Satu jam sebelumnya, orang-orang Balidipa sudah menyiapkan beberapa pasukan elit untuk menyerbu gubuk Kuntasena di tepian selat.
“Kau masih mengemban tanggung jawab besar memburu Asoka, aku sudah menyuruh Panglima Cakra Bumi menunjuk lima pasukan pembantu khusus. Tidak ada kata sendiri, kegagalanmu bisa mencoreng nama baik Balidipa!”
Raja Swarespati marah besar terhadap Arya, namun dia tidak begitu mudahnya menyerah. “Mahapatih Arnawama akan membantumu dengan Ajian Lipat Bumi, setelah menggunakan jurus itu, dia akan tidur selama dua hari untuk memulihkan energi. Jangan nodai kepercayaan mahapatih!”
“Baik, Paduka, kami akan melakukan yang terbaik agar Asoka bisa ditawan seperti Ranu, walaupun taruhannya nyawa kami sendiri.”
Perjalanan yang biasa ditempuh dua hari, bisa disingkat menjadi dua jam.
Enam orang berangkat menuju tepian selat, namun satu di antara mereka menderita luka bakar serius setelah menginjak sala
Kabar kematian mereka perlahan terdengar di telinga warga. Beberapa nelayan yang terikat kerja sama dagang dengan kerajaan Balidipa menyebarkan berita tersebut dari mulut ke mulut.Hanya dalam hitungan jam, Raja Swarespati segera melakukan pertemuan darurat bersama para petinggi.Yang terbesit pertamadi pikiran sang raja,adalah tuduhan miring jika pasukan pengintai mati karena serangan kerajaan Ringin Anom.Selama ini dua kerajaan selalu bersitegang, dan Asoka adalah murid Ki Seno Aji.Ringin Anom berafiliasi dengan Datuk Lembu Sora yang mengampu Perguruan Pasir Putih, juga mengajari beberapa pendekar Ringin Anom, dan atas dasar itu, Swarespati menganggap Ringin Anom mencari masalah dengan Balidipa.Dua kerajaan ini sudah terlibat konflik lumayan lama, sejenak reda, namun masalah ini kembali menyulut api amarah orang-orang Balidipa.Strategi perang diatur.Panglima, penasehat, pemimpin pleton, dan beberapa ahli strategi diku
“Rapat darurat kali ini selesai. Kesimpulan yang didapat adalah, Balidipa menunda kecurigaan dan menahan diri lebih dulu agar tidak menyerang Ringin Anom, sebelum ada kejelasan mengenai berita tentang siapa yang membunuh lima pasukan elit istana.”“Panglima, Mahapatih, dan Pangeran diminta mendiskusikan strategi sebulan setelah pembahasan rapat ini digantung di papan pengumuman istana.”“Jika memang hasil yang ditemukan tim penyelidik tidak menunjukkan adanya campur tangan Ringin Anom, tiga petinggi istana tetap menyusun strategi pertahanan untuk berjaga apabila Ringin Anom melakukan serangan dadakan atas permintaan Asoka.”Penasehat tua itu mengumumkan hasil rapat pada semuanya.Para petinggi kerajaan yang turut hadir pada pertemuan penting itu, memberi penghormatan khusus pada Pangeran Wayankarena keputusannya selalu tepat. Semua di ruang singgasana nampak bahagia, kecuali satu orang.Mahapatih Arnawama m
Sore menjelang malam.Istirahat sudah selesai, waktunya Asokameneruskan perjalanan. Mereka sempat singgah di sebuah kampung yang tak jauh dari sungai, lalu kembali berjalan sebelum fajar terbit.“Satu jam lagi kita sampai di daerah pantai,” lirih Karimsambil tersenyum.“Pemandangan di sana jauh lebih bagus dari perbukitan hijau di perbatasan.”Ketika sampai di suatu kota yang lumayan luas, Asokamenyuruh Karimuntuk memilih kedai dari beberapa kedai yang berjejer di dekat taman kota. Saat masuk, ada seorang pertapa tua yang kemarin mengunjungi pelabuhan dengan tongkatnya.Pertapa itu masih menikmati makanan, sendirian, tanpa ditemani siapapun. Meski umurnya sudah menginjak angka sembilan puluh ke atas,namunketahanan fisiknya masih serasa seperti pemuda gagah berusia dua puluhan.Asokasampai saat ini belum tahu kalau kakek itu adalah Datuk Lembu Sora, pendekar sakti yang membawa mu
Asoka coba mencairkan suasana dengan membuat kegaduhan agar para warga tidak curiga kalau dia adalah buronan yang selama ini dicari kerajaan Balidipa.Datuk Lembu Sora hanya tersenyum, dia sudah tahu sifat asli Asoka dari sejak Asoka dilahirkan di dunia. Semua tertulis dalam kitab Sabdo Waseso dan Ramalan Jayabaya tentang anak dalam ramalan.Pemegang mustika acapkali diajak diskusi dengan Bunar Kumbara, namun di sebuah kesempatan, Meng Khi diizinkan ikut dengan harapan, sang ketua serikat mau berdamai dengan cara tidak membeda-bedakan aliran hitam dan putih.Meng Khi tetap bersikukuh, dia sudah menyatakan sumpah, tetap setia pada Serikat Zhang Ze.Empu Ganda Wirakerti sempat berujar pada Bunar Kumbara, “Titah Dewa sepertimu tidak dihiraukan oleh mereka, apalagi ajakan kami yang hanya manusia biasa.”“Ramalan yang tertulis dalam kitab Sabdo Waseso tidak dapat diubah. Dewata sudah menakdirkan ini … Nusantara melawan Serikat Z
Kedatangan pasukan istana biasanya untuk melakukan geledah atau menangkap seorang penjahat yang dianggap berbahaya. Tangannya gemetar, sampai-sampai gelas yang dipegangnya jatuh.Pengawal itu memakai pakaian bertarung lengkap dengan tombak panjang yang terikat di punggung. Baju zirahnya berhasil mencuri rasa ketertarikan Asoka.Karimakhirnya berdiri dan meminta maaf kepada pemilik kedai. Ini semua ulahnya karena sengaja mengirimkan pesan menggunakan merpati sesaat sebelum mereka berangkat fajar tadi.Pemilik kedai bisa bernapas lega.Bagaimanapun juga, kedatangan pasukan yang tiba-tiba sudah tentu menarik perhatian publik. Apalagi pasukan kerajaan mengendarai kuda dengan pedang dan baju zirah tingkat dua yang biasa digunakan untuk melawan para pemberontak kelas sedang.“Mari Kakang, kita segera berangkat ke istnaa, Paduka Rajatidak sabar bertemu denganmu.” Suara yang lembut selalu menjadi ciri khasKarim, apalagi dipadu
Tabrakan energi tidak terelakkan, Asoka sempat melawan menggunakan dua persen energi alam yang sudah dia simpan di perut, namun tak lama, dia tiba-tiba gontai, kuda-kuda bertahannya rapuh. Tidak sempurna.Asoka mengingat pesan Prabu Wusanggeni bahwasanya tamu harus menjaga tata krama di rumah orang, lebih-lebih, pemuda berkuncir sedang berada di pulau yang jauh dari tempatnya tinggal.Tidak ada yang bisa dimintai tolong di sini.Sebenarnya Asoka bisa mengalahkan panglima Ringin Anom hanya menggunakan haki raja atau aura iblis yang ada dalam tubuhnya, tapi andaikan dia melakukan itu, bisa-bisa seluruh istana mengecam perbuatannya, dan dia tidak lagi dianggap sebagai tamu kehormatan, melainkan jadi tawanan kelas atas.“Aku harus mengalah sebelum mereka menganggapku sebagai penyusup.” Batin Asoka bergemuruh, namun dia tidak bisa melakukan apa-apa selain membiarkan energi Mangkualam menerjang seluruh tubuh belakangnya.Bruk!Lelaki i
Sementara Asoka sedang berbincang di Ringin Anom, para petinggi Serikat Pendekar Nusantara terus mengawasi pergerakan Serikat Zhang Ze dan Perguruan Elang Hitam. Mereka sempat mengadakan rapat darurat di Kastil Menara Energi untuk membahas hal ini, namun rapat tidak berjalan lancar karena Ki Seno Aji dan Datuk Lembu Sora sedang berhalangan hadir sehingga rapat yang awalnya lancar, berubah menjadi debat kusir. Yung Chen dan Pangeran Kamandanu membubarkan rapat, mereka meminta Pangeran Kundalini menyiapkan ruangan khusus di istana Ringin Anom karena dua jam lagi beberapa utusan Ikatan Pendekar Nusantara berangkat ke sana. "Ada surat permintaan dari Empu Ganda Wirakerti dan Ki Kusuma Aji, kita adakan diskusi tertutup di Segoro Kidul, tempat teraman yang tidak tersentuh aliran hitam." Surat itu dibacakan Prabu Wusanggeni, dan beberapa petinggi menyatakan setuju. "Satu jam lagi aku sampai di sana." Yung Chen pamit undur diri karena dia harus mengantar dua
Beberapa prajurit mengawal Raja Galih di ruangan tersebut. Mereka khawatir Asoka berniat melakukan hal buruk, melukai, atau bahkan membunuh raja.“Biarkan kami di sini mengawal Anda.” Panglima pleton enam maju dua langkah.Agaknya terlalu berbahaya membiarkan raja berduaan dengan lelaki asing yang bahkan tidak pernah dikenal sebelumnya. Seharusnya ada satu dua pengawal yang menemani, tapi raja Galih menolakdengan alasan, pertemuan ini jauh lebih rahasia dari rapat bersama para petinggi.“Ta-tapi, Paduka…”“Ini perintah, kalian bebas mau melaksanakannya atau tidak. Bagi yang menuruti perintahku, segera kalian pergi dari sini dan cukup berjaga di luar ruangan.” Raja Galih menaikkan suaranya sedikit seolah dia sedang memarahi para prajurit.“Baik, Paduka, kami akan berjaga di luar.”“Satu lagi, jangan biarkan orang lain masuk ke ruangan ini sampai aku keluar. Tidak seorang pun d