Share

47. Obrolan Pengantar Tidur

Bara pikir mereka akan tidur di satu ranjang yang sama, kenyataannya tidak. Karena Nia memilih tidur di bawah ranjang sedangkan Bara disuruh di atas.

“Nia, kamu yakin mau tidur di bawah?” tanya Bara. “Saya gak bakalan ngapa-ngapain koq, tidurlah di samping saya!”

“Sudah, jangan banyak protes!” sahut Nia. “Kalau Bapak masih gak terima saya yang akan tidur di luar.”

Ancaman Nia membuat Bara tidak bisa melakukan apa-apa. Bukan karena dia tidak mampu, dia hanya sungkan saja karena berada di rumah orang tua Nia. Kalau saja mereka berada di rumah Bara, pasti Bara yang akan memengang kendali atas diri Nia.

Bara menelan salivanya tidak mau membantah. “Terserah kamulah, toh itu badan kamu sendiri kalau sakit kamu juga yang ngrasain.”

Tanpa menjawab lagi, Nia sudah merebahkan dirinya pada kasur busa tipis dengan bantal dan guling serta selimut yang tidak terlalu tebal tapi cukup untuk menghangatkan tubuhnya yang kecil. Perlahan matanya mulai tertutup. Bara yang di atas kasur, bisa melihat Nia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status