Untuk mengikuti misi Lixuan harus lah mengikuti seleksi yang diberikan oleh York. Pada saat ini dia sedang bersiap untuk melakukan seleksi tersebut."Pakaian apa ini Lisa?" Tanya Lixuan.Pada saat ini dia berada didepan cermin, Lixuan membolak balikan tubuhnya untuk melihat apa yang dia kenakan. Sebuah baju berwarna biru yang terbuat dari karbon itu terlihat begitu ketat, otot pada tangannya terlihat dengan jelas. Sirip ikan pada kakinya itu membuat dia cukup kesulitan untuk bergerak.Seandainya Lixuan bertarung didaratan mengenakan pakaian itu pasti dia akan kesulitan untuk bergerak. Pantas saja York mengatakan seleksi itu cukup sulit untuk diselesaikan. Mengetahui kebenaran itu Lixuan merasa dirinya tak akan mampu menyelesaikan tes tersebut."Pakaian renang?" Ucap Lisa.Lixuan pun menghembuskan nafasnya Karena mendengar hal itu. Hey seharusnya dia tahukan pakaian apa yang dia kenakan mengingat Lixuan adalah renkaransi Sindra yang pernah hidup dimasa lalu. Dizaman moderen.Dia me
Beberapa menit telah berlalu, Suara milik Lixuan asli itu telah berhenti semenjak Sindra menjadi tenang. Keinginannya untuk tak membunuh manusia mencegah suara tersebut menghilang."Ada apa Lixuan? Kenapa wajahmu berubah seperti itu? Apakah Lixuan asli mengatakan sesuatu padamu?" Tanya Lisa.Dia juga mendengar Lixuan berkata diam, padahal dia sebelumnya tak berbicara. Didalam benak Lisa dia sudah sepenuhnya yakin bahwa Sindra sedang berbicara dengan Lixuan."Bukan apa tidak usah dipikirkan, mari antarkan diriku menuju tempat seleksi," ucap Lixuan.Antara dia dan Lixuan tidak ada hubungannya dengan Lisa, hubungan interpersonal atara mereka berdua adalah sebuah hal yang rahasia. Lisa pun mengangguk, jika Lixuan berkata tidak apa apa maka semua itu tidak apa apa, begitulah pikirnya. Lisa dan Lixuan pun segera keluar dari kamar itu, dia membuka pintu dengan sentuhan lembut.Pintu terbuat dari tanah liat itu perlahan mulai terbuka menunjukkan jalan untuk menuju dunia luar. Tidak ada satup
"semuanya apakah kalian sudah siap melakukan seleksi ini," tiba tiba suara teriakan itu terdengar oleh para orang orang yang sedang berbaris. Itu bersumber dari barisan paling depan, dia adalah York yang melakukannya. Mendengar suara itu semua orang tiba tiba membenarkan posisinya, pandangan yang fokus kedepan dan tubuh tegap dilakukan oleh semua orang. "tentu saja siap Pak," ucap semua orang dengan serempak. York yang mendengar itu tak miliki alasan untuk menahan para orang orang yang akan menjadi anggota barunya, "lakukanlah seleksi pertama, kalian hanya punya waktu 1 jam, jika melewati batas waktu yang ditentukan kalian akan gagal, semuanya bergerak," teriak York dengan suara tegasnya. Para orang orang yang sedang berbaris itu segera mengambil tabung berisikan oksigen itu. Suara langkah deru kaki memenuhi pantai yang ada disana, pohon kelapa menjadi saksi bisu betapa bersemangatnya mereka. Lixuan juga masuk kedalam air, tubuhnya tenggelam kedasar lautan yang luas. Warna bi
"apa bukankah benda yang digunakan oleh Lixuan itu adalah bunga api? Sejak kapan dia memilikinya," tiba tiba Lisa berkata seperti itu.Dia terus menerus mengusap-ngusap pelipis matanya, tapi apa yang dilihat itu tetap sama. Dilayar itu terdapat Lixuan yang sedang melawan monster laut, bentuknya seperti naga kecil, namun itu berkaki empat dan memiliki cangkang ditubuhnya. Lixuan pun menghujani monster itu dengan peluru pistolnya, dia cukup mudah untuk membunuh beberapa monster yang terus menyerangnya. Namun walaupun begitu, musuhnya itu tak ada habis habisnya menghampiri dia."Kau serius Lisa?" Ucap York yang memantau para anggota seleksi lain, karena satu layar tak cukup untuk memantau para anggota seleksi yang berjumlah puluhan orang itu, Lisa membuat alat untuk memantau itu cukup banyak. Sampai sampai memenuhi ruangan terbuat dari besi berbentuk kubah yang berada didekat pantai itu.York itu pun mengaruk ngaruk kepalanya sembari berjalan menuju keaarah layar yang sedang dipantau ol
Dibelahan benua yang berbeda terdapat tamu yang sedang menunggu tuan rumah, dia bertubuh gagah dan tampan. Satu satunya yang membuatnya terlihat aneh adalah telinga serigalanya. Dia sedang menikmati secangkir teh hangat yang disediakan didepan matanya, satu lahapan roti sepiring itu habis binasa. Agaknya peria itu lapar sekali."Maaf membuat mu menunggu tuan Hans," ucap pemilik rumah tersebut. Dia adalah orang yang sempat bertarung melawan para bandit bersama Lixuan beberapa hari yang lalu. Yap tepat itu adalah Baldur."Wah ada anak lemah yang waktu itu, ternyata kau sudah gagah ya. Ngomong ngomong apa apan rumah mewah itu, kau dahulu bilang kau adalah anak miskin yang tak memiliki apa apa," ucap Hans.Sosok peria bernama Hans adalah sahabat dekat Haven, dia dahulu adalah jenderal kerajaan Alrnat dimasa kepemimpinan ayahnya Lixuan, namun karena kerajaan kou yang tidak lain adalah tempat tinggalnya memisahkan diri dari kerajaan Alrnat. Hans tak menjadi jenderal kerajaan itu lagi. "A
Baldur menghembuskan nafasnya dengan intonasi yang cukup banyak, dia bukannya mengeluh melainkan lega atas apa yang telah dilakukan oleh gurunya. Membiarkan penghianat memasuki rumahnya adalah hal yang tak ingin dibiarkan begitu saja oleh Baldur.Namun itu tak bisa dicegahnya karena peria bernama Devil cukup pintar. Mengetahui informasi barusan kewaspadaannya terhadap Devil mulai meningkat secara ekstrim."Oh iya ngomong ada urusan apa kau datang ketempat ini, manamungkin raja kerajaan kou hanya memerintahkan mu untuk membereskan mata mata milik perdana menteri itu," ucap Baldur. Sebelum memberitahukan alasan kedatangannya kerumah milik Baldur, Hans mengambil cangkir berisikan teh. Dia pun meminumnya. Setelah gelas itu habis Baldur membalikkan gelas tersebut. "Apakah kau tahu apa yang sedang aku lakukan?" Ucap Hans.Tentunya Baldur menggeleng gelengkan kepalanya, apa apaan guru itu kenapa dia melakukan sesuatu tindakan yang tidak jelas. Setelah mendapatkan jawaban itu, Hans mengisi
Hans yang sudah mengisi perutnya dengan roti kering itu segera berdiri dari tempat duduknya. Dia pun mengucapkan salam perpisahan pada Baldur. Muridnya itu pun melepaskan kepergian gurunya dengan senyuman.Baldur pun keluar melewati gerbang kediaman Baldur, dia berjalan menuju keaarah kandang kuda. Sebelumnya dia meletakkan kuda kesayangannya itu disana.Akhirnya dia sampai ditempat tersebut, kuda berwarna putih bersih itu seperti salju yang menenangkan. Dia berteriak seakan akan tahu apa yang akan dilakukan oleh Hans, kuda itu sudah tak sabar untuk melanjutkan perjalanan lagi. Hewan itu meraung sehingga membuat Baldur membelai kepalanya dengan lembut, dia pun segera menaiki kuda tersebut. Kuda sekaligus penunggangnya itu pun benar benar meninggalkan kota Bursa.****Satu hari perjalanan yang amat melelahkan itu akhirnya berakhir, Hans sudah tiba diibu kota berada. Dia memasukinya dengan santai, berhubung dia memiliki ijin untuk melewati gerbang, Baldur berhasil melihat kerumunan m
"Hey hey ini bukan sebuah leluconkan," ucap York. Tak henti hentinya anak bernama Lixuan itu membuat dia terkejut, baru saja York terkejut dengan bunga api model baru. Namun kali ini dia dibuat terkejut oleh bazoka yang digunakannya untuk membunuh musuh. "Ya kali ini aku tak heran apabila Sankald bisa berubah menjadi bazoka," ucap Lixuan.Berbeda dengan pistol, Sindra memang dahulu telah membuat Sankald bisa berubah menjadi bazoka. Ya pada dasarnya itu semua hanyalah omong kosong, biak pistol ataupun bazoka Sankald sejak dahulu memang sudah bisa berubah menjadi dua benda tersebut.Mana mungkin seorang dewa yang bisa melihat seluruh isi bumi tak memiliki ingatan tentang bazoka ataupun pistol itu. Pada dasarnya Sankald diciptakan dari ingatan milik Sindra."Sepertinya sudah cukup untuk memamerkan kemampuan ku," ucap Lixuan. Dia pun mengambil ikan Hiu berbentuk mini itu, lalu dia pun mendekatkan benda itu diwajahnya. "Hey paman York bagaimana bentuk bunga permata berkliau itu, jangan