Share

Anak-Anak Cavallo

“Pa, bukankah ini tidak ada kaitannya dengan suka atau tidak, hm? Aku hanya menagih janji saja,” ujar Ernesto sambil terkekeh.

Ia merasa di atas angin saat ini, karena ia tahu semua ucapannya benar. Tapi segera, kekehannya berubah menjadi raut wajah siaga ketika sang ayah mengambi cangkir teh dan menyesapnya santai.

Setelah meletakkan cangkir itu lagi, Luca akhirnya membuka mulut berkomentar dengan tenangnya, “Kau pikir papa tidak memperhitungkan semuanya? Kalau seperti itu, perusahaan yang papa bangun dengan keringat dan air mata hanya akan hancur dalam hitungan bulan.”

“Apa maksud Papa?” Kerutan tak suka muncul di kening anak kedua dari Luca tersebut. “Jangan menganggap karena aku masih muda lantas aku tak bisa memimpin sebuah perusahaan!”

Melihat raut kekesalan sang anak, Luca pun tergelak. ‘Tapi kuacungkan jempol karena berani menagihku,’ batinnya dengan bangga.

“Ernesto, kau bahkan tak bisa mengerjakan tugas kecil dariku kalau bukan karena bantuan ibumu. Apa kau percaya diri ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status