Share

Pamit

“Kakang kenapa pergi sekarang? Terus nasibku bagaimana?” Fahma kecil menghampiri Asoka dan meraih tangannya. Mata Fahma berlinang air mata karena tidak ingin berpisah dengan Asoka.

Asoka menatap wajah gadis kecil itu. Matanya sudah normal dan sangat indah. Asoka merunduk, lalu mengelus rambut Fahma yang agak gelombang.

“Kamu yang tenang ya di sini, kakang pergi tidak lama, kok. Ada kakang Barok, ada Guru Langkir, ada Raden Kusuma juga. Mereka adalah keluarga kita.”

Tidak lama kemudian, Raden Kusuma datang dan menepuk pundak Fahma dari belakang.

“Iya, Nduk, biarkan kakangmu melanjutkan perjalanan. Membawamu terlalu berbahaya karena perjalanan kakang Soka akan semakin rumit sekarang. Belum lagi, jarak tempuhnya jauh.”

“Ja-jadi Fahma cuma beban Kakang?” Tangis Fahma tambah pecah. Dia merasa bersalah karena telah meninggalkan istana.

Asoka mendekati Fahma dan mengelus keningnya. “Bukan, Adik.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Zulfa Kinanthi
wehhhhh, kok tumben lama
goodnovel comment avatar
Smail Firmansyah
lanjutkan kan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status