“… kamu sekarang adalah seorang pendekar hebat, Gao Tian. Kita tidak tahu siapa yang akan kita hadapi ke depannya. Kamu membutuhkan kawan lebih banyak. Kakak Pertama, Min Wu, Master Xue juga para guru dan murid-murid lain belum tentu bisa membantumu nanti.”
Begitu kata Xuanwu pada Gao Tian. Dia melanjutkan, “Dan salah satu yang penting. Kamu juga akan memiliki kawan untuk melindungi Nona Su kalau-kalau dibutuhkan.”
Si Raja Iblis memang pintar. Ia sengaja menyebut nama Xiao Mei. Dirinya tahu, meyinggung si putri Su pasti akan menggugah hati Gao Tian.
Betul. Seketika itu Gao Tian merasa apa yang dititahkan oleh Xuanwu bukan untuk kepentingan dirinya. Melainkan, demi Xiao Mei.
Membisu sejenak, Gao Tian berucap, “Baiklah. Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang, Xuanwu?”
“Bilang saja pada peri ini, kamu ingin membuat kontrak dengannya. Dia akan langsung paham,” jawab Xuanwu.
Peri yang bera
Bermaksud berpura-pura ditaklukkan oleh Ruogang, Gao Tian memejamkan mata. Hingga, Zi Qi mendekat pada dirinya.“Gao Tian …?”Menggunakan mimik heran, Zi Qi memandangi muridnya yang terkapar di atas rerumputan. Sedangkan Gao Tian bersuara.“Nona, kau memang cantik …”Kocak. Zi Qi diam saja. Dia menatap Gao Tian yang berpura-pura mengigau. Lalu, sang murid membuka mata dan menoleh pada gurunya.“Gu-guru …?!”Bersandiwara layaknya orang yang linglung, Gao Tian bangkit. Zi Qi yang memiliki pembawaan kalem menghela napas karena tingkah muridnya. Wakil pimpinan sekte Tujuh Bintang Kejora itu bertanya.“Mana peri itu?”Masih dalam rangka memainkan perannya, Gao Tian membuat gerak-gerik kebingungan. Lantas, dia memandang ke arah Ruogang berada sebelumnya.“A-astaga …! Guru, maafkan aku. Tadi, wanita itu seperti—, entahlah. Aku tidak ingat ap
“Kami melakukan ini karena ada pendekar sekte Tujuh Bintang Kejora yang lancang terhadap kami.”Begitu Ketua Bayangan Tengkorak menjelaskan, Hwan Ching mengepalkan tangan gemas. Gigi-giginya terkatup rapat. Ekspresi teman-temannya sesama murid tingkat akhir juga kelihatan geram.Ketua Bayangan Tengkorak melanjutkan. “Apabila kalian ingin dua perempuan ini selamat, murid sekte Tujuh Bintang Kejora yang mengganggu kami mesti datang ke bukit Xiniu. Ingat: pesan ini hanya berlaku bagi para Bintang Kejora, bukan pendekar-pendekar lain apalagi polisi!”Begitu kepala dari para penjahat musuh bebuyutan mereka memaparkan, Hwan Ching dan kawan-kawan silih bertatapan. Rasanya, mereka sudah ingin pergi ke bukit Xiniu sekarang juga. Ketua Bayangan Tengkorak belum usai dan berkata lagi.“Dia mesti bertanggungjawab atas perbuatannya. Jika ia tidak kunjung datang sebelum fajar menyingsing besok lusa, wanita-wanita ini akan pulang, tapi kami
Para murid Tujuh Bintang Kejora yang sedang berjaga-jaga terlihat mengenal lelaki berusia 20-an tersebut.Usai menjalani pemeriksaan dan bertegur sapa akrab, laki-laki itu melangkah masuk, menuju gazebo yang berada di atas kolam pada pekarangan belakang perguruan.Di sana, Zi Qi terlihat sedang berdiri dengan bersedekap. Melihat kedatangan tamunya, ia menoleh lalu menyapa. “Peng Peng, apakah kau menemukan sesuatu di sekitar kedai?”Pada saat Zi Qi dan Gao Tian selesai berhadapan dengan 2 iblis wanita lawan mereka, keduanya kembali ke kota Lembah Merah untuk menjumpai polisi.Sebelum ke markas polisi, Zi Qi mampir sebentar saja di sebuah rumah hiburan. Gao Tian sendiri tidak tahu dalam rangka apa Zi Qi singgah di sana. Karena, sang guru juga hanya mampir sekejap saja.“Aku membawa sesuatu untukmu, Master,” Peng Peng, kawan dari Zi Qi menunjukkan bungkusan kain berwarna merah.Sebagai seseorang yang berperan sebagai kep
Baru kali itu Gao Tian melihat ekspresi wajah Xiao Mei seperti merasa khawatir pada dirinya. Mata si gadis Su memandangi dia lekat-lekat. Matanya bergerak-gerak seolah menjelajahi seluruh sudut wajah pemuda yang berada di hadapannya.“Ya, begitulah,” sambut Gao Tian singkat.“Kamu itu—,” Xiao Mei berkomentar dengan mata yang membesar. “Gao Tian, tidakkah kamu merasa bahwa dirimu itu sepi ekspresi? Kamu hanya berucap: ‘ya, begitulah’, sementara situasi sedang genting seperti ini!”Cerocosan Xiao Mei disertai nada tinggi membuat Gao Tian mengangkat alis sedikit. Sudah pasti ia tidak menyadari bagaimana dirinya memang memiliki pembawaan yang dingin.Tidak sampai seperti Xue Zi Qi yang datar malah kadang kelihatan tak memiliki kepedulian memang. Yang jelas, seperti kata Xiao Mei barusan. Pembawaan Gao Tian selalu lurus-lurus saja di segala situasi.“Ma-maafkan aku, Nona. Aku—”
Emosi Gao Tian malah mereda akibat mendengar perkataan Xuanwu. Dia sudah ingin tertawa rasanya. Mengapa entitas yang berada dalam dirinya itu selalu saja memprovokasi dirinya untuk melakukan hal-hal yang kejam?Jawabannya: pertumpahan darah membuat ilmu spiritual Gao Tian semakin lancar digunakan. Sehingga, apabila nanti Xuanwu terlahir kembali atau telah dapat menggunakan tubuh Gao Tian secara penuh, si Raja Iblis juga sudah kuat sama seperti 400 tahun yang lalu.“Hanya orang-orang jahat yang akan kita bantai, Xuanwu. Bukan para pendekar seperti mereka,” balas Gao Tian.“Awas saja jika kamu ingkar. Waktu lalu saja kau membiarkan orang-orang berdandanan tengkorak itu hidup. Lihat sekarang. Kebaikan hatimu telah berubah menjadi masalah yang menyeret Xiao Mei dan … entah siapa orang-orang itu. Aku tidak peduli.”Perkataan Xuanwu semakin menumbuhkan perasaan sesal dalam diri Gao Tian. Ia benar-benar ingin mencari jalan keluar y
Para guru Tujuh Bintang Kejora kompak memandang pada Chao Min Wu. Mereka tahu. Putri dari Lord Chao Shu Hai itu memang agak Istimewa.Dibanding teman-temannya terutama para wanita, Min Wu memiliki ilmu bela diri juga kekuatan spiritual di atas rata-rata dan sangat pemberani. Dia sudah digadang-gadang bakal menjadi jenderal wanita dari wilayah barat kelak.Tak mengherankan memang jika sekarang, Min Wu memohon ingin membantu kakak-kakak angkatannya. Singkatnya, para guru menganggap apa yang ia utarakan wajar.“Karena …, daerah kekuasaan ayahku juga pernah bermasalah dengan gerombolan itu. Mereka menjarah sebuah desa di wilayah kami dengan keji. Sehingga terus terang, aku memiliki dendam sendiri terhadap mereka.”Ada seorang pemuda yang duduk di sebelah Min Wu. Lelaki menggunakan ikat kepala dengan rambut yang tidak terlalu panjang dan memiliki ikatan di atas kepala itu memandangi Xiao Mei.Dia adalah Ren Jialun, ketua murid tingkat
“Gao Tian, usai pertemuan ini, kamu harus melakukan kontak dengan Ruogang.”Mendengar perkataan Xuanwu, Gao Tian agak heran lalu dia bertanya, “Kenapa aku harus menghubungi dia?”“Hahhh …, bagaimana kamu itu! Lupakah kamu bahwa dia telah menjadi abdimu?” Xuanwu berucap seperti merasa kesal.“Tentunya aku ingat, Xuanwu. Maksudku, tolong jelaskan apa yang mesti aku sampaikan pada Ruogang?” tanya Gao Tian lagi.“Bilang saja pada Ruogang, kalian akan berjumpa di hutan belakang Balai Riung. Nanti aku yang mengarahkanmu.”Selesai menggelar pertemuan dengan Fu Lian, para murid Tujuh Bintang Kejora itu mempersiapkan diri. Sedangkan Xiao Mei buru-buru pulang ke kediamannya.Gao Tian telah berada di dalam kamarnya. Ia berdiri mematung di depan jendela, sementara melakukan kontak batin dengan Ruogang.Janggal memang. Gao Tian seperti dapat melihat pemandangan di luar sana, tapi s
Liao Bi ibunda Xiao Mei berkata pada anak perempuannya. Si putri Su menghadap kedua orang tuanya di ruangan mereka, ditemani oleh Chung Ho.Pada saat mendengar perkataan Liao Bi, ada perasaan lega dalam diri Chung Ho. Karena menurut dia, ada kemungkinan Xiao Mei urung pergi bersama teman-temannya dari Tujuh Bintang Kejora.“Maaf, Ibu, Ayah. Bukannya aku ingin mencampuri urusan pemerintahan. Akan tetapi, Gerombolan Bayangan Tengkorak beraksi di wilayah kekuasaan kita. Ya, ada sekte Tujuh Bintang Kejora. Tetap saja, apa kata orang saat tahu famili Su diam saja? Mengeluarkan pernyataan pun tidak!”Celotehan anaknya sontak membuat Liao Bi menoleh ke arah Su Yu Ping. Sang bangsawan penguasa daerah Lembah Merah dan sekitarnya itu terdiam dengan gaya yang penuh wibawa.“Mereka telah berani menyerangku, sekarang menyandera kekasih putra dari Dokter Mao. Aku pikir, apa yang mereka lakukan sudah kelewatan. Sudah saatnya famili Su untuk bertindak,