Dermaga membawa kursi yang di dudukinya berputar-putar tidak jelas. Putaran 360 derjat dia lakukan tanpa henti hingga kemudian mual-mual tidak jelas. Alpha yang turut menyaksikan hanya bisa geleng-geleng tidak habis pikir. Derma selalu punya trobosan yang mana mereka yang menyaksikan dibuat pusing."Lo nggak punya kerjaan selain bertingkah nggak jelas kayak gitu, Dermaga?" tanya Alpha pada akhirnya tiba di titik jengah. Apa yang Derma lakukan membuat Alpha kehilangan konsentrasinya untuk bekerja. Alpha tidak bisa fokus.Pria setengah teler itu menoleh pada Alpha. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menjawab pertanyaan Alpha."Kalau pengen mabok ya minum, Derma." Rani menyeletuk kesal. "Gue laporin bos mampus lo.""Gue lagi gabut aja. Lo berdua serius amat. Heran," jawabnya ikut-ikutan kesal.Alpha mendengus pelan. "Kita kerja, makanya serius.""Pha," Derma menatap Alpha serius. "Lo tuh udah kaya. Duit lo banyak. Dipecat nggak bakal bikin lo nggak makan tujuh hari tujuh mala
Sudut bibir Alpha terangkat kala melihat foto-foto yang dikirim Gani. Wajah cemong Saras. 'Tantenya cantik ya, pa? Gani suka.'Dengan segera Alpha menyudahi. Dia menyimpan ponselnya tanpa memberikan balasan. Kemudian mendorong trolinya yang telah diisi beberapa makanan ke area daging. Dia ingin membeli daging ayam dan beberapa bahan dapur. Entahlah, Alpha tiba-tiba ingin berbelanja.Usai dengan urusan perdagingan, Alpha lanjut membawa troli menuju kasir. Sebetulnya Alpha tidak terlalu suka berbelanja, terlebih lagi membeli banyak barang seperti sedang belanja bulanan. Tapi entahlah, siang ini Alpha mengunjungi supermaket tanpa merasa terbebani. Justru dia melakukannya secara spontan kala teringat dengan ucapan Saras tadi pagi.Perempuan itu ingin membuat ayam goreng tepung.Mengingat Saras tidak bisa keluar rumah tanpa dirinya, Alpha berinisiatif membelikan bahan-bahannya untuk Saras.Lebih tepatnya untuk Gani dan juga dirinya."Totalnya Rp 1.000.000, pak," ujar kasir usai menghitu
Alpha memutuskan untuk tidak kembali ke kantor. Entah apa gerangan, sore ini Alpha ingin bekerja dari rumah sembari mengawasi Gani. Padahal biasanya, Alpha tidak pernah betah di rumah. Usai makan siang, Alpha selalu kembali ke kantor dan pulang saat malam. Namun untuk kali ini, Alpha ingin berada di rumah sepanjang hari. Kalau bisa dari pagi hingga malam Alpha berada di rumah.Teras rumah sore itu ramai oleh suara Gani dan Saras. Alpha yang tengah duduk di teras dibuat tidak fokus dalam bekerja. Salah Alpha juga sebetulnya. Dia memilih bekerja di luar rumah dengan dalih ingin menghirup udara segar. Padahal dia tau, Gani dan Saras sedang bermain di kebun samping rumah.Saras merasa bosan, pun dengan Gani yang tidak tau harus melakukan apa. Maka dari itu, Saras memutuskan untuk berkebun. Dilihat-lihat, tanaman dan bunga-bunga Alpha butuh perawatan. Ada beberapa rumput yang mulai tumbuh di sela-sela bunga dan ada beberapa daun kering dengan batang yang layu."Ada cacing!" Gani berseru he
Tenggorokan Alpha terasa kering. Melirik nakas, gelas yang biasanya berisi air juga kosong. Melirik jam, ternyata sudah pukul setengah satu pagi. Alpha terdiam sejenak, menatap layar laptopnya. Tercenung dengan pikiran kosong. Lantas karena merasa sangat haus, Alpha memutuskan untuk beranjak dari kursinya. Melangkah di tengah remangnya lampu kamar, menuruni tangga melewati ruang tengah yang gelap.Sunyi sekali. Gani sudah tidur, begitu juga dengan Saras. Sekiranya begitulah yang Alpha pikirkan ketika menginjak ruang makan dan menyalakan lampu. Alpha membuka lemari pendingin, mengeluarkan satu botol air mineral dingin. Menarik kursi, lalu duduk di sana seraya meneguk air mineral tersebut. Lagi-lagi dalam kesunyian, Alpha termenung. Lalu tiba-tiba dikagetkan oleh suara berisik yang berasal dari arah ruang tengah. Alpha menoleh, menatap ruangan gelap itu.Tidak ada siapa-siapa di sana. Namun pendengaran Alpha tak mungkin salah. Dia baru saja mendengar suara benda jatuh. Karena penasaran
Seukuran manusia yang sangat mencintai komputer kantor, sangat mengejutkan bila Alpha memutuskan untuk cuti hanya karena Saras sakit. Padahal tidak ada sangkut pautnya dengan Alpha. Pekerjaannya akan tetap berjalan dengan lancar sebab ada mama yang menjaga Gani. Saras juga sudah diobati. Tapi entahlah, Alpha ini memang tidak kompeten. Dia tidak mengerti dengan segala keputusan yang telah dia ambil. Bahkan Derma sampai bertanya berkali-kali, urusan keluarga seperti apa yang membuat Alpha mengambil cuti selama lima hari. "Tante Saras sembuh kan, pa?" tanya Gani. Mereka sedang menghabiskan waktu di ruang tengah. Alpha dengan laptopnya, mama dengan ponselnya dan Gani dengan mainannya. Mereka tetap saja sibuk sendiri-sendiri.Gani mencebik kala tidak ada yang menanggapi pertanyaannya. "Pa!""Iya," sahut Alpha tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop."Nggak jadi," ujar Gani keburu kesal.Alpha menatap anak laki-lakinya yang kembali sibuk dengan robot-robotnya. "Kenapa? Gani mau apa?"
"Kamu anterin nih makan malam buat, Saras." Mama mengangsurkan nampan berisi soto dan segelas teh hangat pada Alpha yang hanya bisa menerima dengan raut wajah bengong."Kok Alpha?" tanyanya merasa ini bukan tanggung jawabnya.Mama menaikkan salah satu alisnya. "Terus siapa? Gani?"Alpha menghela napas. "Kenapa nggak mama aja?"Mama malah menggelengkan kepalanya. "Mama mau pulang. Besok ada acara."Mama adalah orang sibuk. Sempat Alpha sampaikan bahwa hari-hari mamanya hanya diisi oleh acara tidak penting yang diadakan genk arisannya. Acara yang diadakan hampir setiap hari. Alpha jadi penasaran, se-menyenangkan apa arisan mama sampai rela mengabaikan putranya. Meski duda, Alpha jelas masih butuh mama."Nginap di sini aja, ma," pinta Alpha. "Nggak dulu deh, Pha," tolaknya.Bahkan mama tidak pernah mau disuruh untuk tidur di rumah Alpha. Kalau bukan karena hal mendesak, mama menolak untuk menginap.Aneh memang janda tua itu."Sesekali. Kapan lagi nginap di rumah anak sendiri," heran Alp
Seperti halnya Alpha sebelum mempunyai pembantu, seluruh urusan dapur menjadi tanggung jawabnya. Hanya dapur saja. Alpha tidak mahir membersihkan rumah meski nyatanya bisa. Dia juga tidak mau mencuci pakaian karena malas dan merepotkan. Biasanya Alpha mempercayakan pakaiannya pada laundry langganan. Bahkan ketika Saras sudah di sini, Alpha tetap mengantar pakaian miliknya ke laundry.Namun entah kenapa, di pagi yang cerah ini, Alpha mau melakukan hal yang katanya merepotkan itu. Dengan kesadaran penuh Alpha berdiri di depan mesin cuci, menunggu kainnya diputar oleh mesin pengering. Kalau saja mama masih ada di sini, mungkin Alpha akan ditertawakan. Sebab ini benar-benar kejadian langka. Alpha mencuci? Yang benar saja. Lima menit berlalu, mesin berhenti berputar. Alpha membuka mesin cuci, mengeluarkan beberapa helai kemeja serta celana bahan miliknya. Menaruh pakaian itu di ember dan membawanya menjauh dari mesin cuci. Lalu kembali menyetel mesin cuci pada mode mencuci dan memasukkan
"Ini pasti karena mie yang kamu makan semalam. Bandel sih. Saya suruh makan soto malah makan mie. Turun kan jadinya tekanan darah kamu. Kapan sembuh kalau begini?"Alpha terus mengomeli Saras yang terbaring usai diperiksa oleh dokter. Katanya Saras harus makan makanan yang bergizi seimbang dan tidak boleh sembarangan. Makan mie instan dapat menyebabkan perut Saras sakit karena sebelumnya belum diisi apa-apa."Jangan bandel, Saras." Alpha berujar lagi.Saras mengangguk pelan. Orang pingsan bukannya diberi ruang untuk beristirahat malah diomeli. Kepala Saras semakin pusing mendengar ocehan Alpha."Kamu dengar tidak?""Iya, pak," lirih Saras.Alpha mengangguk puas. "Silahkan istirahat. Saya mau pergi sebentar."Saras melirik sayu pria itu. "Mau kemana?""Kepo."Saras menyesal bertanya. "Gani mana?""Ada di depan," jawab Alpha. Dia melupakan bocah itu karena panik dengan Saras yang tiba-tiba tumbang. Tadinya Gani juga panik, tapi Alpha memintanya untuk tenang dan menunggu di luar. Mungkin