bab pertama udah bikin emosi aja awas Farhan kena karma kamu nanti.....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status