Share

Bab 44

Lili tidak memedulikan mereka dan lanjut berjalan maju dengan kesulitan. Dia terlihat seolah-olah akan ambruk begitu ditiup angin.

Setelah masuk ke ujung gang, seorang nenek tua berjalan keluar dari rumahnya dengan tertatih-tatih. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah roti polos dan memberikannya kepada Lili sambil berkata, “Lili, cepat makan. Jangan sampai kelihatan mereka. Kalau nggak, nanti kamu pasti dipukuli lagi.”

Lili buru-buru menolak, “Nenek Ani, nggak usah. Aku nggak lapar kok.”

Ani berkata, “Dasar gadis bodoh! Semalam, mereka pasti nggak kasih kamu makan, ‘kan? Mana mungkin kamu nggak lapar. Cepat makan! Mereka akan segera datang lagi.”

Berhubung tidak bisa menolak, Lili pun mengucapkan terima kasih dengan penuh haru dan mulai melahap roti polos itu. Dia menghabiskan roti besar itu hanya dalam lima suap sambil meneteskan air mata. Namun, ekspresinya terlihat puas.

Ani berdesah, lalu bergumam, “Haih, kasihan banget kamu, Nak.”

Tepat pada saat ini, ketiga preman yang mengerjai Lil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status