Share

210. Part 6

SETELAH BERLARI hampir sepenanakan nasi, kakek yang sejak sepuluh tahun lalu mengasingkan diri itu menghentikan kelebatan tubuhnya di sebuah padang rumput. Dia berhenti tepat di depan pintu gerbang sebuah bangunan besar berupa puri. Pondok Matahari!

Sementara menunggu kedatangan Pendekar Kera Sakti, Mahendra Karnaka mengatur jalan napasnya yang terdengar memburu. Seperti Pendekar Kera Sakti, tadi dia pun telah mengerahkan ilmu peringan tubuhnya sampai ke puncak. Dan rupanya, kemampuan mereka seimbang.

Tiga kejap mata kemudian, Baraka sampai di hadapan Mahendra Karnaka. Napas si pemuda juga terdengar memburu. Wajahnya berubah memerah dengan peluh berlelehan. Kain bajunya pun telah basah oleh keringat.

"Aneh sekali. Keringat pemuda itu menebarkan aroma harum bunga cendana...," kata hati Mahendra Karnaka. "Aku yakin, pakaian yang dia kenakan bukan pakaian sembarangan. Pakaian itu bisa menebarkan aroma harum bila terkena air keringat. Aku yakin pula, pakaian pemuda

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status