"Bertapalah di sini sampai kau bisa mengendalikan berkah Dewa Api yang ada di leher kirimu, mengendalikan pikiranmu, mengendalikan nafsumu, terlebih mengendalikan jiwa iblis yang selamanya akan bersarang di tubuhmu. Setelah dirasa cukup, kau boleh pergi, kembali ke kehidupan nyatamu."
Asoka hanya diam mendengar perintah gurunya.
Sesaat sebelum benar-benar pergi meninggalkan Asoka, sang guru memberi bingkisan kecil. Terpancar cahaya kehijauan dari dalam bingkisan.
"Kekuatan berasal dari Dewata dan semua akan kembali ke Dewata pula. Dalam kehidupan ini, menjadi kuat tidak lah cukup. Meski kau menjadi sepertiku nanti, jadi pendekar tanpa tanding, tapi jika hatimu kotor, semuanya percuma. Tidak ada gunanya menjadi kuat!"
"Murid mengerti maksud perkataan Guru, percaya jika semua perintah Guru mengandung kebaikan, untukku, untuk semua Nusantara, untuk para pendekar di dunia ini."
Kepergian Bhagawad Gita menyisakan angin segar yang berhembus dari dal
Dahulu ketika Bhagawad Gita masih muda, dia juga melakukan hal yang sama seperti yang Asoka lakukan, bahkan butuh kisaran tujuh tahun hanya untuk melakukan tapa brata, penyucian diri dari semua aura iblis yang melekat di tubuhnya.Atas bimbingan Ki Damardjati, sang legenda akhirnya tahu apa arti dari kehidupan hingga bisa menggapai tahta tertinggi bertajuk pendekar terkuat sepanjang masa.Semua pendekar tingkat naga pasti mengalami hal yang sama. Karena itulah, pendekar yang sudah mencapai tingkat kahyangan akhir, harus menempuh waktu belasan, bahkan puluhan tahun agar bisa naik tingkat jadi tingkat naga awal.Beberapa bahkan rela diguyur air terjun sampai bahu mereka bungkuk permanen, atau dikubur hidup-hidup di lautan pasir panas demi menyempurnakan kanuragan yang mereka miliki.Tapi itu semua tidak berlaku untuk pendekar aliran hitam, terutama penyembah iblis atau pemuja setan yang penyebaraannya merata di tiap-tiap penjuru dunia. Bahkan pendekar alira
"Gatra yang kau kenal hanyalah perwujudan mustika merah, sedangkan aku adalah roh api yang bisa membakar apapun dengan mudah. Api tidak selalu membakar dan merusak, tapi juga menghangatkan orang-orang yang sedang menelingkup dalam selimut, menjaga suhu tubuh semua bayi di dunia bak telur ayam yang harus dihangatkan agar menetas dalam keadaan utuh tanpa cacat."Gagak berzirah merubah wujudnya jadi sosok orang sederhana berbaju merah lengan pendek polos dengan celana komprang sobek di bagian lutut dan paha. Kumis dan jenggotnya tipis, tapi panjangnya menjuntai hingga sejajar dengan tangannya yang melingkar di dada.Tangan yang terbakar cukuplah jadi alasan kuat Asoka terus memundurkan langkahnya. Dia tidak berani mendekat karena cemas yang berlebihan."Roh api utusan Dewata tidak pernah membakar dan menghancurkan apapun. Kau bukan roh api, kau hanya jelmaan iblis!" Asoka berucap penuh keyakinan. "Kau bahkan membunuh ibu kandungku sendiri, Dewi Anjarlaras!"
"Asoka sedang berada dalam bimbingan Ki Seno Aji dan Ki Damardjati. Selama tidak ada masalah, kondisi Asoka akan berangsur membaik."Abah Suradira dan Empu Nara bisa bernafas lega mendengar kabar baik dari utusan yang dikirim Datuk Lembu Sora. Mereka khawatir Asoka tidak bisa mengikuti Turnamen Neraka Bumi disebabkan aura iblis yang kemungkinan besar keluar kala pertandingan berlangsung sengit.Mengumumkan lima nama yang diutus jadi wakil perguruan di Turnamen Neraka Bumi, ketua perguruan mendapat cemooh dari murid-muridnya sendiri.Bagaimana tidak, Asoka yang baru saja membuat heboh seisi perguruan, kembali diikutsertakan untuk bertanding kembali, bahkan cakupan lawannya tidak hanya dari Perguruan Api Abadi saja. Hal itu bisa menodai citra Perguruan Api Abadi kala iblis Asoka bangkit sehingga mereka berasumsi kalau perguruan ini merupakan perguruan aliran hitam yang bekerja sama dengan Serikat Zhang Ze.Namun Abah Suradira menepis semua tuduhan yang dila
Beberapa minggu berlalu sejak Asoka dirawat di ruangan khusus Ki Damawangsa. Setiap hari setelah terapi, pemuda kuncir minta diajari ilmu berpedang. Sesekali Ki Seno Aji menjenguknya lalu mengajaknya pergi ke Lembah Seratus Pedang guna berlatih ilmu berpedang dan memanah. "Akhirnya kau mencapai tingkat Tulang Macan Muda!" Ki Seno memuji perkembangan Asoka karena dalam satu setengah bulan pemuda itu berlatih keras tanpa henti. Kenaikan tingkat tulang Asoka tentu tak lepas dari bantuan Ginseng serta Jinten Hitam khusus yang disediakan para sesepuh lembah. Padahal sangat sulit menemui pemuda 15 tahun memiliki Tulang Macan Muda, bahkan di sekte-sekte dan perguruan besar sekalipun. Berulang kali Asoka melakukan gerakan di udara untuk sekedar menguji kekuatan barunya. Tubuhnya terasa jauh lebih ringan, bahkan dia bisa lompat setinggi empat meter tanpa bantuan ilmu meringankan tubuh. Kekuatan fisik ditambah berkah dari Dewata membuat Asoka yakin dirinya tida
Sejak percobaan pembunuhan di depan Asrama Api Merah berhasil digagalkan oleh Asoka, pemuda itu mendadak jadi pusat perhatian. Lelanang Mana yang tahu seberapa mengerikannya Asoka, tidak mau berkomentar banyak. Sementara rekan-rekannya sesama lencana emas merencanakan sesuatu untuk menguji kekuatan Asoka.Empu Nara dan Ki Mangun Tapari bisa bernafas lega setelah mendengar berita Asoka berhasil melewati ujian yang diberikan murid lencana emas, tapi mereka berdua tidak sadar ada rencana lebih berbahaya yang sedang disusun rekan-rekan Lelanang Mana.Berembuk di Asrama Api Kuning, keenam murid lencana emas berbincang satu sama lain, memikirkan kematian apa yang berlangsung singkat, namun rasa sakitnya terasa hingga ke ujung tulang.Lelanang Mana yang tidak menggubris ucapan rekan-rekannya, memilih pergi karena dia tidak tertarik dengan rencana pembunuhan ini.Beberapa menit berselang, disepakati bahwa mereka akan membunuh Asoka dengan pisau yang dibubuhi saat
Ketika mencari ramuan ginseng yang beberapa minggu lalu diresepkan Guru Fang sebelum dia meninggalkan Lembah Seratus Pedang, dia menghela nafas panjang karena akhirnya ginseng langka itu berhasil ditemukan. Ini bertepatan juga dengan misi yang diemban Asoka; mencari batang daun kelor untuk menetralkan kekuatan iblis dalam tubuhnya.Hampir setengah jam Asoka tidak bergeming dalam posisinya.Menghela nafas panjang hingga keluar asap putih dari mulutnya, Asoka tidak menyangka kalau ginseng langka itu bisa memiliki banyak manfaat, terutama untuk menghangatkan tubuh dan memperkuat tulang.Asoka ingin merebus ginseng sisanya, namun dia merasakan ada nafsu membunuh yang mengarah padanya. Memang auranya tidak terlalu kuat karena pemiliknya berusaha menyembunyikan nafsu membunuh itu, tetapi Asoka bisa menyadarinya.Dua lelaki menghadang langkahnya keluar dari lorong beringin di tengah Hutan Raksasa Putih, keduanya menggunakan pakaian khas Perguruan Api Abadi.
Berkat Tulang Macan Muda dan latihan fisik yang dibebankan Guru Fang pada Asoka, juga konsumsi herbal ginseng secara rutin, kekuatan pedang Asoka bisa menyamai pendekar yang sudah lolos ujian sabuk merah ilmu berpedang.Satu hal yang paling dikenang Asoka kala belajar ilmu berpedang dari Guru Fang, bahwa tubuh manusia yang terlatih dapat mengeluarkan kekuatan mematikan meskipun dia tidak menggunakan energi sekalipun.Karena itulah kakek kandung Ki Seno membuatkan Sumur Pedang Kembar untuk menghormati keahlian pedang sang pendekar yang berhasil mengalahkan seisi sekte tanpa bantuan siapapun.Kini tinggal dua penyusup yang berdiri di hadapan Asoka, namun pemuda itu masih belum tahu jurus rahasia apa yang akan digunakan."Ye Qiu!" kata penyusup lencana emas. "Biar aku yang menahan serangan bocah ini, kau segera lah duduk bersila memanggil Siluman Kong, katakan ada sesembahan istimewa di sini, Kong pasti tertarik melihat energi dahsyat yang terkandung di tubu
Bumi bergetar hebat menghentikan pusaran angin bercampur asap hitam. Amukan Pedang Hitam Galunggung berhasil diredam, namun gempanya terasa semakin kuat.Ye Qiu muntah-muntah karena perutnya dikocok sedemikian rupa di atas angin, sementara Asoka bertahan sembari menyandarkan tubuhnya di dekat batang pohon beringin. Gelombang energi hebat membuatnya harus selalu waspada."Oak... Oak... Oak..."Asoka mulai menyadari sesuatu. Gagak dan burung-burung di ujung sana terbang ketakutan. Gempa semakin lama terasa semakin kuat, bahkan berhasil mencabut beringin besar dari akarnya.Gatra keluar dari tubuh Asoka, tapi kekuatannya tidak bertahan lama karena efek segel batu laut serta Totok Jari Api Biru, terapi khusus yang diberikan Ki Setyo Waringin guna memastikan iblis Yasa benar-benar tersegel di dalam tubuh Asoka.Sebelum sosok raksasa itu mendekati Asoka, lebih dulu terdengar banyak suara dari semak-semak serta pepohonan di sekitar pemuda berkuncir yang m