Share

3. Serangan Taring Pedang

“Akhirnya mereka datang juga!” ucap Chen Shou mengomentari berita yang datang.

Chen Shou sudah memperkirakan sekte Taring Pedang akan datang untuk menyerang sekte Lampion Merah sehingga ia tidak terlalu tekejut.

“Chen Yang... bawa murid-murid berlindung di ruang rahasia. Jangan sampai sekte Taring Pedang melukai mereka,” perintah Chen Shou. “Lindungi juga Kitab Mata Angin!”

Chen Shou menyerahkan sebuah kitab yang dibungkus dengan kain berwarna putih. Ia tau bahwa Kitab Mata Angin adalah alasan sekte Taring Pedang menyerang sekte Lampion Merah.

Chen Shou langsung bergegas keluar untuk memantau situasi. Meski sekte Lampion Merah memiliki kekuatan di atas dari sekte Taring Pedang, tapi ia tidak mau gegabah. Taring Pedang bukanlah sekumpulan Pendekar yang baru mengenal beladiri. Mereka memiliki pemimpin yang memiliki pengalaman di medan pertempuran.

Keberanian mereka menyerang sekte yang lebih kuat tentu memiliki perhitungan tersendiri. Sudah pasti mereka memiliki sebuah rencana khusus dalam penyerangan ini. Chen Shou merasa harus mewaspadai rencana khusus yang disusun oleh Taring Pedang.

“Ayo cepat pergi!” ucap Chen Yang mengajak Zhao Lin untuk bersembunyi.

Tidak ada tanggapan dari Zhao Lin, ia masih kesal karena Chen Shou mengeluarkannya dari sekte Lampion Merah.

Melihat reaksi Zhao Lin yang seperti patung, Chen Yang langsung menarik tangannya tanpa ada perlawanan dari Zhao Lin.

***

“Mengapa mereka tidak datang?” ucap salah satu Pendekar dari sekte Taring Pedang.

“Para pengemis itu menipu kita!” ucap Pendekar Taring Pedang lainnya.

Para Pendekar Taring Pedang terlihat panik dengan situasi yang terjadi. Satu kelompok yang telah membuat perjanjian untuk membantu mereka justru tidak datang. Rencana yang telah mereka susun menjadi berantakan.

Pertempuran terjadi di luar gerbang sekte. Sejak awal, sekte Lampion Merah sudah memperoleh informasi tentang serangan sekte Taring Pedang, sehingga mempersiapkan semuanya agar mereka tidak memasuki sekte Lampion Merah.

Para Pendekar yang menggunakan jubah merah serta sabuk putih ciri khas Pendekar Lampion Merah, terlihat lebih mendominasi dari para Pendekar yang menggunakan jubah hitam beserta topi petani, khas sekte taring Pedang.

Sekte Taring Pedang membawa seratus Pendekar, sedangkan sekte Lampion Merah memiliki 200 Pendekar. Hanya ada 20 Pedakar Ahli dan empat Pendekar Raja di kubu Taring Pedang dibandingkan 60 Pendekar Ahli dan delapan Pendekar Raja pada sekte Lampion Merah.

Satu Pendekar Taring Pedang kerap kali berhadapan dengan dua Pendekar dari Lampion Merah sekaligus yang memiliki kemampuan lebih baik. Lapangan di luar gerbang sekte Lampion Merah dengan cepat berubah menjadi memerah oleh darah dari Pendekar Taring Pedang.

Semakin lama, jumlah Pendekar Taring Pedang semakin mengecil. Semakin sulit juga mereka untuk bertahan.

Sekte Taring Pedang memiliki satu kelebihan yaitu keberadaan pemimpin mereka Jiang Yu yang berada di tingkat Pendekar Kaisar. Hanya dalam beberapa langkah ia bisa membunuh lima Pendekar Lampion Merah sekaligus. Jumlah Pendekar Lampion Merah pun perlahan menurun.

Namun, keuntungan sekte Taring Pedang tidak bertahan lama setelah Chen Shou melibatkan diri dalam pertarungan. Sebuah pukulan secara tiba-tiba mengenai Jiang Yu yang telah membunuh sekitar 30 Pedekar Lampion Merah.

“Chen Shou... akhirnya kau keluar juga!” ucap Jiang Yu sembari tersenyum sinis.

“Orang-orangmu terlihat panik. Sepertinya rencana kalian tidak berjalan dengan mulus.” Balas Chen Shou.

Jiang Yu tidak menanggapi perkataan Chen Shou dan langsung menyerang.

Satu, dua, tiga tebasan dari Jiang Yu berhasil dihindari dengan mudah oleh Chen Shou. Selanjutnya giliran Chen Shou yang mengayunkan pedang yang juga bisa dihindari oleh Jiang Yu.

Sama seperti Jiang Yu, Chen Shou juga berada ditingkat Pendekar Kaisar. Pertarungan keduanya bisa dikatakan seimbang. Dalam waktu singkat, keduanya sudah bertukar belasan jurus.

Chen Shou dan Jiang Yu mengaliri pedang meraka masing-masing dengan Tenaga Dalam. Benturan pedang keduanya menghasilkan sebuah ledakan yang menciptakan kebut tebal. Pedang mereka terlempar ke atas.

Untuk sementara, Chen Shou dan Jiang Yu bertarung dengan tangan kosong. Tapak keduanya saling bertemu, membuat mereka mundur beberapa langkah. Pedang yang tadinya terlempar, kini jatuh tertancap di tanah.

Chen Shou dan Jiang Yu melompat. Mereka bertukar beberapa pukulan di udara. Chen Shou terkena pukulan dari Jiang Yu, membuat ia tersungkur. Jiang Yu mendarat tepat di depan kedua pedang, ia mencabut kedua tersebut.

Jiang Yu menyerang Chen Shou menggunakan dua pedang. Ayunan pedang silih berganti mendatangi Chen Shou, membuat ia harus melangkah mundur untuk membuat jarak.

Jiang Yu merasa di atas angin karena lawan tanpa senjata sementara ia memiliki dua pedang. Namun, penggunaan dua pedang membutuhkan teknik khusus dan juga pedang khusus. Dua hal tersebut tidak dimiliki oleh Jiang Yu sehingga ia membuka banyak celah.

Chen Shou mendaratkan tapak pada Jiang Yu, membuat ia terlempar beberapa meter. Dua pedang terlepas dari tangannya. Cairan merah keluar dari mulut Jiang Yu, bekas tapak menghasilkan jejak berwarna hitam dan mengeluarkan asap tipis.

Jiang Yu memegangi bagian yang terkena tapak Chen Shou, “Tapak Api! Tidak kusangka tua bangka ini sudah sampai pada tingkat ini.”

Tapak Api adalah salah satu ilmu andalan sekte Lampion Merah. Tapak Api akan memberikan rasa panas pada bagian yang terkena tapak dan mampu menguras Tenaga Dalam lawan. Pada tingkat yang lebih tinggi, bekas Tapak Api akan membentuk jejak hitam dan menguras Tenaga Dalam yang lebih besar.

Chen Shou telah berhasil menguasai Tapak Api hingga tingkat yang paling tinggi. Beruntung, Jiang Yu telah mencapai tingkat Pendekar Kaisar sehingga efeknya tidak terlalu besar. Pendekar Raja kebawah akan mengalami kesulitan menghadapi Tapak Api.

Chen Shou dan Jiang Yu kembali melanjutkan pertarungan. Kali ini dilakukan dengan tangan kosong. Gerak tangan dan kaki keduanya terlihat begitu indah, tapi mematikan. Siapa pun yang melihat akan mengira keduanya sedang menari dari pada bertarung.

Pendekar yang telah memahami teknik bertarung dengan mendalam akan menghasilkan gerakan yang indah. Tiap langkah dan gerakan terasa halus dan ringan.

Jiang Yu kembali menerima Tapak Api dari Chen Shou. Namun, ia juga memberikan sebuah tapak pada lawannya, Tapak Harimau. Keduanya kini memiliki jarak yang berjauhan.

Bekas tapak yang diberikan Jiang Yu pada Chen Shou membentuk tiga garis seperti cakaran. Cairan merah keluar dari garis-garis tersebut.

Tidak terlalu banyak waktu yang mereka perlukan untuk memulihkan kondisi. Mereka terus bertarung menggunakan jurus andalan mereka masing-masing. Dalam beberapa menit, mereka telah bertukar puluhan jurus.

Tapak Api dan Tapak Harimau bertemu, menghasilkan sebuah ledakan yang cukup besar. Asap tebal hasil ledakan tersebut sama sekali tidak menghentikan keduanya. Mereka terus saling bertukar jurus.

Cukup lama pertarungan berlangsung, Jiang Yu telah terkena beberapa kali Tapak Api. Tubuhnya kini dipenuhi oleh bekas hitam.

Begitupun dengan Chen Shou yang telah menerima Tapak Harimau. Semakin banyak garis-garis merah di tubuhnya.

Mereka berdua sama-sama berlutut ke tanah. Serangan lawan telah menguras Tenaga Dalam mereka masing-masing. Lebih banyak waktu yang diperlukan untuk memulihkan Tenaga Dalam. Tangan mereka kini menggenggam pedang masing-masing.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status