Share

Dua Puluh Delapan

Angel mendapat kabar dari rumah sakit. Mimi diperbolehkan pulang. Di rumah yang besar ini, Angel masih bertahan untuk mendapatkan bukti. Begitu juga bukti kebiadaban Ros, ia masih satu atap dengannya.

Angel tak berubah sedikitpun, ia tetap berkomunikasi dengan Ros. Walaupun, hatinya benci dan kecewa.

"Hai, Tiara. Sedang apa kamu di dapur?" Ros menyapa Angel. Ia hendak membuat kopi.

"Hai, Ros. Aku sedang membuat cappuccino. Kamu mau?" tawar Angel. Ia mengaduk pelan.

"Sejak kapan kamu suka cappuccino, Tiara."

Ros memicingkan matanya. Ia tahu kalau Tiara tak suka kopi.

"Sejak hari ini." Angel tersenyum kepadanya lalu meminumnya perlahan. Pikirannya kembali jernih.

"Oo, aku kira ...."

"Aku hanya ingin mencicipinya. Ternyata enak dan harum." Angel membaca raut wajah Ros.

"Kalau kamu mau, akan aku buatkan."

"Tidak terima kasih. Aku masuk dulu." Ros menaiki tangga. Angel melihat noda darah di punggung wanita itu.

"Sepertinya, ia gagal mencari mangsa. Rasakan kalian," ucapnya dalam hati. Ange
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status