Share

162. Bangkitnya Pusaka Kujang Emas

Sinar matahari tampak menerobos celah kecil sebuah ruangan berdinding kayu. Kicau burung di dahan pohon bersahutan dengan angin yang berembus di sela-sela dedaunan. Aliran air sungai tampak deras, menyeret ranting-ranting dan daun-daun kecil. Ikan-ikan berenang riang di sela-sela bebatuan. Lebak Angin kembali menyambut pagi setelah menjalani malam panjang.

Lingga mengerjap, membuka mata perlahan. Pemuda itu mendudukkan tubuh seraya memijat kepala. Pandangannya segera memindai keadaan sekeliling.

“Aku sedang berada di kamarku.” Lingga segera melompat turun, berlari ke luar ruangan, menaiki salah satu pohon. Ia tercengang ketika melihat setengah bangunan padepokan rusak parah dengan pepohonan di sekitar pekarangan yang bertumbangan.

Lingga kembali melompat turun ke arah pekarangan. Bersamaan dengan kakinya yang menginjak tanah dan pandangan yang mengamati sekelilingi, ingatannya kembali pada kejadian penyerangan pasukan pendekar golongan hitam.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status